Bunda pasti sudah tidak asing lagi dengan gadis mungil bernama Mayesa Hafsah Kirana atau yang lebih dikenal Kirana Retno Hening. Putri pertama Retno Hening sudah mulai menarik perhatian publik sejak masih bayi.
Kirana Retno Hening terkenal sebagai anak yang periang, di mana hal itu tergambar jelas pada setiap unggahan di Instagram. Walaupun, saat masih bayi, Kirana harus melewatinya dengan kondisi tubuh yang terkena dermatitis atopik.
Dermatitis atopik merupakan penyakit kulit dengan gejala timbul rasa gatal secara terus-menerus dan terdapat ruam kulit yang berwarna merah. Ruam dan gatal tersebut dapat timbul pada satu atau lebih area tubuh.
Kirana Retno Hening saat masih menderita dermatitis atopik. Sumber: Instagram
Menurut para peneliti dari American Academy of Dermatology, penyebab dermatitis atopik belum diketahui secara pasti. Namun, ada kemungkinan penyakit itu disebabkan oleh keturunan anggota keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama.
“Kondisi ini berarti mengarah pada gen yang memiliki peran besar dalam menyebabkan dermatitis atopik. Anak-anak lebih mungkin mengalami dermatitis atopik jika salah satu atau kedua orangtua menderita penyakit itu,” ungkap peneliti American Academy of Dermatology.
Terkait kondisi dermatitis atopik, Kirana Retno Hening memang sudah mengalaminya sejak bayi. Akan tetapi, seiring bertambahnya usia, kondisi kulit Kirana berangsur membaik.
Kondisi Kirana yang semakin membaik tentu saja tak lepas dari peran kedua orangtua, termasuk Retno Hening sebagai ibunya. Pada Selasa, 26 Maret 2019, melalui Instagram, Retno Hening bercerita mengenai kondisi Kirana yang sempat terkena dermatitis atopik.
Perjuangan Retno Hening mengurus Kirana yang terkena dermatitis atopik
Setiap ibu tentu ingin anaknya selalu dalam kondisi sehat, begitu juga yang diharapkan Retno Hening pada Kirana. Saat Kirana mengidap dermatitis atopik, diakui oleh Retno, sudah banyak cara yang ia lakukan sebagai usaha untuk menyembuhkan.
“Berbagai macam cara dicoba, krim, losion, diet alergan, makan tokek pun dicoba, tapi hilang timbul. Kadang yang bikin stres itu baru membaik, tapi besoknya muncul lagi, terus kadang tidak tahu penyebabnya apa,” curhat Retno yang disampaikan melalui Instagram.
Retno bercerita, saat Kirana masih terkena dermatitis atopik, tubuhnya sangat sensitif dan sering kali tidak bebas melakukan apapun seperti anak-anak lain. Jika saja Retno tidak teliti dalam merawat Kirana, maka tubuh Kirana bisa timbul ruam merah.
“Dulu dia jarang bisa pakai baju lengan pendek, rambut tidak bisa panjang, kalau pengin panjang harus diikat. Ga bisa ini dan itu, jarang sekali renang, karena setelah renang badannya merah-merah,” kenang Retno.
Kondisi dermatitis atopik Kirana akhirnya semakin membaik seiring bertambahnya usia. Puncaknya yaitu saat usia 4 tahun.
Dermatitis atopik membuat bonding yang kuat antara Kirana dengan Retno Hening
Tentunya bukan cuma Kirana yang pernah mengalami dermatitis atopik, ada banyak anak-anak yang juga mengalaminya. Saat anak mengalami dermatitis atopik, seorang ibu pasti sedih melihatnya karena ia tak rela buah hati kesayangannya merasa tidak nyaman akibat penyakit tersebut.
Dari pengalaman Retno, saat malam tiba, ia rela menahan kantuk demi untuk menjaga Kirana agar tidak menggaruk kulitnya yang gatal akibat dermatitis atopik. Serta, tak luput untuk mengusap-usap lembut tubuh Kirana agar ia bisa tidur dengan nyenyak.
“Kalau ada yang saat membaca ini sambil memangku anaknya, usap-usap karena dia tidak bisa tidur akibat gatal sekujur tubuh, atau lagi meluk anaknya yang tidur dengan lengan sebagai bantalnya sambil usap-usap anaknya berjam-jam biar dia bisa tidur nyenyak dan ga garuk-garuk.
Atau yang lagi nangis karena ga tidur dari kemarin sambil menjaga anak biar ga garuk-garuk sampai berdarah, ngantuk tapi ga bisa tidur karena anak gelisah gatal, sabar, ibu-ibu kuat, tetap semangat,” tulis Retno dalam kolom caption.
Kesabaran Retno Hening mengurus Kirana menjadikan sang anak lengket pada ibunya
“Mungkin dia akan lebih mencintaimu karena usapan-usapan yang ibu-ibu lakukan berjam-jam sebelum tidur setiap hari. Mungkin dia akan lebih lembut hatinya dengan pelukan yang terus ibu-ibu lakukan sambil mengusapnya sepanjang malam. Sempat mikir, apa sikap Kirana yang sweet ke ibunya juga ada hubungannya dengan apa yang kami lalui selama ini,” tambahnya.
Retno melanjutkan, terkadang ia menyadari jika akibat dermatitis atopik yang dialami Kirana seakan memberikan efek positif juga pada hubungan mereka. Sebagai ibu dan anak, hubungan Retno dan Kirana sangat dekat.
“Jagain dia sepanjang malam, sebisa mungkin tidak meninggalkan dia sendirian, karena kalau kecolongan bisa berdarah akibat garuk-garuk sendiri. Siapa tahu ada yang sudah meneliti hubungan antara anak dengan dermatitis atopik dan pengaruh terhadap kedekatan dengan ibunya,” tutur Retno penasaran.
Tidak mudah bagi orangtua untuk menerima kondisi anak yang terserang atau mengalami suatu masalah kesehatan. Begitu yang dirasakan oleh Retno Hening. Namun, dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, Retno sebisa mungkin memberikan perawatan yang terbaik untuk kebaikan si kecil Kirana, hingga akhirnya kondisi ia pun membaik.
Curahan hati orangtua Kirana Retno Hening mengenai perkembangan sang anak
Jika Kirana Retno Hening saja bisa melewati masa-masa dermatitis atopik, si kecil di rumah yang juga mengalaminya pasti bisa dong melewati masa tersebut. Jangan lupa, bantuan orangtua pun sangat diperlukan untuk kesembuhan anak dari dermatitis atopik, tetap semangat ya, Parents!
Referensi : Instagram
Baca juga :
Kirana cemburu pada Rumaysa, bagaimana cara Retno Hening mengatasinya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.