Ada yang mengatakan, tidak ada kata lulus dalam ‘sekolah’ pernikahan. Setiap hari, bulan, tahun bahkan hingga seumur hidup, pasangan suami-istri terus belajar mengenal dan memahami pasangannya. Juga berjuang melewati krisis pernikahan untuk bisa bahagia menjalani rumah tangganya.
Masalah datang silih berganti. Beberapa ada yang bisa diatasi dengan mudah, sebagian lagi perlu adu mulut untuk bisa menyelesaikannya. Semua itu normal, karena untuk menyatukan dua karakter berbeda memang tidak semudah membalikkan tangan.
Krisis pernikahan biasanya terjadi di tahun-tahun awal perkawinan. Berikut ini beberapa hal yang sering menjadi penyebabnya berserta cara mengatasinya.
8 Penyebab Krisis Pernikahan di Awal Perkawinan
Lamanya Pacaran Bukan Patokan Kebahagiaan Pasutri
Melansir Alodokter, beberapa penelitian mengungkapkan, masa depan pernikahan bisa dilihat dari dua tahun pertama usia pernikahan.
Periode 2 tahun ini disebut-sebut sebagai masa dengan risiko perceraian tinggi. Tidak peduli berapa lama masa berpacaran pasangan tersebut, kunci sukses dan kegagalan sebuah pernikahan, sekali lagi, dipercaya terletak di antara 2 tahun pertama pernikahannya.
Dua tahun itu merupakan momen suami dan istri mengenal lebih dalam lagi, sekaligus menerima segala karakter yang dimiliki pasangannya.
“Karena ada euforia baru menikah, punya harapan tinggi pada pernikahan. Tapi bisa jadi enggak sesuai kenyataan. Ini masa yang rentan,” ujar Ajeng Raviando, Psikolog lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia kepada Kompas.com (13/5/2018).
Jika di fase perkenalan dan penerimaan itu masing-masing pasangan mengedepankan egonya, sulit memahami, tidak rendah hati menerima kekurangan pasangan, tidak bersedia untuk berubah demi pasangan, tidak mau berkompromi, atau lainnya ke arah yang positif, bukannya tidak mungkin pasangan tersebut mengalami krisis pernikahan.
“Dibutuhkan kerja keras, tanggung jawab, kesabaran, dan rasa syukur untuk membentuk pernikahan yang harmonis dan bahagia,” kata Ajeng lagi.
Penasaran apa saja yang menjadi penyebab krisis pernikahan pasutri di tahun-tahun awal perkawinan? Yuk, simak penjelasannya sepertdari Alodokter dan Merdeka.com berikut ini:
1. Gagal Mengantisipasi Konflik
Di dua tahun pertama, suami/istri masih beradaptasi dengan karakter, pembagian tugas rumah tangga, dan mengurus anak.
Di antara itu, mereka juga harus membagi waktu untuk bekerja dan bermesraan dengan pasangannya. Agar semua aktivitas itu berjalan selaras, perlu adanya komunikasi yang baik untuk menghindari konflik atau adu mulut yang rentan terjadi di kemudian hari.
2. Tekanan dan Intervensi dari Keluarga
Menikah dengan pasangan sama dengan menerima keluarga dan norma-norma yang berlaku dalam keluarga besarnya. Jika Anda gagal mengatasi atau tidak mampu masuk dalam norma tersebut, bisa berdampak pada kehidupan pernikahan.
Intervensi mertua juga sering menimbulkan perselisihan antarpasangan. Ini wajar, tapi jika tidak dikomunikasikan dan membiarkan orangtua terus menyetir atau mengontrol kehidupan pernikahan Anda dan pasangan, itu akan merusak keharmonisan rumah tangga.
3. Sungkan Bilang ‘Terima kasih’ dan ‘Maaf’
Kalau salah, mengakulah salah. Kalau benar, jangan tinggi hati dan menjadikan kesalahan pasangan jadi bulan-bulanan. Masih banyak pasangan yang malu atau gengsi mengatakan ‘terima kasih’ dan ‘maaf’ kepada pasangannya.
