Parents, lakukan hal ini agar komunikasi orangtua dan anak bisa lancar

Parents, lakukan berbagai hal ini agar komunikasi orang tua dan anak bisa lancar dan menjadi keluarga kecil yang bahagia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Saat memiliki anak balita, prasekolah, atau memasuki TK, mungkin Parents belum membayangkan  mengenai apa yang mereka pikirkan. Jangan khawatir, berikut ada tips komunikasi orang tua dan anak yang bisa mengatasinya.

Sebelum kita membahas mengenai kegiatan komunikasi antara anak dan orangtua, inilah beberapa hal yang sebaiknya tidak dibicarakan dengan si kecil.

Jika mereka berusia antara 2-5 tahun, berikut adalah topik percakapan dengan anak-anak yang harus dihindari:

1. Bagaimana harimu?

Si kecil kemungkinan akan menjawab secara umum yang mencakup sekadar 'baik' atau 'buruk'. Namun itulah yang akan kita dapatkan ketika menanyakan pertanyaan ini.

2. Apa yang kamu lakukan di sekolah?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mungkin kita akan mendengar jawaban yang tidak berarti apapun, kecuali mereka melakukan sesuatu yang sangat menarik seperti mensimulasikan ledakan, percobaan sains yang melibatkan banyak tekstur dan gelembung, atau merayakan ulang tahun seseorang. "Aku tidak tahu", atau seringnya ia akan berkata, "Aku lupa."

3. Bagaimana perasaanmu?

Sekali lagi, bersiaplah untuk kembali mendengar ‘baik‘ dan ‘buruk'. Beberapa variasi jawaban lain, termasuk lapar, bahagia, sedih atau marah.

Jadi bagaimanakah seharusnya kita berkomunikasi dengan anak?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ada cara yang sangat sederhana untuk melakukan hal ini, percayalah hasilnya akan memuaskan, Parents.

Komunikasi orang tua dan anak: Topik percakapan dengan anak-anak

Ketika Anda mengajak anak berusia 5 tahun untuk tidur, Anda mungkin bisa bertanya kepadanya:

"Hai sayang, ceritakan tiga hal yang membuatmu bahagia hari ini?"

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Waktu tidur adalah waktu yang tepat untuk berkomunikasi dengan anak-anak tentang hari mereka.

Namun, Bunda juga jangan kaget jika mungkin anak Anda memberikan penjelasan yang kompleks tentang bagaimana ia senang mendengar hal-hal baik tentang dirinya selama pertemuan orangtua-guru pada hari itu, misalnya.

Hal seperti itu bisa membuatnya merasa senang dan bangga dengan pencapaiannya, juga membuatnya sadar bahwa gurunya telah memerhatikan selama pembelajaran.

Itu hanya satu dari tiga hal dari yang diminta, Anda juga dapat membayangkan bahwa percakapan rupanya memakan waktu lebih lama dari yang sebelumnya.

Kemudian, Anda bisa mengajukan pertanyaan berikutnya:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Ceritakan tiga hal yang membuat kamu tidak bahagia hari ini."

Mungkin ia akan mengatakan dirinya sedih hingga membuatnya menangis, karena Anda telah mengubah rencana sehingga ia tidak jadi pergi bersama Anda hari itu. Dia menangis karena itu adalah tamasya yang benar-benar dinantikannya.

Pertanyaan sederhana itu akan membuat Parents sadar bahwa anak Anda mungkin lebih sensitif daripada yang dikira.

Komunikasi orang tua dan anak: Kilas balik

Berbicara tentang cara berkomunikasi dengan anak, orangtua harus mengilas balik. Pikirkan apa yang ingin Anda dengar dan apa yang ingin dipelajari lebih lanjut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jika Anda langsung ke pertanyaan, kecil kemungkinan kita akan mendapatkan respons yang diinginkan. Tetapi bila bertanya dengan cara ini, orangtua mungkin akan mendengar jawaban yang tak terduga.

