Sebuah foto korban banjir menjadi viral di media sosial. Dalam foto tersebut terlihat seorang nenek dan cucunya yang sedang bertahan ditengah genangan banjir Makassar, dengan cara berpegangan ke sebuah pohon.
Dilansir dari Detik News, Banjir di Sulawesi Selatan terjadi di kota Makassar dan 6 kabupaten lainnya. Keenam kabupaten dan tersebut yaitu Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Barru, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Sopeng. Titik banjir terparah adalah di kota Makassar dan di Kabupaten Gowa.
“Kondisi terparah ada di Gowa dan Makassar akibat curah hujan yang tinggi selama dua hari berturut-turut dan sungai Jeneberang, yang sungai terpanjang di Sulawesi Selatan, meluap,” kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita.
Hingga Rabu (23/1), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat banjir di Provinsi Sulawesi Selatan ini menyebabkan 8 orang meninggal dunia.
Berbicara mengenai korban banjir di Makassar, terdapat sebuah foto yang memperlihatkan korban banjir yang kemudian menjadi viral di sosial media.
Kisah dibalik foto korban banjir yang viral
Dalam foto yang viral tersebut, terlihat seorang perempuan tua bersama dengan seorang anak laki laki yang berada ditengah air yang pasang, dan hanya berpegangan ke batang pohon untuk bertahan. Ternyata, foto tersebut adalah potret seorang nenek tengah menyelamatkan cucunya dari banjir. Hal tersebut diketahui dari unggahaan anak dari nenek tersebut di Instagram (23/01).
“For those who ask. lya ini ibu saya dan keponakan saya, Wali. Keadaannya sekarang alhamdulillah sudah selamat. Yang nanya siapa yang foto, itu saya yang foto. Karena pada posisi itu ponsel saya sudah mau mati, ngetik juga susah karena layarnya basah kena air hujan, makanya saya ambil foto untuk kakak saya biar dia tau lokasi saya dan ibu saya di mana,” ungkap akun @anandadina di instastory-nya.
Melihat foto tersebut banyak netizen yang menanyakan tentang sosok yang mengambil foto tersebut, dan kenapa orang tersebut tidak menolong nenek dan sang cucu yang berjuang di tengah banjir. Untuk itu, Anandadina pun memberikan penjelasannya.
“Kenapa saya ga nolongin? Saya itu tidak bisa berenang, bisa dilihat posisi saya dan ibu saya beda beberapa meter. Ibu saya berpegangan di pohon kayu, saya hanya menginjak batang yang mengapung dan pegangan ke pohon pisang.”
“Pijakan saya itu rapuh jadi ga bisa gerak banyak. Jadi yang saya bisa lakukan cuma menunggu bantuan sambil berteriak minta tolong,” jelasnya.
Keadaan terbaru korban banjir yang fotonya viral
Dalam unggahan selanjutnya akun @anandadina mengungkapkan bahwa keadaan keponakannya baik baik saja.
“And for those people who also ask, Wali gimana sekarang? Wali alhamdulillah sehat, ga trauma sepertinya. Masih bisa nyeritain kejadiannya sambil ketawa ketawa,” ungkapnya.
Sayangnya, meski ibu Anandadina dan keponakannya selamat dari banjir. Sang ibu ternyata tak mampu bertahan lebih lama dalam situasi bencana. Sang ibu menghembuskan nafas terakhirnya setelah berhasil menyelamatkan Wali. Beliau meninggal dunia akibat serangan jantung.
“Innalillahi wa innailaihirojiun, Mohon doanya semua ibuku meninggal tadi sore di rumah sakit Sech Yusuf Gowa. Almarhum korban selamat dari kejadian banjir kemarin, namun sore tadi meninggal mendadak dikarenakan serangan jantung. Mohon untuk tidak menambah-nambah cerita, dan cukup mendoakan saja,” tambahnya.
Dalam unggahannya tersebut, Anandadina juga menceritakan kronologi sebelum sang ibu meninggal.
“Terimakasih teman teman, keluarga, dan orang orang yang tidak saya kenal tapi turut mendoakan dan membantu mengklarifikasi kejadian sebenarnya. Almarhum sehabis selamat dari banjir tidak ada keluhan, namun kemarin sore tiba tiba mengeluh gelap penglihatan dan akhirnya meninggal dunia. Almarhum akan dikebumikan di kampung kami, Kab. Luwu. Setelah dhuhur,” tutupnya.
***
Tetap tabah ya, Anandadina dan keluarga, kami dari segenap tim theAsianparent Indonesia mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya, semoga almarhumah diberikan tempat terindah di sisi Tuhan.
Baca juga:
[Video] Banjir bandang melanda Sulawesi Selatan, banyak rumah terseret arus