Sejak ditemukan pertama kali di Wuhan, Tiongkok, virus corona jenis baru COVID-19 masih menjadi fokus utama dunia. Per Kamis (26/3) tercatat terdapat 471.794 kasus positif terjangkit corona virus, menewaskan 21.297 orang, serta 113.808 berhasil sembuh. Penyebaran virus yang tergolong masif ini mengungkap banyak cerita, tak terkecuali kisah petugas medis sebagai garda terdepan yang berjuang memerangi organisme tak kasat mata ini.
Kisah petugas medis pejuang corona yang menjadi viral
Menjadi pihak yang paling rentan terinfeksi virus corona, apa yang telah dilakukan petugas medis Indonesia sangat layak mendapatkan apresiasi. Salah satunya Ai Gozali, MD, dokter spesialis paru dan pernapasan asal Bandar Lampung. Melalui akun Instagram pribadinya (@aigozali06), ia membagikan kisahnya berhadapan dengan COVID-19.
“Saya takut tertular, atau jadi carrier virus, padahal istri sedang hamil”
“Betul ga usah panik tapi bohong aja kalau ga ada rasa takut terutama di kami para staf medis. Gue sebagai salah satu garda terdepan yang ngehadepin covid-19 (dengan udah ada kasus positif di Lampung), ini yang sedikitnya gue rasain:
1. Tiap pagi gue ketakutan ngebayangin pasien apa yang bakal gue temuin hari ini
2. Gimana kalau gue ketularan
3. Gimana kalau gue ga ketularan tapi gue jadi carrier padahal istri gue lagi hamil di rumah dan kami sedang menantikan anak kami lahir di tengah pandemi ini
4. Sampai kapan ini semua berakhir
Dan masih banyak lagi,” tuturnya memulai kisahnya.
Berbagai langkah preventif dilakukannya demi mencegah dirinya terinfeksi virus ini, salah satunya mencuci tangan yang diklaim ampuh menekan risiko tertular virus asal Wuhan tersebut. Ia tak menampik, sudah tak terhitung berapa kali mencuci tangan dalam kurun waktu 1 jam.
“Kalau kalian pikir kalian tau apa yang kami rasakan, percayalah kalian ga akan tau. Sama seperti waktu gue liat video-video staf medis di Wuhan overwhelmed sama keadaan ini, gue pikir gue udah cukup tau perasaan takut mereka. Sampai gue ngerasain sendiri,” sambungnya lagi.
Artikel terkait: Banyak dokter yang gugur akibat Covid-19, dokter Reisa ungkapkan kesedihannya!
Bukan tanpa alasan Ai merasa cemas, mengingat pasien yang ia datangi mayoritas melakukan kontrol dengan riwayat baru saja melakukan perjalanan dari luar kota yang mana golongan orang seperti ini harus menjadi perhatian utama.
Dalam unggahannya, Ai pun mengingatkan masyarakat Indonesia agar mematuhi anjuran yang sudah diberlakukan pemerintah.
“Gue bilang gini bukan untuk nakutin, tapi untuk minta bantuan. Dari hati gue yang paling dalam uew bener-bener minta bantuan:
1. Doakan kami para staf medis
2. Jangan pernah sentuh muka sebelum cuci tangan
2. Gue mohon, mohon, mohon banget ga usah keluar rumah dulu kalau ga penting-penting banget, apalagi keluar kota. Demi membantu memutus rantai penularan. Selama kalian melakukan itu semua beserta himbauan lain seperti self distancing dll, insyaAllah semua akan baik-baik aja. Kalian ga perlu merasakan yang kami rasakan tapi tolong bantu kami. Tolong. Hanya kepada Allah kita memohon perlindungan”, tegasnya.
Hingga tulisan ini dibuat, postingan Ai sudah disukai hampir 25.000 orang dan menuai ribuan reaksi dari pengguna Instagram.
Tak sedikit yang mendoakan agar Ai dan petugas medis lain di luar sana tetap semangat berkuang memberantas COVID-19 yang telah melumpuhkan banyak lini kehidupan.
Kisah petugas medis seperti ini sedianya menjadi pengingat kita, agar kita sebaiknya bersikap bijak dengan #dirumahaja dulu untuk sementara waktu.
Pasien yang telah sembuh dari COVID-19, apakah bisa kambuh lagi?
Di samping kisah petugas medis, cerita pasien yang berhasil sembuh ibarat angin segar bagi masyarakat global yang tengah bertempur melawan virus ini. Banyak yang mempertanyakan apakah mereka yang telah sembuh lantas menjadi kebal terhadap corona? Kabar gembira, jawabannya adalah ya. Namun, ada beberapa komponen yang harus diperhatikan.
Terus menambah kekebalan tubuh menjadi kunci mengakhiri pandemik ini. Semakin sedikit orang yang terinfeksi, otomatis virus corona akan kehilangan pijakan dan perlahan hilang. Selain itu, antibodi yang dikumpulkan dari tubuh mereka yang telah pulih dapat digunakan untuk membantu mereka yang belum sembuh.
Hal ini diamini oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS yang menyetujui penggunaan plasma dari pasien yang pulih untuk mengobati beberapa kasus parah. Gubernur Andrew M. Cuomo juga mengumumkan bahwa New York akan menjadi negara pertama yang mulai menguji serum pasien yang telah pulih sebagai penolong pasien lain yang masih kritis.
Artikel terkait: “Tidak panik adalah kunci kesembuhanku,” kata pasien corona yang berhasil sembuh
“Ini adalah uji coba untuk orang-orang yang berada dalam kondisi serius, Departemen Kesehatan Negara Bagian New York telah mengerjakan hal ini dengan beberapa agen perawatan kesehatan terbaik New York dan kami pikir itu menunjukkan hasil,” kata Cuomo.
Dikenal dengan nama medis imunoglobulin M, serum ini akan berada dalam moda waspada di dalam tubuh dan mengingatkan sistem kekebalan tubuh untuk membasmi tamu asing tubuh manusia seperti bakteri dan virus.
Menurut ahli virologi di University of Texas Medical Branch, Vineet D. Menachery, kebanyakan orang yang terinfeksi selama epidemi SARS, virus yang hampir sama dengan virus corona baru, SARS-CoV-2 memiliki kekebalan jangka panjang yang berlangsung delapan hingga 10 tahun.
Dengan rantai penyebaran yang begitu cepat, apa yang sebaiknya kita lakukan?
Melansir Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC), Kementerian Kesehatan dan WHO, berikut ini adalah deretan langkah yang dapat Parents lakukan untuk membantu petugas medis memutus rantai virus corona.
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik, hand sanitizer boleh digunakan jika sulit mendapatkan air bersih
- Hindari kontak langsung dengan orang yang terlihat tidak sehat
- Menjaga jarak fisik dan sosial (social and physical distancing) sekitar 1 meter, seperti yang telah dianjurkan pemerintah di banyak negara
- Gunakan masker jika Anda sedang dalam kondisi tidak sehat
- Lakukan aktivitas #dirumahaja untuk menekan risiko tertular
- Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut jika belum mencuci tangan
- Jangan mendatangi kegiatan yang melibatkan kerumunan banyak orang
- Tidak berjabat tangan untuk sementara waktu
- Ikuti informasi terbaru terkait perkembangan COVID-19 dari sumber yang kredibel dan terpercaya
- Segera pergi ke rumah sakit terdekat jika merasakan gejala COVID-19 untuk penanganan lebih lanjut
Baca juga :
7 Pahlawan medis ini meninggal karena Covid-19, perjuangannya membuat haru