Sama seperti penyakit kanker lainnya, limfoma Burkitt juga kerap dikhawatirkan. Apalagi jika mengingat kanker yang satu ini merupakan jenis kanker langka yang menyerang sel limfosit B.
Berkembang sangat pesat, itulah mengapa perawatan sangat intensif dibutuhkan untuk mencegah timbulnya ragam komplikasi sekaligus meningkatkan harapan hidup penderitanya.
Limfoma sendiri merupakan jenis kanker darah yang mengenai salah satu jenis sel darah putih yang disebut limfosit. Limfosit terdiri dari sel T dan sel B, yang keduanya berperan penting menjaga sistem kekebalan tubuh.
Limfoma Burkitt merupakan salah satu tipe dari limfoma non-Hodgkin (LNH) yang bermula pada sel limfosit B.
Baca Juga: Selain Gary Iskak, 14 Artis Ini Juga Mengidap dan Berjuang Melawan Kanker
Limfoma Burkitt Memiliki Tiga Subtipe
Apa saja?
-
Limfoma Burkitt Endemis
Banyak ditemukan di wilayah Afrika. Subtipe ini sering dikaitkan dengan penyakit malaria kronis dan infeksi virus Epstein-Barr (EBV).
-
Sporadis
Merupakan subtipe terbanyak. Individu dengan riwayat mononukleosis infeksius akibat infeksi EBV lebih berisiko untuk memiliki limfoma Burkitt subtipe ini.
-
Immunodeficiency-related lymphoma
Disebabkan oleh lemahnya sistem imun tubuh akibat kelainan bawaan atau efek samping obat-obatan tertentu. Subtipe ini rentan dialami oleh individu dengan HIV positif atau memiliki riwayat transplantasi organ.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Gejala limfoma jenis ini sebenarnya akan tergantung pada subtipenya. Namun secara umum, kondisi ini umumnya akan ditandai dengan:
- Demam
- Berkeringat saat malam hari
- Berat badan menurun tanpa sebab
- Kelelahan
- Kelemahan otot
Berdasarkan subtipenya, gejala limfoma Burkitt juga dapat berupa:
- Pertumbuhan abnormal kelenjar getah bening serta pembengkakan dan distorsi tulang wajah pada limfoma Burkitt endemis.
- Perut membengkak, distorsi tulang wajah, berkeringat di malam hari, penyumbatan usus, pembesaran tiroid, dan amandel bengkak pada limfoma Burkitt sporadis serta immunodeficiency-related lymphoma.
Segera temui dokter bila timbul gejala mirip limfoma Burkitt atau ketika pembengkakan kelenjar tiroid berlangsung lebih dari 6 minggu.
Apakah Penyebabnya Bisa Diketahui?
Limfoma Burkitt merupakan salah satu tipe limfoma non-Hodgkin yang pertumbuhannya disebabkan oleh adanya mutasi genetik pada sel limfosit. Sayangnya, penyebab mutasi tersebut masih belum diketahui secara pasti.
Meski demikian, sejumlah faktor berikut diyakini dapat meningkatkan risiko terjadinya jenis kanker ini:
- Tinggal di wilayah endemis malaria.
- Memiliki kondisi yang dapat melemahkan sistem imun seperti HIV/AIDS dan riwayat kemoterapi.
- Gangguan autoimun seperti artritis reumatoid, lupus, atau sindrom Sjögren.
- Memiliki riwayat infeksi virus Epstein-Barr (EBV), virus human T-cell lymphotropic (HTLV), dan bakteri Helicobacter pylori.
Diagnosis Limfoma Burkitt
Selain wawancara medis dan pemeriksaan fisik, diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan berikut untuk mendiagnosis limfoma Burkitt:
- Pemeriksaan radiologi dengan foto Rontgen, CT scan, PET scan, atau MRI.
- Tes darah untuk menilai fungsi organ.
- Tes HIV.
- Tes genetik.
- Biopsi sumsum tulang dan kelenjar getah bening.
- Pungsi lumbal untuk mencari sel limfoma di dalam cairan otak.
Diagnosis sebaiknya dilakukan sedini mungkin untuk mengurangi risiko penyebaran kanker dan komplikasi. Setelah terdiagnosis, dilakukan penentuan stadium Bukitt limfoma untuk mengetahui penyebaran sel kanker dan merencanakan pengobatan.
Stadium awal menandakan bahwa sel limfoma berada di satu area tubuh tertentu (biasanya kelenjar getah bening), sedangkan stadium 4 menunjukkan bahwa sel-sel kanker telah menyebar ke organ lain (seringkali otak dan saraf tulang belakang).
Baca Juga: Mengharukan! Artis Bollywood Ini Mendapat Semangat Melawan Kanker dari Putranya
Pengobatan yang Bisa Dilakukan
Limfoma Burkitt berkembang cepat sehingga pengobatan harus segera dimulai. Pilihan pengobatan utama yakni suntikan kemoterapi intravena intensif. Oleh karena limfoma ini dapat menyebar ke cairan yang mengelilingi otak dan saraf tulang belakang, obat kemoterapi mungkin disuntikkan pula ke dalam cairan otak. Ini disebut dengan kemoterapi intratekal.
Obat-obat kemoterapi yang banyak digunakan untuk mengobatinya adalah:
- Cyclophosphamide
- Cytarabine
- Doxorubicin
- Etoposide
- Methotrexate
- Vincristine
Kebanyakan individu dengan jenis kanker limfoma ini diobati dengan kemoterapi intensif yang dikombinasikan dengan:
- Rituximab, yaitu antibodi monoklonal yang menempel pada sel-sel kanker dan memicu sistem kekebalan tubuh untuk menyerang sel kanker.
- Radioterapi.
- Obat-obat golongan steroid.
- Transplantasi sumsum tulang menggunakan sel-sel penderita itu sendiri (otolog).
- Pembedahan pada kasus tertentu.
Pascapengobatan, individu perlu menjalani pemeriksaan ulang untuk mengevaluasi hasilnya dan apakah terdapat perbaikan kondisi. Diperlukan kontrol rutin untuk memantau pemulihan sekaligus mendeteksi kekambuhan sel-sel kanker.
Baca Juga: Terkena Kanker Limfoma Ganas dan Langka, Ari Lasso: “Optimis Sembuh”
Perlu digarisbawahi, jenis kanker ini bersifat fatal bila dibiarkan. Pada anak-anak, kemoterapi intensif yang segera diinisiasi biasanya dapat menyembuhkan kanker, dengan angka kelangsungan hidup antara 60-90 persen. Sedangkan pada individu dewasa, angka ini lebih bervariasi.
Individu yang berusia tua lebih sulit diobati karena pada umumnya lebih kurang mampu mentoleransi efek samping kemoterapi yang intensif. Secara umum, limfoma Burkitt yang diobati secara dini memberikan angka kelangsungan hidup antara 70-80 persen.
Baca Juga:
11 Gejala Kanker Limfoma, Kanker Langka yang Dialami Ari Lasso