Kode rahasia ajakan seks mengintai anak, ketahui 44 maknanya!

Ketika anak sudah beranjak remaja, banyak hal yang mungkin meresahkan orangtua. Terutama dalam interaksi online. Mereka berpotensi terlibat kode rahasia seks. Apa itu?

Parents, kita tidak selalu tahu dengan pasti apa yang dilakukan anak-anak kita di ponselnya, terutama ketika mereka mulai beranjak remaja. Semakin sulit untuk melacak interaksi online mereka. Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan mereka terlibat dalam kegiatan meresahkan, seperti pertukaran kode rahasia seks, misalnya.

Jadi, bagaimana kita sebagai orangtua menyadari akan hal ini, sehingga kita bisa melindungi mereka dari bahaya-bahaya seperti itu? Ini juga bisa menjadi informasi atau bekal bagi Bunda saat menghadapi anak beberapa tahun ke depan, lho!

Apa itu kode rahasia seks (sexting code)?

dok. foto: theAsianparent Singapura

Menurut Legal Match, kode rahasia seks atau dikenal sebagai sexting adalah tindakan mengirimkan  pesan seksual secara eksplisit, terutama melalui penggunaan pesan teks di ponsel. Pesan-pesan itu juga dapat mencakup gambar eksplisit yang dapat disebarkan melalui berbagai cara, termasuk:

  • Pesan teks ponsel
  • E-mail
  • Chat
  • Situs web media sosial
  • Berbagai sarana komunikasi elektronik lainnya

Pesan-pesan ini sering berisi singkatan atau akronim berkode yang digunakan secara diam-diam bertukar pesan eksplisit. Hal ini seharusnya perlu diwaspadai.

Jika Anda kebetulan melihat kode rahasia seperti itu pada gadget anak-anak Anda, jangan menganggapnya seolah-olah itu bukan apa-apa.

Apa masalahnya?

Periode di mana transisi anak-anak ke masa remaja sangat penting. Ini adalah waktu di mana mereka mudah dipengaruhi. Lebih penting lagi, ini bisa dikaitkan dengan masalah mendasar yang lebih besar.

Munculnya tekanan teman sebaya, masalah image atau bahkan ingin terlihat “berani” dengan mencoba hal-hal baru.

Anak-anak sudah ‘melek’ internet

Seperti yang kita tahu, kaum remaja adalah penguasa internet.

Dr Thomas Lee, konsultan psikiater dan direktur medis The Resilienz Clinic mengatakan, “Anak-anak jauh lebih cerdas daripada kebanyakan dari kita. Mereka tahu cara menutupi jejak mereka, apakah itu dengan menggunakan browser pribadi, menggunakan kode rahasia, atau menghapus riwayat mesin pencari mereka,”.

Sebagai permulaan, mungkin yang bisa Anda lakukan adalah memelajari obrolan online.

Untuk membantu Anda memahami apa yang mereka maksud, di bawah ini adalah beberapa kode sexting rahasia yang mungkin digunakan anak-anak Anda yang beranjak remaja.

44 makna kode rahasia seks (secret sexting codes) yang harus Anda ketahui!

CU46: One of the most alarming of the texts on the list, CU46 means “see you for sex” (arti: “sampai berjumpa untuk melakukan seks” LMIRL: Let’s meet in real life (arti: ayo bertemu langsung)
Broken: Hung over (arti: mabuk) DOC: Drug of choice (arti: pilihan narkoba)
NIFOC: Naked in front of computer (arti: tanpa busana di depan komputer)  GYPO: Get your pants off (arti: buka celanamu)
IWSN: I want sex now (arti: Aku ingin seks sekarang) 53X: Sex (arti: seks)

LH6: Let’s have sex (arti: Ayo melakukan seks)

TDTM: Talk dirty to me (arti: bicara porno denganku)
8: Oral sex (arti: oral seks) SUGARPIC: Suggestive or erotic photograph (arti: foto erotis)
IPN: I’m posting naked (arti: Aku posting tanpa busana) PAL: Parents are listening (arti: orangtua mendengar)
PAW: Parents are watching (arti: ada orangtua mengawasi) 9 and CD9 or Code 9: Parents are nearby (arti: ada orangtua di dekatku)
KPC – Keeping parents clueless (arti: biarkan orangtua tidak tahu)

