Sedih, Remaja Ini Tinggal Seorang Diri Setelah Keluarga Meninggal karena COVID-19

Virus Conora nyata dan tidak bisa disepelekan. Kisah satu keluarga terpapar COVID-19 berikut dapat menjadi pengingat bagi kita semua.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kisah satu keluarga terpapar COVID-19 viral di Internet melalui media sosial Twitter. Kasus ini menjadi alarm bagi kita untuk kembali lebih ketat lagi menjaga kesehatan keluarga dan menjalankan protokol . Apakah Parents sekeluarga sudah menjalankannya, termasuk tetap diam di rumah untuk menghindari penyebaran virus?

Adalah Nandina Andira dengan akun @dinaagisni, pada awalnya menuturkan keadaan salah satu rumah sakit di Jakarta. Menurut salah satu teman Nandina, keadaan di RS tersebut sudah membludak dengan pasien positif COVID-19. ICU pun sudah full waiting list.

Nandinda juga mengingatkan bahwa semua orang memiliki risiko yang sama untuk terpapar Virus Corona tanpa terkecuali.

“Semua orang bisa kena, tanpa terkecuali, gue udah pernah ngerasain ngerawat semua, mau itu dokter, perawat, bahkan direktur sekalipun. Ya Allah, kapan selesai…” ungkap teman Nandina melalui tangkapan layar yang dibagikan kembali olehnya.

Cuitan dari @dinaagisni itu telah dibagikan sebanyak 37 ribu kali dan disukai sebanyak 70 ribu kali.

Saat itulah Syah Fridan Alif, pemilik akun @nonameaja35 ikut berbagi mengenai kisah keluarganya yang terkena COVID-19.

Artikel Terkait: Duh! Satu Keluarga Terpapar COVID-19 Diduga Tertular dari Baju Sang Ayah

Kisah Satu Keluarga Terpapar COVID-19

Firdan di makam keluarganya. Sumber: Twitter

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Covid nggak main-main lho ya, keluargaku kena semua. Ayah dan mamaku meninggal dalam 1 hari, selisih 30 menit aja. Kemudian besoknya nenekku juga meninggal, sedangkan aku dirawat 18 hari dan sekarang harus hidup sendirian. Jadi jangan dianggap remeh,” Fridan menulis komentarnya.

Melansir dari Kompas, Fridan menceritakan kronologi bagaimana satu keluarganya bisa terkena virus yang hingga kini masih belum ada obatnya tersebut.

“Yang mengalami gejala pertama kali itu ayah saya, mulai 30 Mei sudah mulai demam dan batuk. Kemudian sampai akhirnya sesak napas akut,” cerita Fridan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setelah mengalami gejala tersebut, sang ayah sempat memeriksakan diri ke dokter. Namun dokter yang memeriksanya mengatakan bahwa gejala yang dirasakan tersebut bukan tanda-tanda telah terpapar Virus Corona. Menurutnya, ayah Fridan hanya mengalami flu biasa.

Kondisi ayah Fridan pun semakin memburuk, pada 2 Juni 2020 ia dibawa ke rumah sakit Siti Khodijah, Sidoarjo. Di sana beliau menjalani beberapa tes dan akhirnya divonis positif COVID-19.

Tanggal 5 Juni 2020, ibu Fridan mulai menunjukkan gejala yang sama yaitu demam dan batuk serta diikuti sesak napas akut.

“Tanggal 10 Juni Mama dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Porong, Sidoarjo untuk mendapatkan perawatan,” lanjut Fridan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penyakit tersebut tak berhenti menyerang ayah dan ibu Fridan saja, sang nenek dan dirinya pun ikut tertular.

Kemungkinan Tertular dari Tamu yang Tak Menunjukkan Gejala

Keadaan ketika orangtua Firdan dijemput ambulan. Sumber: Twitter

Menurut dokter, satu keluarga tersebut bisa terpapar COVID-19 lantaran tertular dari sang Ayah.

“Memang kontak langsung (dengan ayah). Kan ayah sakit juga minta dipijit, cuci baju juga jadi 1, alat makan juga jadi satu. Kan (awalnya) kata dokter hanya flu biasa, jadi kita tidak ada pikiran sampai ke situ,” kata Fridan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Meskipun begitu, Fridan tidak mengetahui pasti bagaimana sang ayah bisa tertular virus mematikan tersebut. Ia menduga ayahnya terpapar dari para tamu yang berkunjung ke rumah ketika merayakan Lebaran beberapa waktu lalu.

“Mungkin dari tamu-tamu yang orang tanpa gejala (OTG), atau bagaimana saya kurang paham. Karena di rumah saya kan ada orang yang paling tua di keluarga besar, jadi waktu Lebaran banyak kunjungan tamu,” ungkapnya.

Padahal sekeluarga Fridan tak pernah keluar kota sama sekali sejak tempat domisilinya, Sidoarjo, memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Artikel Terkait: Jangan Lengah! Transmisi COVID-19 Mulai Ancam Klaster Keluarga

Hanya Selang 30 Menit, Ayah dan Ibu Meninggal

Makam orangtua Firdan. Sumber: Twitter

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tanggal 11 Juni 2020, ibu Fridan meninggal pada pukul 07.00 disusul sang ayah pada pukul 07.30. Belum sembuh luka hati mendengar kabar duka tersebut, keesokan harinya nenek Fridan yang dirawat di rumah sakit yang sama dengan dirinya juga berpulang.

“Dirawat di rumah sakit juga sendirian, tidak ada keluarga yang nungguin. Jadi sedih kalau ingat itu.” Fridan mengenang.

Kondisi ayah, ibu, dan nenek Fridan memang memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Ayah dan neneknya mengidap diabetes, sementara sang ibu sudah menderita hipertensi.

Saat ini Fridan mengaku jika kondisinya sudah membaik setelah mendapat perawatan di rumah sakit dan menggunakan oksigen selama lima hari. Kini dirinya hanya tinggal seorang diri setelah ditinggal seluruh anggota keluarganya.

“Saya sehari-hari jualan pulsa, Alhamdulillah masih cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Kalau anggota keluarga lain Alhamdulillah masih support, tapi memang jaraknya jauh jadi tidak bisa setiap saat bertemu,” ia menambahkan.

Fridan berharap dengan membagikan ceritanya ini bisa menjadi pengingat agar orang-orang tak meremehkan pandemi.

“Covid-19 ini nggak main-main, ya. Keluarga saya sudah kena semua, semoga orang-orang tidak mengalami seperti yang saya alami,” tutup Fridan.

Sungguh haru mendengar kisah satu keluarga terpapar COVID-19 di atas. Pelajaran yang bisa kita ambil adalah sebaiknya kita mematuhi protokol kesehatan dengan lebih ketat lagi dan menjaga diri sendiri serta orang lan agar tak terkena virus. Mudah-mudahan kita semua sehat dan bisa melewati pandemi ini ya, Parents.

Baca Juga: