Sarana Belajar Bersama Anak, Ini 4 Jenis Majas Beserta Contohnya

Majas merupakan cara melukiskan sesuatu dengan menyamakannya dengan sesuatu lain yang kerap digunakan dalam sebuah karya sastra.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Buat Parents dan buah hati yang menyukai sastra, sudah belajar dan mengulik seputar majas, belum?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, majas merupakan cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain. Majas juga disebut sebagai kiasan, baik dalam konteks tulisan maupun lisan.

Salah satu jenis gaya bahasa ini memang sering kali kita temui dalam karya sastra, Parents. Bisa dalam genre prosa, puisi, maupun teks drama. Namun, memang, hal ini sering kali kita temui dalam karya sastra bergenre puisi. Majas dapat berfungsi untuk menghidupkan sebuah karya sastra dan menimbulkan suatu konotasi tertentu.

Artikel terkait: Nama Hari dalam Bahasa Inggris dan Contoh Kalimatnya untuk Anak

Sementara itu, menurut Harimurti Kridalaksana dalam Kamus Linguistik, majas memiliki pengertian, yakni sebagai berikut:

  • Sebuah pemanfaat kekayaan bahasa yang dilakukan oleh seseorang, bisa dituangkan dalam cara bertutur atau menulis
  • Ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra
  • Pemakaian ragam tertentu yang dilakukan untuk memperoleh efek tertentu

Lebih lanjut tentang hal ini, yuk kita simak saja ulasan seputar majas yang telah kami rangkum dari berbagai sumber sebagai berikut!

Jenis-jenis Majas dan Contohnya

Ada berbagai jenis majas dalam bahasa Indonesia. Secara keseluruhan, dapat dikelompokkan menjadi empat, yakni majas perbandingan, majas sindiran, majas penegasan, dan majas pertentangan. Berikut ini penjelasan selengkapnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

18 Macam Majas Perbandingan dan Contohnya

Majas perbandingan merupakan majas yang membandingkan satu objek dengan objek lainnya. Beberapa Majas perbandingan terdiri dari:

1. Alegori: Cara menyatakan dengan menggunakan kiasan tertentu

Contoh: Kehilangan seperti sungai tak berdasar.

2. Alusio: Cara menyatakan sesuatu dengan kiasan yang memiliki kesamaan dengan yang telah terjadi sebelumnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Contoh: Hidupnya seperti laksana Cinderella.

3. Simile: Membandingkan dengan kata depan atau kata penghubung tertentu, seperti layaknya, bagaikan, umpama, ibarat, dll.

Contoh: Dua orang ini bagaikan air dan minyak, tidak pernah bisa akur.

4. Metafora: Membandingkan satu benda dengan benda lain yang memiliki sifat yang sama atau hampir sama.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Contoh: Presiden Amerika Serikat tersulut emosinya.

5. Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.

Contoh: Seekor ular sedang mengamati tikus yang menjadi menu makan siangnya.

6. Sinestesia: Ungkapan respons suatu indra yang dicurahkan melalui ungkapan rasa indra lainnya.

Contoh: Ia mengendus kebohongan yang tidak ia katakan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

7. Metonimia: Menggunakan nama suatu benda untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.

Contoh: Ia menyelipkan satu batang Gudang Garam dalam sakunya.

8. Litotes: Mengungkapkan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.

Contoh: Mari mampir di gubuk saya.

9. Hiperbola: Melebih-lebihkan suatu pernyataan hingga hampir atau bahkan tidak masuk akal.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Contoh: Teriknya matahari hampir membakar kulitku.

10. Personifikasi: Menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.

Contoh: Ombak menjilati kaki mungilku.

11. Depersonifikasi: Menggunakan sifat-sifat suatu benda untuk manusia.

Contoh: Hatinya telah membatu, padahal semua orang sudah berusaha menasihatinya.

12. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.

Contoh: Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.

13. Totem pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.

Contoh: Indonesia bertanding voli melawan Thailand.

14. Eufimisme: Mengungkapkan kata-kata kasar secara lebih halus.

Contoh: Kamar kecil ada di sebelah mana, ya?

15. Disfemisme: Mengungkapkan kata-kata tabu sebagai sesuatu yang apa adanya.

Contoh: Susanto sedang membaca koran. (Susanto memiliki usia lebih tua)

16. Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.

Contoh: Ular itu mengkhawatirkan tikus di depannya direbut oleh kawanan elang.

17. Eponim: Menyebutkan nama seseorang yang memiliki hubungan dengan sifat tertentu yang ingin diungkapkan.

Contoh: Susi akan menjadi Beethoven masa depan.

