Belum selesai duka akibat musibah tsunami di Palu dan Banten, masyarakat kembali dihebohkan dengan musibah Longsor Sukabumi. Banyaknya korban yang berjatuhan pada musibah tersebut, membuat munculnya tagar #PrayForIndonesia di media sosial.
Longsor yang terjadi di Sukabumi ini menelan cukup banyak korban, salah satunya karena tertimbunnya pemukiman arga oleh longsoran tanah. Video longsor Sukabumi beredar setelah diunggah oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (31/12/2018).
Dari video amatir yang dirilis BNPB tersebut menunjukkan persitiwa longsor yang terjadi di Kampung Adat Cimapag, Desa Sinaresmi, Cisolok, Sukabumi ini telah menelan banyak korban. Jumlah korban terdampak bencana longsor Sukabumi ini diperkirakan mencapai ratusan jiwa.
Video longsor Sukabumi yang terekam lewat video amatir masyarakat
Puluhan rumah di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat diterjang tanah longsor pada Senin (31/12) petang. Tanah longsor tersebut terjadi akibat hujan deras yang terjadi dari pagi hari. Hujan seharian membuat tanah dari bukit ambles ke pemukiman warga. Diperkirakan ada 30 lebih rumah warga yang tertimbun tanah longsor.
Tim gabungan dari TNI-Polri, BPBD hingga relawan dari berbagai organisasi kemasyarakatan masih melakukan evakuasi korban longsor. Namun pencarian korban berjalan lamban karena hujan dan longsor susulan masih terjadi di lokasi tersebut.
Selain mengalami kendala cuaca hujan lebat, hari yang mulai gelap, serta akses jalan menuju lokasi yang terjal juga menjadi alasan terkendalanya proses evakuasi korban tertimbun longsor Sukabumi. Selain itu, terjadinya pemadaman listrik dan jaringan komunikasi yang buruk juga menjadi penghambat evakuasi korban.
BNPB juga memberikan keterangan terbaru terkait kronologi kejadian, dan jumlah korban longsor Sukabumi. Bencana longsor terjadi pada 31/12/2018 pukul 17.30 WIB. Evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban longsor yang menimbun 30 unit rumah terus dilakukan oleh Tim SAR gabungan di Dusun Garehong Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Pada hari ini hingga pukul 10.00 WIB ditemukan 3 korban meninggal dunia yaitu satu orang laki-laki, satu orang perempuan dan satu orang bayi. Sebelumnya, pada 31/12/2018 malam ditemukan 2 orang korban dalam meninggal dunia dimana satu laki-laki dan satu perempuan, sehingga total korban meninggal hingga saat ini 5 orang.
BNPB mengabarkan bahwa pencarian masih dilakukan secara manual karena alat berat sulit didatangkan di lokasi bencana. Tiga alat berat sudah disiapkan namun masih sulit didatangkan ke lokasi karena akses jalan yang sempit, berbukit dan medannya berat.
Bantuan yang terus berdatangan pun terhambat oleh banyaknya masyarakat yang melihat bencana. BNPB menyayanngkan bahwa wisata bencana seperti ini selalu terjadi di saat bencana. Masyarakat berdatangan ingin melihat lokasi bencana. Ada juga ingin menengok dan membantu kerabat yang terkena bencana.
Kondisi jalan yang sempit menyebabkan bantuan, baik personil SAR, logistik, ambulan dan sebagainya terhambat kemacetan. Hal ini menurut BNPB, juga terjadi saat penanganan bencana seperti tsunami di Pandeglang dan Serang, longsor Banjarnegera, longsor Brebes, jebolnya Situ Gintung dan sebagainya.
Longsor susulan masih terjadi meski intensitasnya kecil. Kondisi tanah juga rapuh, terurai dan berlumpur akibat hujan menyebabkan kesulitan tim SAR mencari korban. BPBD Kabupaten Sukabumi, BPBD Provinsi Jawa Barat, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan relawan memberikan bantuan logistik dan pelayanan kesehatan.
www.instagram.com/p/BsFHmHOne6L/
Di saat sebagian besar penduduk bersuka cita menyambut tahun baru 2019, bencana longsor ini justru terjadi dan menimbulkan korban jiwa. Kami turut berduka atas musibah ini, mari kita berdoa berharap agar proses evakuasi bisa berjalan lancar, dan tidak ada lagi
Sumber CNN Indonesia, Tribunnews
Baca juga:
id.theasianparent.com/korban-tsunami