Dalam darah seseorang terdapat beberapa komponen seperti plasma darah, leukosit atau sel darah putih, eritrosit atau sel darah merah, dan trombosit atau keping darah. Salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam memerangi organisme asing yang masuk ke dalam tubuh kita ialah leukosit. Parents, pernahkah terbayang bila tubuh kita memiliki kandungan leukosit rendah atau leukopenia? Pastinya kondisi tersebut membuat seseorang menjadi lebih rentan mengalami penyakit atau infeksi.
Jumlah leukosit dalam tubuh seseorang ini bisa bervariasi, biasanya sesuai dengan usia. Orang dewasa biasanya rata-rata memiliki sekitar 4.000 sel darah putih per mikroliter darah.
Sumber lain mengungkapkan bahwa leukosit yang berada di angka 3.500-10.000 masih terbilang normal. Di bawah angka tersebut, seseorang sudah terkategori mengalami leukopenia.
Kondisi ini tentu memerlukan penanganan yang baik agar tidak semakin bertambah parah. Lalu sebenarnya apa saja ya gejala dan penyebabnya?
Artikel terkait : 9 Tanda leukimia pada anak yang sering disepelekan
Gejala leukosit rendah yang perlu diketahui
Sel darah putih dibuat di bagian sumsum tulang belakang yang nantinya memiliki fungsi untuk kekebalan tubuhnya. Terkait dengan gejala penyakit ini, sayangnya tidak ada tanda spesifik untuk mengetahui jumlah sel darah putih yang rendah.
Namun biasanya seseorang akan lebih rentan mengalami infeksi. Beberapa gejala seseorang mengalami infeksi ini antara lain :
- Panas dingin atau meriang.
- Demam tinggi.
- Berkeringat cukup banyak.
Penyebab leukopenia atau leukosit rendah
Leukopenia bisa terjadi karena sejumlah penyebab atau faktor risiko. Beberapa hal yang diketahui bisa menyebabkannya antara lain :
- Mengalami kanker atau penyakit lain yang merusak bagian sumsum tulang sehingga tidak bisa memproduksi leukosit yang cukup.
- Infeksi parah yang membuat lebih banyak sel darah putih yang mati dibandingkan leukosit yang diproduksi.
- Gangguan bawaan atau genetik terkait dengan fungsi sumsum tulang belakang.
- Infeksi virus langsung yang menyerang fungsi sumsum tulang.
- Mengalami gangguan autoimun yang menyebabkan sel darah putih maupun sel sumsum tulang terganggu produktivitasnya.
- Mengalami sarkoidosis atau terdapat kumpulan sel-sel inflamasi dalam tubuh seseorang.
- Konsumsi beberapa jenis antibiotik tertentu yang bisa menghancurkan sel darah putih.
Artikel terkait : Kanker leukimia pada anak bisa disembuhkan, perjuangan Natarini Setianingsih menjadi buktinya
Di samping berbagai penyebab di atas, ada beberapa penyakit yang secara spesifik berhubungan erat dengan jumlah leukosit yang sedikit, diantaranya :
- Menderita HIV/AIDS.
- Mengalami kelainan limpa yang berakibat pada kerusakan sel darah atau Hipersplenisme.
- Sedang dalam masa kemoterapi.
- Mengalami gangguan genetik terkait produksi neutrofil, komponen sel darah putih, yang rendah atau disebut juga dengan sindrom Kostmann.
- Kondisi malnutrisi atau defisiensi berbagai jenis vitamin, seperti kekurangan vitamin B-12, tembaga, seng, dan folat.
- Mengalami anemia aplastik.
- Memiliki penyakit autoimun seperti artritis reumatoid atau penyakit lainnya.
- Mengalami leukemia.
- Gangguan genetik yang menyebabkan neutrofil gagal masuk ke aliran darah atau Myelokathexis.
- Mengidap penyakit menular seperti Tuberkulosis atau pun penyakit lainnya.
- Memiliki penyakit lupus.
Tahapan penyakit leukopenia
Saat tubuh seseorang terinfeksi penyakit, leukosit dalam darah menjalankan tugasnya untuk melawan infeksi penyakit. Hal ini membuat jumlah sel darah putih seseorang berkurang.
Kondisi sel darah putih sedikit yang berada dalam aliran darah ini disebut juga dengan pseudoleukopenia. Tahap ini merupakan tahap awal sebelum seseorang mengalami leukopenia.
Nah Parents saat kondisi ini bertahan cukup lama dan terus menerus terjadi, pseudoleukopenia bisa berkembang menjadi leukopenia.
Diagnosis untuk kondisi leukosit rendah
Memerhatikan gejala-gejala infeksi saja sebetulnya belum menjadi diagnosis kuat untuk penyakit ini. Kondisi ini akan benar-benar diketahui saat seseorang melakukan tes darah.
Saat mengalaminya, konsultasikanlah berbagai upaya yang sebaiknya dilakukan untuk mencegah berbagai komplikasi yang mungkin terjadi. Selalu ingat, bahwa jumlah sel darah putih yang rendah ini akan membuat seseorang lebih rentan mengalami infeksi.
Oleh karena itu sebaiknya jaga kondisi kesehatan tubuh sebaik mungkin dengan mengonsumsi asupan gizi seimbang, aktivitas fisik yang cukup, beristirahat secara teratur. Selain itu, hindarilah banyak kontak dengan seseorang yang memang memiliki sakit menular.
Sumber : Mayo Clinic, Medical News Today
Baca Juga :
Penelitian: Puasa Dapat Menghambat Sel Kanker Leukimia pada Anak