18. Asosiasi: Membandingkan dua hal yang berbeda, tetapidinyatakan sama.

Contoh: Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.

Artikel terkait: Ajarkan Peribahasa Indonesia Ini pada Anak Agar Sadar Pentingnya Pengelolaan Keuangan

4 Macam Majas Sindiran dan Contohnya

1. Ironi: Menyembunyikan suatu fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.

Contoh: Wduh, suaranya bags sekali seperti kaleng rombeng.

2. Sarkasme: Mengatakan suatu sindiran secara kasar dan apa adanya.

Contoh: Kamu itu mahasiswa! Masa mengerjakan soal seperti ini saja kamu tidak bisa.

3. Sinisme: Mencemooh suatu pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).

Contoh: Kamu kan sudah pintar? Mengapa harus bertanya kepadaku?

4. Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dan lain-lain.

Contoh: Tidak ada gunanya saya berbicara sampai mulut saja berbusa.

12 Macam Majas Penegasan dan Contohnya

1. Apofasis: Menegaskan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.

Contoh: Saya tidak akan mengatakan bahwa Anda telah menggelapkan uang negara.

2. Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.

Contoh: Dia menyaksikan pemecatan itu dengan mata kepalanya sendiri.

3. Repetisi: Mengulang kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.

Contoh: Seperti kata Presiden Joko Widodo, kita harus kerja, kerja, kerja!

4. Pararima: Menggunakan pengulangan konsonan di awal dan akhir kata atau bagian kata yang berlainan.

Contoh: Karena sedang sakit perut, dia harus bolak-balik ke kamar mandi.

5. Aliterasi: Mengulang konsonan pada awal kata secara berurutan.

Contoh: Lintasi laut, lewati lembah.

6. Paralelisme: Mengungkapkan dengan menggunakan kata, frasa, atau klausa yang sejajar.

Contoh: Dengan atau tanpa make up, ia tetap akan terlihat sangat cantik.

7. Tautologi: Mengulang kata dengan menggunakan sinonimnya.

Contoh: Kemauan dan keinginannya untuk ke luar negeri sudah tidak bisa dibendung lagi.

8. Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" agar mendapat suatu efek tertentu.

Contoh: Kutulis surat ini kala hujan gerimis. (Salah satu kutipan puisi W.S. Rendra)

9. Antanaklasis: Mengulang kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.

Contoh: Meskipun ia seorang kutu buku, ia tidak suka membaca buku sejarah.

10. Klimaks: Memaparkan suatu pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.

Contoh: Baik rakyat kecil, kalangan menengah, maupun kalangan atas berbondong-bondong menuju ke TPS untuk memenuhi hak suara mereka.

11. Antiklimaks: Memaparkan pikiran atau hal secara berturut-turut semakin lama, semakin menurun.
Para bupati, para camat, dan para kepala desa.

12. Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
Contoh: Mengejar impian menjadi hal yang sangat diinginkan Roni.

Artikel terkait: Stop Lakukan 15 Hal Ini Kepada Suami Kalau Mau Rumah Tangga Bahagia!

5 Macam Majas Pertentangan dan Contohnya

1. Paradoks: Mengungkapkan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, tetapi sebenarnya keduanya benar.

Contoh: Walaupun hidup seribu tahun, bila tak sembahyang apa gunanya.

2. Oksimoron: Mempertentangkan secara berlawanan bagian demi bagian dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan dalam frase atau kalimat yang sama.

Contoh: Mereka semua berjanji akan melewati semua ini dalam keadaan suka maupun duka.

3. Antitesis: Mengadakan komparasi, perbandingan antara lawan kata atau antonim.

Contoh: Berat ringan pekerjaan ini akan bergantung pada kekompakan kelompok kita.

4. Kontradiksi interminus: Menggunakan pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.

Contoh: Rumah makan itu menjual menu masakan Eropa, kecuali pada hari Rabu dan Selasa.

5. Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.

Contoh: Ternyata selama ini Bandung Bondowoso dan Sangkuriang berteman di medsos selama ini.

Demikian penjelasan mengenai majas, beberapa jenis, dan contohnya. Secara umum, majas memang berfungsi untuk memberikan efek estetis pada suatu tulisan, terutama karya sastra. Anda bisa mengajarkan anak mengenai materi ini secara garis besarnya sebagai salah satu sarana pengenalan terhadap ragam sastra Indonesia. 

Semoga bermanfaat!

***

Baca juga:

id.theasianparent.com/kata-mutiara-untuk-anak

id.theasianparent.com/10-kata-bijak-mengharukan-tentang-anak-dan-parenting

id.theasianparent.com/nama-bayi-perempuan-islami-3-kata