Menjadi suku bangsa terbesar di Indonesia, terdapat tingkatan dalam kosakata bahasa Jawa. Tingkatan bahasa Jawa tersebut memiliki makna dan fungsinya tersendiri agar seseorang dapat berkomunikasi sesuai unggah-ungguh atau tata krama.
Ya, masyarakat Jawa memang memiliki aturan penggunaan bahasa berdasarkan kedudukan pembicara dan orang yang diajak berbicara. Tujuannya untuk menghindari kesalahpahaman antara kedua pihak yang sedang berkomunikasi.
Kosakata Bahasa Jawa Ngoko
Pertama adalah tingkat ngoko yang digunakan untuk menciptakan keakraban antara 2 pihak yang sedang berbicara. Biasanya tingkat dasar ini digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih muda dan kedudukannya setara.
Jika seseorang yang secara usia atau kedudukan lebih rendah berbicara dengan orangtua menggunakan bahasa ngoko, maka ia akan dianggap kurang sopan.
Ada juga ngoko alus yang setingkat lebih tinggi. Bahasa ini digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang sudah akrab, tetapi masih menjunjung tinggi kesopanan dan rasa saling menghormati. Misalnya komunikasi antara sesama rekan kerja di kantor.
- Kowe: Kamu
- Awekedhewe: Kita
- Deweke: Dia
- Iki: Ini
- Kuwi: Itu
- Ngendi: Di mana
- Singendi: Yang mana
- Sopo: Siapa
- Ngopo: Mengapa
- Piye: Bagaimana
- Ora: Tidak
- Menowo: Barangkali
- Uwong: Orang
- Lanang: Laki-laki
- Wedhok atau wadon: Perempuan
- Lare: Anak
- Jeneng: Nama
- Duwit: Uang
- Banyu: Air
- Dalan: Jalan
- Kabeh: Semua
- Seko: Dari
- Saiki: Sekarang
- Anyar: Baru
- Tuwo: Tua
- Dowo: Panjang
- Cendek: Pendek
Larang: Mahal - Benther: Panas
- Adem: Dingin
- Wingi: Kemarin
- Sesuk: Besok
- Nduwur: Atas
- Ngisor: Bawah
- Ngelih: Lapar
- Lara: Sakit
- Ngapunten: Maaf
- Esuk: Pagi
- Awan: Siang
- Bengi: Malam
Piro: Berapa - Ojo: Jangan
- Monggo: Silahkan
- Nuwun: Terima kasih
- Dalem: Saya
- Panjengengan: Kamu
Piyambakipun: Dia - Menika: Ini
- Wonten Pundhi: Di mana
- Ingkangpundhi: Yang mana
- Sinten: Siapa
- Kadosmenopo: Mengapa
- Kadospundhi: Bagaimana
- Inggih atau injih: Iya
- Mboten: Tidak
- Menawi: Barangkali
- Tiyang atau Piyantun: Orang
- Jaler: Laki-laki
- Estri : Anak perempuan
- Putra: Anak
- Asma: Nama
- Artha: Uang
- Toya: Air
- Mergi: Jalan
- Kinten-kinten: Kira-kira
- Sedanten atau sedaya: Semua
- Langkung: Lebih
- Sanget: Sangat
- Saking: Dari
- Sakmeniko: Sekarang
- Enggal: Baru
- Sepuh: Tua
- Cendak: Pendek
- Mirah: Murah
- Awis: Mahal
- Benther: Panas
- Asrep: Dingin
- Kalawingi: Kemarin
- Mbenjang: Besok
- Nginggil: Atas
- Ngandap: Bawah
- Luwe: Lapar
- Rahayu: Bahagia
- Gerah: Sakit
- Ngapura: Maaf
- Enjing-Injing: Pagi
- Siang: Siang
- Dalu: Malam
- Pripun atau kadospundhi: Apa kabar
- Pinten: Berapa
Artikel terkait: Sederhana, Ragam Kosakata Bahasa Sunda dalam Keseharian
Kosakata Bahasa Jawa Krama (Halus)
Di tingkat berikutnya ada bahasa Jawa halus (krama) yang digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua atau orang yang dihormati.
Tingkatan ini menandakan adanya perasaan segan atas orang yang belum dikenal atau orang yang berwibawa, berpangkat, dan lain-lain.