99: Parents are gone (arti: orangtua sudah pergi)

MOS: Mom over shoulder (arti: ada ibu di dekatku) PIR: Parents in room (arti: orangtua ada di ruangan)
WTTP: Want to trade pictures? (arti: ingin tukar foto?) KOTL: Kiss on the lips (arti: ciuman di bibir)
PRON: Porn (arti: pornografi) 420: Marijuana (arti: mariyuana)
ZERG: To gang up on someone (arti: mengeroyok seseorang) WUF: Where you from (arti: kamu dari mana)
WYCM: Will you call me? (arti: Akankah kamu menghubungi aku) Q2C: Quick to cum (arti: cepat orgasme)
J/O: Jerking off (arti: masturbasi) 459 Or 143: I love you (arti: aku cinta kamu)
ASL: Age, sex, location (Arti: umur, jenis kelamin, lokasi) 182: I hate you (arti: aku benci kamu)
1174: Nude club (arti: klab telanjang) KMS: Kill myself (arti: bunuh diri)
FWB: Friends with benefits (arti: teman tidur) KYS: Kill yourself (arti: mati aja, lo!)
P911: Parent alert (arti: hati-hati, ada orangtua) SOS: Someone over shoulder (arti: ada seseorang di dekatku)
SSDD: Same stuff, different day (arti: lakuin lagi, yuk) DTF: Down to F*** — not Din Tai Fung, just saying (arti: siap seks)
GTN: Got them nudes (arti: punya yang telanjang) J4F: Just for fun (arti: hanya untuk senang-senang)
KFY: Kiss for you (arti: ciuman untukmu) RUH: Are you horny? (arti: apa kamu ingin seks?)

Dan masih banyak lagi kode seks rahasia lainnya di luar sana.

Artikel terkait: Usia Berapa Anak Mulai Jatuh Cinta? Parents Harus Bagaimana?

Tips untuk Parents menghadapi anak-anak yang berpotensi melakukan kode rahasia sexting

  1. Hindari berfokus pada konsekuensi negatif

Anak-anak Anda mungkin sudah tahu bahwa apa yang mereka lakukan akan menyebabkan dampak negatif. Tetapi karena tidak ada efek pencegahan terhadap konsekuensinya, mereka tetap akzan melakukannya.

Sebaliknya, pesan Anda kepada anak-anak Anda harus kredibel, konsisten, dan membumi sesuai dengan pengalaman sosial mereka yang sebenarnya.

  1. Habiskan lebih banyak waktu bersama anak 

Membangun hubungan yang lebih dekat dan transparan pada anak-anak dapat mendorong mereka pada cara interaksi lebih sehat. Kepercayaan juga faktor penting.

Tentukan batas antara khawatir dengan memasuki lingkup privasi mereka. Beri mereka ruang untuk menavigasi media sosialnya, tetapi biarkan mereka tahu bahwa Anda juga peduli.

  1. Berbicaralah kepada mereka

Tetap tenang serta selalu menghormati dan mempertimbangkan perasaan mereka. Lakukan dialog dua arah. Tanyakan kepada mereka apa yang mereka ketahui tentang kode rahasia sexting dan bantu mereka berpikir sendiri tentang bagaimana rasanya memiliki informasi pribadi yang bisa saja diteruskan kepada orang lain.

Sebagai orangtua, berdiskusi dua arah dengan anak Anda dapat membantunya memahami cara meminimalkan risiko dalam pergaulan dan sosial mereka.

Kenalakan remaja mungkin memang tak terhindarkan, tetapi paling tidak tanamkan pada mereka bagaimana cara mengontrol diri mereka sendiri dalam lingkup sosial yang ‘keras’.

 

Dilansir dari artikel Jia Ling di theAsianparent Singapura
Baca juga:

Parents, Waspadai Dampak Pubertas Dini Pada Anak Anda!

Penulis

Aulia Trisna