Kegiatan komunikasi orang tua dan anak: Gunakan topik percakapan untuk mendorong lebih banyak diskusi dengan anak

Anda akan mendengar guru favorit anak dan alasan dia mengidolakannya, atau Anda mungkin akan mengetahui bahwa si kecil baru saja dihukum di sekolah. Bunda juga akan tahu perasaan si kecil saat mengalaminya.

Sealin itu, Anda akan belajar tentang hal-hal manis yang dilakukan teman-teman si kecil untuknya, juga saaat dia diintimidasi, atau seseorang mendorongnya. Mengetahui apa yang dia makan dan bagaimana gurunya mungkin mengajarkan tentang cara makan, apa yang dia sadari atau hal yang bisa menyinggungnya.

Bagian terpentingnya, Anda akan memelajari kekuatan dan kelemahan diri sendiri sebagai orangtua. Hampir seperti debriefing setelah setiap hari menjalankan tugas menjadi orangtua. Anda akan mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang pencapaian, atau apa yang benar-benar disukai anak Anda.

Di sisi lain, Anda akan terkejut mengetahui bahwa komentar atau tindakan yang kelihatannya biasa saja, ternyata bisa menakutinya.

25 Pertanyaan yang dapat digunakan untuk komunikasi orang tua dan anak

  1. Apa bagian favorit kamu hari ini?
  2. Dengan siapa kamu bermain di sekolah?
  3. Bagaimana kamu menunjukkan kebaikan kepada seseorang hari ini?
  4. Apa yang paling kamu banggakan?
  5. Hal apa yang paling kamu syukuri hari ini?
  6. Apa satu hal baik yang kamu sudah bisa?
  7. Siapa orang terbaik yang kamu kenal?
  8. Anggota keluarga mana yang paling kamu sukai untuk dilihat?
  9. Siapa anggota keluarga yang tidak kamu tunggu-tunggu?
  10. Apa yang kamu nantikan di akhir pekan ini?
  11. Bagaimana kamu akan mengubah dunia ketika kamu tumbuh dewasa?
  12. Apa yang sebaiknya bisa dilakukan keluarga agar bisa membuat dunia jauh lebih baik?
  13. Kekuatan super apa yang ingin kamu miliki?
  14. Jika kamu hanya bisa menyimpan satu mainan, mainan apa itu?
  15. Berpura-puralah kamu bisa menjadi guru, aturan apa yang akan kamu miliki di kelas?
  16. Jika kamu bisa menjadi binatang, kamu mau jadi apa?
  17. Apakah kamu lebih suka [.....] atau [.....]? (misalnya, tetap di rumah dan menonton TV atau pergi ke taman bermain)
  18. Jika kami menghabiskan waktu berduaan hanya kamu dan Bunda, apa yang ingin kamu lakukan (atau ke mana kamu ingin pergi)?
  19. Katakanlah saat ini kamu bisa berusia berapa pun, berapakah usia kamu ?
  20. Jika kamu bisa menjadi tokoh kartun, kamu mau jadi apa?
  21. Bagaimana perilaku teman yang baik?
  22. Menurut kamu, apa yang membuat keluarga bisa dekat?
  23. Apa yang membuatmu merasa bahagia?
  24. Bagaimana kamu menghibur diri sendiri ketika merasa sedih?
  25. Apa buku favorit kamu di sekolah?

