Galau jalani long distance marriage? Khawatir jika pernikahan penuh godaan dan banyak konflik? Bukan hal mustahil jika kondisi pernikahan jarak jauh bisa berjalan dengan baik. Syaratnya, ada beberapa hal memang perlu dilakukan.
Faktanya, kehidupan pernikahan tentu tak saja tidak selamanya berjalan dengan mulus. Hal ini berlaku bagi pasangan yang hidup satu atap ataupun yang sedang terpisah oleh jarak. Meski ada banyak tantangan yang dihadapi, kedua belah pihak harus saling menguatkan untuk tetap bersama membina rumah tangga.
Artikel Terkait: Long Distance Parenting: Tips Kompak Merawat Anak saat Orangtua Tinggal Berjauhan
Jalani Long Distance Marriage atau Pernikahan Jarak Jauh
Mengutip dari Instagram Pusat Konsultasi, Psikologi, Terapi, dan Pengembangan Diri Ruang Tumbuh @ruangtumbuh.id, pernikahan adalah suatu bentuk tertinggi dari menjalin sebuah hubungan. Dianggap demikian karena sebuah pernikahan meliputi semua aspek yang ada dalam sebuah relasi yakni:
- Aspek fisik
- Aspek emosional
- Aspek rohani
- Aspek sosial
Pasangan suami istri harus saling bertoleransi atas keempat aspek di atas yang dimiliki oleh pasangannya. Jika pasangan yang tinggal satu atap saja membutuhkan waktu yang lama dan usaha ekstra untuk mewujudukannya, bagaimana dengan pasangan yang menjalani long distance marriage?
Seperti dilansir dari Very Well Family, penelitian menunjukkan bahwa hubungan jarak jauh akan memiliki serangkaian potensi masalah yang disebabkan oleh jarak geografis antara lain.
Sebut saja misalnya kesulitan keuangan karena harus mengisi dua pos finansial rumah tangga yang berbeda, biaya transportasi dan akomodasi tambahan, perubahan emosi yang lebih ekstrim karena ekspektasi yang terlalu berlebih, serta pandangan yang tidak realistis mengenai keadaan hubungan tersebut.
Artikel Terkait: Harus Tinggal Terpisah dengan Anak, Inilah Kisahku Sebagai Seorang Ibu
Pasangan yang menjalani long distance marriage juga kerap mengembangkan rasa curiga atau takut pasangan tidak setia ketika berjauhan. Menetapkan batasan yang jelas dan bersikap jujur akan dapat sangat membantu dalam hal ini.
Ketika kita menghabiskan waktu bersama pasangan setiap hari, maka interaksi sehari-hari akan cenderung biasa saja. Akan tetapi ketika menjalani sebuah hubungan jarak jauh, ekspektasi berlebih ketika sedang bertatapan muka setelah terpisah bisa saja menjadi sebuah masalah baru.
Harapan yang terlalu ‘tinggi’ bisa membuat Anda kecewa karena waktu yang dihabiskan bersama pasangan ternyata tak seperti yang dibayangkan atau diluar ekspekstasi.
Selain itu, sangat mudah untuk mengabaikan masalah yang berkembang karena jarak. Seringkali karena merasa tidak perlu bertatap muka, orang mengabaikan masalah yang ada di depan mata karena berharap akan hilang dengan sendirinya.
Berdasarkan sebuah riset, perasaan gembira, cemburu, cinta, dan marah akan cenderung muncul lebih ekstrim pada orang-orang yang menjalani long distance marriage.
Masalah seperti mengambil keputusan yang didorong secara emosional, pertengkaran yang tidak perlu, kekecewaan, dapat sering sekali terjadi pada pernikahan jarak jauh.
4 Tips Menjaga Keharmonisan Long Distance Marriage
Meski terdengar sulit, bukan berarti mustahil untuk berhasil menjalani long distance marriage. Studi mengungkapkan bahwa mereka yang menjalani hubungan jarak jauh akan memiliki komunikasi yang kuat serta keintiman yang lebih besar dibanding mereka yang rutin bertemu.
Berikut adalah beberapa tips yang bisa Parents coba untuk menjaga keharmonisan long distance marriage yang dijalani.
1. Menjaga Komunikasi yang Sehat
Kunci utama sebuah hubungan adalah komunikasi yang baik. Bagi Parents yang menjalani LDM, disarankan untuk menjaga jalur komunikasi agar tetap terbuka dan tentunya sehat. Manfaatkan teknologi dan luangkan waktu untuk menghabiskan quality time bersama pasangan.
Setiap hari, usahakan untuk berkomunikasi dengan pasangan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa jalur komunikasi langsung seperti video call atau telepon akan lebih efektif dibandingkan chatting atau pesan teks.
2. Utamakan Kepercayaan
Sangat penting untuk berkomitmen satu sama lain dan mengutamakan kepercayaan pada pernikahan jarak jauh. Bersikaplah terbuka mengenai aktivitas yang dilakukan sehari-hari, karena pada teorinya sebuah rahasia akan menumbuhkan ketidakpercayaan.
Ketika pasangan tahu apa yang Anda lakukan, maka mereka akan merasa lebih ‘terhubung’ dengan Anda meskipun terpisah jauh.
Kebanyakan hubungan jarak jauh gagal karena kurangnya kepercayaan antar pasangan. Jujurlah mengenai kekhawatiran dan ketakutan yang Anda rasakan kepada pasangan.
Ketika menghadapi tantangan, utamakan untuk mendiskusikannya bersama pasangan terlebih dahulu alih-alih orang lain (teman atau keluarga).
Artikel Terkait: 7 Tips Pernikahan LDR Agar Suami Istri Tetap Harmonis dan Romantis
3. Berikan Hadiah Kecil
Kejutan-kejutan kecil bisa membantu menjaga ‘api cinta’ yang ada. Parents bisa mengirimkan hadiah-hadiah kecil yang dipesan secara online, atau kejutan makanan favorit pasangan melalui layanan pesan antar yang bisa dipesan dari jarak jauh.
Sekali lagi, manfaatkan teknologi untuk membuat segala sesuatunya lebih mudah.
4. Hindari Ekspekstasi yang Berlebihan
Ketika sudah waktunya bertemu kembali, sebaiknya usahakan untuk menghindari ekspekstasi atau harapan yang berlebihan. Bertemu kembali dengan pasangan bisa saja menjadi hari yang biasa saja, bukan pertemuan bak sinetron yang penuh haru dan romantis luar biasa.
Tentu membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri agar Anda dan pasangan bisa ‘klik’ setelah sudah lama tidak bertemu tatap muka. Biarkan semuanya mengalir tanpa paksaan.
***
Itulah beberapa hal yang bisa Parents dan pasangan lakukan agar Long Distance Marriage yang dijalani bisa minim konflik. Semoga bisa membantu dan bermanfaat.
Baca Juga:
7 Tips Sukses Jalani Pernikahan Jarak Jauh, Tak Sekadar Jaga Komitmen
Sedang menjalani long distance marriage? Aktivitas seks ini memenuhi hasrat seksual Anda
7 Ide Super Seksi Masturbasi, Cocok Bagi yang Jalani Long Distance Marriage