Mungkin pasangan Anda tahu kalau di dalam hati Anda bersungguh-sungguh berterima kasih atau mengucapkan maaf, tapi hal-hal seperti itu akan lebih baik jika diucapkan di hadapannya. Percaya, deh, ketika Anda mengucapkannya, pasangan akan semakin sayang kepada Anda.
4. Masalah Finansial Penyebab Krisis Pernikahan Paling Sering
Masalah finansial merupakan salah satu tantangan yang kerap dihadapi pasutri di awal pernikahan. Komunikasikan sejak awal apa yang menjadi prioritas keuangan dalam keluarga kecil Anda. Ini untuk meminimalisir pertengkaran jika kemungkinan ada topik mengenai pemenuhan finansial untuk keluarga besar.
5. Kebersihan Diri juga Kerap jadi Penyebab Krisi Pernikahan
Kebiasaan jorok sering kali menjadi pemicu konflik pasutri yang baru menjalani pernikahan 1-2 tahun. Biasanya istri yang suka mengeluh karena suaminya sembarangan meletakkan handuk atau sepatu atau hal lainnya.
Yang namanya kebiasaan buruk harus diubah. Jangan paksakan pasangan menerima Anda apa adanya, termasuk kebiasaan buruk Anda. Jika masih bisa diubah, mengapa tidak Anda lakukan?
6. Pasangan Obsesif Kadang jadi Penyebab Krisis Pernikahan
Ada memang orang yang sangat obsesif dengan pasangannya: marah jika Anda pergi dengan teman lawan jenis, dinas luar kota, atau lainnya.
Jika sejak pacaran Anda sudah mengetahui pasangan seseorang dengan karakter seperti itu, ada baiknya buat kesepakatan sejak sebelum menikah mengenai sejauh mana Anda bisa berinteraksi dengan orang lain.
7. Perbedaan Gaya Hidup
Meski sudah tahu bagaimana pasangan menjalani pola hidupnya selama pacaran, belum tentu Anda mampu hidup bersamanya dengan pola hidup yang dianutnya.
Saat pacaran, pasangan lebih banyak memberikan kompromi, tapi setelah menikah biasanya masing-masing pribadi mengedepankan egonya.
8. Hobi juga Bisa jadi Pemicu Krisis Pernikahan
Ada orang yang senang bersosialisasi dan banyak memiliki teman atau memiliki hobi dan tergabung dalam berbagai komunitas yang berhubungan dengan hobinya tersebut.
Di sisi lain, ada juga orang yang senang menyendiri. Anda dan pasangan orang yang bagaimana? Apakah Anda memiliki hobi yang sama dengan pasangan?
Jika tidak, jangan sampai hobi Anda membuat hubungan Anda dan pasangan renggang atau bahkan mengganggu finansial rumah tangga.
Tips Hadapi Krisis Pernikahan di Awal Perkawinan
Tidak ada pernikahan adem-ayem atau yang tidak memiliki masalah. Tapi apapun masalahnya, diharapkan Anda dan pasangan selalu berkepala dingin dan kompak menyelesaikannya demi keharmonisan rumah tangga. Agar mampu melewati krisis pernikahan terutama di tahun pertama dan kedua, ini tips yang bisa Anda lakukan bersama pasangan:
- Jaga keintiman dengan rutin menjadwalkan waktu khusus berdua saja dengan pasangan.
- Jalin komunikasi yang baik dengan selalu bicara jujur, terbuka, dan saling percaya.
- Minta saran dari orang yang Anda dan pasangan percayai untuk membahas masalah yang tidak bisa Anda dan pasangan selesaikan berdua. Orang itu bisa orangtua, sahabat, atau konselor pernikahan.
Itulah penyebab krisis pernikahan di tahun pertama dan kedua perkawinan, juga tips sukses menghadapinya.
Baca juga:
5 Instrumen Investasi untuk Keluarga Muda, Sudah Parents Miliki?
Ingin Bercerai? Baca Dulu 9 Nasihat Terapis Pernikahan Ini
Usia pernikahan 4 – 7 tahun rawan perceraian, ini 4 cara menghindarinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.