- Sugeng tindak : Selamat jalan
- Dereng: Belum
- Amargi: Karena
- Wontenmriki: Di sini
- Sae: Baik
- Kirangsae: Jelek
- Leres: Betul
- Ageng: Besar
- Alit: Kecil
- Kathah: Banyak
- Sakedhik: Sedikit
- Sami: Sama
- Saget: Bisa
- Kagungan: Punya
- Wonten: Ada
- Kersa: Mau
- Tindhak: Pergi
- Rawuh: Datang
- Ngendika: Bicara
- Dawuh: Bilang
- Mrisani: Lihat
- Ngertos: Mengerti
- Dahar: Makan
- Ngunjuk: Minum
- Mireng: Dengar
- Paringi: Berikan
- Remen: Suka
- Tresna: Cinta
- Penggalih: Pikir
- Ndamel: Membuat
- Lenggah atau pinarak: Duduk
- Tumbas: Beli
- Kendhel: Berani
- Tebih: Jauh
- Cerak: Dekat
- Tengen: Kanan
- Kiwo: Kiri
Artikel terkait: Ragam Kosakata Bahasa Ambon yang Mulai Dilupakan Generasi Muda
Bahasa Jawa Krama Inggil
Krama inggil merupakan tingkatan tertinggi dalam bahasa Jawa. Tak jauh berbeda dari krama lugu, bahasa ini digunakan untuk komunikasi dengan orang yang lebih tinggi, baik secara usia maupun kedudukan.
Krama inggil digunakan untuk menghormati seseorang dengan cara memuliakan orang tersebut. Arti dari kata ‘inggil’ sendiri adalah tinggi atau mulia.
- Abrit: Merah
- Awrat: Berat
- Bethak: Menanak nasi
- Dhawuh: Suruh
- Dherek Ikut
- Elmi: Ilmu
- Kasengsem: Tergila-gila
- Ngemut-emut: Mengingat-ingat
- Jene`: Emas
- Sundulan: Ubun-ubun
- Sekeca: Enak perasaan
- Dhangan: Sembuh dari sakit
- Pundhi: Mana
- Mustaka: Kepala
- Kendel: Henti
- Ngendelaken: Menghentikan
- Nigan: Bertelur
- Mendel: Diam
- Leres: Arah
- Kagem: Untuk
- Ngagem: Memakai
- Enggen: Tempat
- Lenggah: Tinggal
- Nglenggahi: Menempati
- Panggenan: Tempat
- Enem: Muda
- Telas: Habis
- Pundhut: Ambil
- Mundhut: Mengambil
- Mangga: Silakan ambil
Bahasa Jawa Tingkat Madya
Di samping tingkatan di atas, ada juga bahasa Jawa tingkat Madya alias kelas bahasa menengah antara krama dan ngoko. Bisa dibilang, tingkat madya adalah tingkatan bahasa sopan taraf sedang.
Kebanyakan orang menganggap bahasa Jawa Madya sebagai bahasa yang setengah sopan dan setengah tidak. Bahasa madya juga dianggap tidak terlalu kasar karena harus menaruh sopan santun tapi rasa segannya tidak setinggi bahasa krama.
- Ampun (jangan)
- Onten (ada)
- Ajeng (akan)
- Awi (mari)
- Ndika (kamu)
- Ngadeg (berdiri)
- Tebih (jauh)
- Sade (jual)
- Aos (nilai)
- Amargi (karena)
Bahasa Jawa Ngoko dan Krama untuk Angka 1-20
Selain kosakata di atas, Parents juga bisa mempelajari angka satu sampai sepuluh sebagai latihan dasar hitung-hitungan dalam bahasa Jawa. Masing-masing juga berbeda untuk yang ngoko dan krama. Perhatikan perbedaannya berikut ini:
- Siji/Setunggal: Satu
- Loro/Kalih: Dua
- Telu/Tiga(dibaca tigo): Tiga
- Papat/Sekawan: Empat
- Lima/Gangsal: Lima
- Enem/Enem: Enam
- Pitu/Pitu: Tujuh
- Wolu/Wolu: Delapan
- Sanga/Sanga: Sembilan
- Sepuluh/Sedasa: Sepuluh
- Sewelas/Setunggalwelas: Sebelas
- Rolas/Kalihwelas: Dua belas
- Telulas/Tigawelas: Tiga belas
- Patbelas/Sekawanwelas: Empat belas
- Limolas/Gangsalwelas: Lima belas
- Nembelas/Nemwelas: Enam belas
- Pitulas/Pitulas: Tujuh belas
- Wolulas/Wolulas: Delapan belas
- Sangalas/Sangalas: Sembilan belas
- Rongpuluh/Kalihdasa: Dua puluh
Parents, itulah sederet kosakata bahasa Jawa ngoko dan krama yang masing-masing bisa digunakan untuk percakapan sehari-hari. Penggunaannya menyesuaikan dengan lawan bicara ya dilihat dari usia, status, dan juga latar belakang. Semoga informasi di atas bisa membantu Parents belajar bahasa Jawa ya!
Baca juga:
Mengenal Kosakata Bahasa Aceh yang Memiliki Banyak Keunikan
Mengenal Kosakata Bahasa Batak, Logatnya Sangat Unik!
Kosakata Bahasa Madura Lengkap, Berhitung Hingga Anggota Tubuh