Jadwal Konsultasi ke Dokter Anak untuk Bayi dan Jenis Pemeriksaannya

Deteksi abnormalitas sejak dini dengan konsultasi

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mengunjungi dokter anak sebaiknya tidak menunggu hanya ketika sakit. Konsultasi kepada dokter anak dilakukan untuk memastikan tumbuh kembang anak berjalan dengan baik, bahkan sejak bayi baru lahir. Kapan bayi harus melakukan konsultasi dan apa saja yang akan diperiksa oleh dokter anak?

Kunjungan ke dokter anak perlu dilakukan untuk melacak pertumbuhan anak, membahas segala kekhawatiran tentang tumbuh kembangnya, serta mendapatkan vaksinasi terjadwal untuk mencegah berbagai macam penyakit menular yang dapat berpotensi menimbulkan komplikasi serius terutama untuk bayi dan anak kecil.

Dokter dan perawat dapat membantu memastikan bayi sehat dan berkembang secara normal. Selain itu, jika ada masalah seputar kesehatan, konsultasi ke dokter anak dapat mendeteksi masalah lebih awal dan lebih mudah untuk mengatasinya.

Artikel Terkait: Ini 7 Tips dan Pertimbangan dalam Memilih Dokter Anak yang Tepat

Kapan Bayi Baru Lahir Harus Konsultasi ke Dokter Anak?

Sumber: Shutterstock

Segera setelah lahir bayi akan mendapatkan pemeriksaan pertama oleh dokter anak. Melansir dari situs theBump, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan bayi baru lahir harus kembali untuk melakukan pemeriksaan di dokter anak 3 hingga 5 hari setelah lahir.

Setelah itu, bayi akan dijadwalkan untuk pemeriksaan di usia 1 bulan, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 9 bulan.

Artikel Terkait: Anak Takut Sama Dokter? Ini 7 Tips Mudah Mengatasinya

Kondisi yang Ditangani Dokter Anak

Pemeriksaan pada bayi baru lahir, di antaranya:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Mengukur berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala
  • Memeriksa suhu
  • Mengukur pernapasan dan detak jantung
  • Mengamati warna kulit dan aktivitas bayi seputar responsnya
  • Memberikan obat tetes mata atau salep untuk mencegah infeksi mata
  • Memberikan suntikan vitamin K untuk mencegah kemungkinan pendarahan

Setelah dipastikan bayi dalam keadaan sehat, maka bayi pun diperbolehkan untuk pulang bersama dengan orang tuanya.

Persiapan Sebelum Pergi ke Dokter Anak

Sumber: Shutterstock

Lalu apa saja yang harus dipersiapkan untuk kunjungan ke dokter anak?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pertama, Parents harus menjadwalkan kunjungan terlebih dahulu ke dokter anak. Kemudian sebelum pergi, pastikan si kecil sudah cukup tidur, cukup makan atau menyusu, dan terlihat tenang atau tidak rewel.

Kedua, bawa barang-barang yang diperlukan untuk kebutuhan administrasi misalnya buku pemeriksaan dokter, kartu vaksin anak, catatan medis anak jika diperlukan, dan lain sebagainya. Parents juga bisa membawa popok cadangan, baju ganti, tisu basah, nursing cover, selimut bayi, botol bayi, dan lain-lain.

Persiapkan pula daftar pertanyaan untuk dokter seputar tumbuh kembang anak. Sebagai contoh, berapa seharusnya berat badan bayi bertambah, seberapa sering ia seharusnya menyusu atau pup, dan seterusnya.

Jika Bunda mengalami hambatan dalam menyusui, Bunda juga bisa berkonsultasi kepada dokter anak atau konsultan laktasi.

Catat pula jam tidur anak, waktu dan durasi menyusui, serta jumlah popok basah dan kotor setiap hari. Selain itu, kemampuan-kemampuan baru anak juga perlu dicatat agar saat berkonsultasi dengan dokter Parents tidak khawatir perkembangannya terlambat atau justru terlalu cepat. Semua ini sangat penting untuk dilaporkan di bulan-bulan awal.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pilihlah baju yang nyaman untuk Anda dan si kecil, tidak membuat kepanasan ataupun kedinginan. Parents juga bisa memilih baju bukaan depan untuk memudahkan pemeriksaan dokter anak.

Artikel Terkait: Kenali 4 Ciri Dokter Anak yang Baik Ini Agar Parents Tak Salah Pilih

Pemeriksaan yang Dilakukan Dokter Anak

Sumber: Shutterstock

Pada dasarnya setiap berkonsultasi kepada dokter, berikut adalah beberapa hal yang dilakukan oleh dokter.

  • Pengukuran – Dokter akan selalu mengukur tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala untuk dicatat pada grafik pertumbuhan sehingga Parents dapat melihat bagaimana bayi tumbuh setiap bulannya dan dibandingkan dengan rata-rata bayi lain seusianya untuk memastikan tidak ada masalah.
  • Pengawasan Perkembangan – Dokter akan mengamati perilaku anak dan menanyakan mengenai kemampuan bayi yang sesuai dengan usianya (misalnya duduk atau berguling).
  • Penilaian Psikososial – Dokter juga akan bertanya mengenai perilaku bayi serta mengamati tindakan dan reaksi anak. Hal ini berguna untuk menyeleksi apakah ada masalah psikologis atau perilaku yang perlu diperhatikan.
  • Pemeriksaan fisik – Bayi akan mendapatkan pemeriksaan dari kepala hingga ujung kaki dari dokter pada setiap kunjungan, yaitu telinga, mata, mulut, kulit, jantung dan paru-paru, perut, pinggul dan kaki, serta alat kelamin untuk memastikan bayi sehat. Dokter juga kan memeriksa fontanel atau titik lunak di kepala bayi (yang biasanya hilang dalam 12 hinga 18 bulan ketika tulang tengkorak menyatu) dan bentuk kepala bayi.

