Mampukah Pria Macho Menjadi Ayah Idaman?

Apakah para pria juga sama seperti kaum wanita, terlahir dengan insting menjadi orangtua dan memiliki sisi lembut seorang ayah /ibu?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pria macho yang tampak galak bukan berarti nggak bisa jadi ayah yang baik.

Pria itu bertato, berotot, berewokan, tinggi besar. Jika berbicara selalu tegas dan cenderung kasar. Tapi toh ada saja wanita yang jatuh cinta pada mereka dan menikahinya. Lalu apa yang selanjutnya akan terjadi ketika mereka menjadi seorang ayah?

Apakah semua pria, bahkan yang tampak sangar (bahasa Jawa dari kata ‘macho’) sekalipun, bisa menjadi ayah? Dan bagaimanakah mereka akan bersikap kepada anak-anak? Jika penampilan luarnya saja sudah mengerikan, bukan tidak mungkin mereka akan menyakiti anak-anak mereka sendiri.

Bisakah pria macho jadi ayah yang baik?

Menurut sebuah artikel di The Strait Times, level testosteron pada pria menurun ketika mereka menjadi seorang ayah. Hal ini terungkap lewat sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat.

Penemuan ini merupakan jawaban bagi apa yang dipercayai kaum pria selama ini, bahwa maskulinitas mereka berkurang ketika menjadi ayah. Namun menurunnya maskulinitas justru merupakan sebuah pertanda baik dalam hal pengasuhan anak (parenthood).

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hasil studi sekaligus menegaskan sebagaimana para wanita diciptakan untuk menjadi ibu, semua pria terlahir untuk menjadi ayah. Meskipun sikap mereka kepada anak-anak cenderung kurang bersahabat atau kaku.

Kabar baiknya adalah, pria macho dengan hormon testosteron lebih tinggi dari para pria pada umumnya lebih berpeluang untuk menjadi seorang ayah.

Dan penurunan hormon testosteron yang terjadi beberapa saat sesudah mereka menjadi ayah, menjadikan pria macho bersikap lebih lembut dan perhatian ketika mengasuh bayi mereka.

Kesaksian para istri pria macho

Bahkan para pria ter-macho sekalipun berhasil mengejutkan para istri dengan sisi lemah lembut mereka yang belum pernah terungkap sebelumnya. Juliana Lim, misalnya, mengaku suaminya menjadi lebih lembut ketika bayi perempuan mereka lahir.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Linda Arifin mengatakan gaya berjalan suaminya mirip seorang gangster. Tapi semenjak menjadi ayah, ia selalu bersikap sopan dan tak pernah berbicara dengan suara tinggi kepada putra kecil mereka.

Lain lagi kisah Elizabeth Wong. Ia mengatakan suaminya bukan seorang penyanyi dan tidak suka menyanyi. Ketika bayi mereka lahir, ia tak keberatan menggendong bayi mereka dan meninabobokannya. “Menyenangkan sekali melihatnya,” kata Elizabeth.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Coba lihat berapa jumlah jempol yang Anda dapat jika mengunggah foto si pria macho dan bayinya di Facebook.

Manfaat menjadi ayah

Penelitian di atas juga menyimpulkan bahwa sikap atau tindak tanduk manusia berpengaruh pada kadar hormon dalam tubuh mereka. Jika kadar hormon estrogen yang tinggi dapat mengakibatkan kanker payudara, demikian juga kadar hormon testosteron yang berlebihan dapat berujung pada kanker prostat.

Menurunnya kadar hormon testosteron sama artinya dengan berkurangnya resiko mengalami penyakit kanker. Oleh karena itu Anda para ibu sudah sepantasnya menyemangati, memberikan pujian atau melakukan berbagai upaya untuk membuat pria macho Anda tak patah arang menjadi ayah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Misalnya, bujuk dia berpose semanis mungkin sambil menggendong bayi mereka. Trus unggahlah foto itu di sosmed Anda dan jangan lupa tag/tandai dia.

Tunggu reaksi atau komentar teman-teman dan coba lihat berapa jempol atau ‘likes’ yang didapatnya. Saya jamin si dia pasti ketagihan mengunggah foto bersama bayinya lagi.

Parents, semoga ulasan di atas bermanfaat.

Baca juga:

Calon Ayah pun Mengalami Perubahan Hormon Saat Istri Hamil

Tipe Ayah Apakah Anda?

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

jpqosinbo