Adalah Tessa Hansen-Smith, perempuan asal California yang memiliki alergi langka yaitu alergi akan air. Cerita berawal saat Tessa berusia 8 tahun.
Kala itu, Tessa kecil menyadari adanya ruam-ruam muncul di lengannya. Ada juga beberapa luka di kulit kepalanya yang ia dokumentasikan di media sosial.
Memeriksakan diri ke dokter, saat itu dokter menduga bahwa Tessa salah memilih produk mandi. Namun, gejala itu terus berlanjut.
Ibunya, Dr Karen Hansen-Smith yang seorang dokter perawatan keluarga, menghubungkan sejumlah gejala tersebut setelah dua tahun pengujian intensif oleh beberapa dokter dan menemukan bahwa putrinya memiliki alergi air.
Tessa mendapati bahwa daftar pemicu dan reaksinya akan alergi semakin panjang seiring bertambahnya usia. Ia mulai mengalami mata gatal, luka di lidah, dan gatal-gatal di mulut. Minuman dengan kandungan air yang tinggi menyebabkan rasa terbakar yang tidak nyaman.
Untuk memenuhi asupan cairan, susu menjadi minuman alternatif yang paling bisa ditoleransi karena kandungan lemak dan proteinnya mampu menyeimbangkan kandungan air.
Jika tidak minum susu dalam waktu yang lama, Tessa menjadi sangat haus sehingga ia merasa terdorong untuk minum air meskipun merasa sangat kesakitan hingga pingsan.
Selain itu, Tessa hanya boleh makan makanan kering dengan sedikit air. Sebut saja granola bar, biskuit, roti, selai kacang, kentang, kacang-kacangan, dan sup berbahan dasar susu.