25 Pertanyaan lain dalam komunikasi orang tua dan anak

  1. Apa buku favorit kamu di rumah?
  2. Makanan apa yang kamu sukai hari ini?
  3. Hal apa yang paling kamu sukai dari keluarga ini?
  4. Apa hal favoritmu untuk dilakukan anggota keluarga?
  5. Hal apa yang kamu sukai tentang anggota keluarga?
  6. Apa yang paling kamu sukai tentang sekolah (atau kegiatan di luar sekolah, dan lainnya)?
  7. Apa liburan favorit kamu tahun ini?
  8. Bagian mana yang menjadi favoritmu di rumah?
  9. Jika kamu dapat membantu seseorang hari ini, siapakah itu?
  10. Apa yang menjadi liburan atau perjalanan favorit kamu hingga saat ini?
  11. Ketika kamu punya suatu pekerjaan, apa yang akan kamu lakukan setiap hari? (misalnya Dokter, pemadam kebakaran, supermodel, atau astronot)
  12. Apa hal favoritmu untuk menggambar?
  13. Jika kita tidak punya aturan di rumah ini, bagaimana menurutmu?
  14. Apa artinya memiliki sahabat bagi kamu?
  15. Kapan Bunda atau Ayah membuat kamu merasa sedih? Karena apa?
  16. Apa perlakuan Bunda atau Ayah yang membuat kamu merasa bahagia?
  17. Apa kata favoritmu?
  18. Ketika teman kamu melakukan sesuatu, apakah itu membuat kamu bahagia?
  19. Apa perlakukan teman-teman yang membuatmu sedih?
  20. Apa lagu favoritmu?
  21. Ketika Bunda atau Ayah mengatakan, "Kami sayang kamu, Tidak, Kamu tidak boleh memiliki ini, dan lain-lain", bagaimana perasaanmu?
  22. Bagaimana perasaan kamu ketika Bunda atau Ayah mengatakan sudah waktunya untuk pergi ke dokter gigi, sekolah, taman bermain, dan lain-lain?
  23. Jika kamu bisa menjadi binatang, akan menjadi apa?
  24. Apa yang akan kamu lakukan jika Bunda atau Ayah membawa kamu ke mal dan membiarkanmu memilih ke mana harus pergi?
  25. Jika kamu hanya dapat memiliki satu mainan di seluruh dunia, apakah itu?

Komunikasi orang tua dan anak: Alasan topik percakapan dengan anak-anak bisa bermanfaat

Seringkali anak tidak mengetahui cara mengungkapkan pikiran mereka. Anak-anak memiliki banyak hal yang terjadi di pikiran mereka, tetapi butuh stimulasi untuk mengungkapkannya dengan bahasa yang dimilikinya.

Cara yang sama yang mereka butuhkan dalam menyelesaikan di sekolah, mereka juga membutuhkan peran orangtua. Ketika pertanyaan Anda membuat mereka fokus dan terarah, mereka dapat mencurahkan perasaan dan mengungkapkannya dengan lebih gamblang.

Jika Anda menguasai cara berbicara dengan anak, percakapan akan menjadi lebih dewasa, lebih bermakna dan yang terpenting, lebih terasa dua arah.

Ketika Anda menggunakan topik percakapan dengan anak-anak yang mudah dipahami, kepercayaan akan terbangun.

Membangun kepercayaan dengan anak-anak

Ketika Anda memahami cara berbicara dengan anak, Anda membantu mereka membangun kepercayaan pada orangtuanya. Anda memberi mereka lingkungan yang aman, bahagia, terbuka, tanpa merasa dihakimi atau dinasihati.

Kepercayaan ini akan mengatur hubungan dan membuka pintu komunikasi yang berlangsung seumur hidup.

Jika mereka bisa membuka diri kepada Anda sebagai seorang anak, kemungkinan besar mereka akan melakukannya saat remaja.

Jadi Parents, ingatlah cara efektif ketika berkomunikasi dengan anak. Jangan marah jika mereka tidak dapat menjawab pertanyaan Anda. Sebaliknya, lihatlah dari sudut pandang mereka, dan posisikan diri menjadi mereka.

Ajukan pertanyaan yang menunjukkan kepada mereka bahwa orangtua memberi arti penting pada perasaan dan berbagai peristiwa dalam hidup mereka.

Saat melakukannya, jangan lupa untuk menuliskan atau mengingat beberapa percakapan sebagai referensi di tahun-tahun mendatang saat ia tumbuh. Mungkin, beberapa jawaban akan membuat kita terbahak-bahak, beberapa akan meyentuh hati, membuat Anda menangis, menghibur, hingga membingungkan Anda.

Akan ada juga percakapan yang benar-benar membuat kita berpikir keras dan meresapi nilai-nilai, kepercayaan, atau mungkin seluruh pendekatan Anda dalam mengasuh anak.

 

Artikel ini disadur dari theAsianparent Singapura, ditulis oleh Nasreen Majid

Baca Juga :

id.theasianparent.com/kombinasi-makanan-yang-berbahaya

Penulis

nisya