Selanjutnya, pada setiap jadwal kunjungan dokter juga akan memberi tahu orang tua mengenai tahapan perkembangan yang seharusnya dilalui bayi pada usianya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Konsultasi Pertama ke Dokter Anak

Sumber: Shutterstock

Pada bayi baru lahir yang berusia 3-5 hari, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik seputar berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala. Dilakukan pula pengamatan penglihatan, pendengaran, dan refleks bayi serta pemberian imunisasi Hepatitis B.

Dokter anak mungkin akan menanyakan bagimana bayi menyusu di hari-hari pertamanya, seperti apa frekuensinya dan reaksinya. Tak hanya itu, dokter juga akan menjelaskan kepada Parents tahapan perkembangan bayi sesuai usianya.

Pada minggu-minggu pertama kehidupannya, bayi sudah bisa melihat wajah dan menoleh ke arah suara, terutama suara orang tua. Sisanya adalah refleks seperti mengisap, mencengkeram. Di usia ini bayi pun akan lebih banyak tidur sekitar 18 atau 20 jam.

2. Bayi Usia 1 Bulan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sumber: Shutterstock

Pada kunjungan di usia 1 bulan, dokter akan melakukan pemeriksaan dasar seperti pengukuran fisik dan pengawasan tumbuh kembang.

Bayi juga bisa dijadwakan untuk mendapatkan tes Tuberculosis (TB) dengan cara menyuntikkan jenis TB yang tidak aktif ke dalam kulit lengan bayi. Jika hasilnya positif akan muncul kemerahan dan pembengkakan di tempat suntikan sekitar 48 hingga 72 jam kemudian.

Bayi juga dapat diberikan dosis kedua vaksin Hepatitis B pada pemeriksaan di usia 1 atau 2 bulan.

3. Bayi Usia 2 Bulan

Sumber: xFrame

Di usia 2 bulan, bayi memiliki kemampuan yang dinamakan senyum sosial, yaitu senyum ketika mengenali seseorang yang ia kenal seperti ibu atau ayahnya. Bayi juga mulai banyak menggerakkan tangan dan kaki yang membantu otak mengaktifkan jalur kontrol otot.

Beberapa jenis vaksinasi juga bisa diberikan kepada bayi seperti Rotavirus, DPT/HB/Hib-1, dan Polio 1. Di bulan berikutnya yaitu bulan ketiga diberikan DPT/HB/Hib-2, Polio-2.

4. Bayi Usia 4 Bulan

Sumber: Shutterstock

Semakin besar, bayi sudah bisa tertawa dan memegang benda serta menggoyangkannya. Beberapa juga mulai belajar duduk dengan bantuan bahkan berguling sendiri. Di usia ini juga bisa dilihat kesiapan anak untuk makan makanan padat dan mulai MPASI di bulan-bulan berikutnya.

Bayi akan mulai mengembangkan kemampuan bicaranya dengan mengeluarkan suara-suara. Parents diharapkan bisa sering mengajak bayi berbicara dan menirukan suara-suara untuk membantunya belajar.

Vaksinasi yang disarankan oleh IDAI di bulan ini adalah DPT/HB/Hib-3, Polio-3. Tes darah untuk mendeteksi Anemia juga bisa dilakukan di usia ini.

5. Bayi Usia 6 Bulan

Sumber: Shutterstock

Bayi akan mulai meraih sesuatu dan memasukkannya ke mulut sehingg perlu perhatian ekstra memastikan ia tidak tersedak dan menelan sesuatu yang berbahaya. Kemampuan motoriknya pun semakin berkembang di mana sebagian anak sudah mulai merangkak dan berguling-guling.

Di usia 6 bulan juga bayi disarankan untuk mendapatkan MPASI. Konsultasikan kepada dokter mengenai frekuensi pemberian makanan padat dan menu MPASI yang disarankan untuk bayi.

Si kecil juga diharapkan sudah bisa tidur sepanjang malam tanpa terbangun. Jika belum, maka Parents bisa berkonsultasi kepada dokter bagaimana cara untuk membantunya tetap tidur sepanjang malam, misalnya dengan tidak memberi makan di tengah malam.

Vaksin tambahan yang bisa diberikan dokter di bulan ini adalah PCV, Rotavirus, dan Influenza.

6. Bayi Usia 9 Bulan

Sumber: Shutterstock

Kemampuan bicara bayi mungkin sudah memasuki tahap babbling atau bahasa bayi. Mereka bisa mengatakan sesuatu yang diulang seperti ‘bababa’ atau ‘nanana’ tanpa arti khusus.

Pada sebagian besar kunjungan ke dokter anak pada saat bayi berusia 9 bulan, dokter anak memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan dengan baik. Vaksinasi Campak juga akan diberikan di usia ini, bersama dengan vaksin Influenza jika belum diberikan di usia 6 bulan.

***
Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait konsultasi ke dokter anak pada bayi baru lahir dan di bawah 1 tahun. Mudah-mudahan dapat bermanfaat, ya!

Baca Juga:

Takut ke dokter gigi sering dialami anak, ini tips yang perlu Parents lakukan

Anak takut disuntik? Dokter ini punya trik yang bikin anak super anteng

14 Dokter Spesialis Anak Ini Rajin Bagikan Ilmu di Instagram, Yuk Follow!