WHO menyebutkan, “There’s no health without mental health”. Kalimat ini menegaskan kalau kesehatan mental memegang peranan penting dalam menentukan kondisi kesehatan seseorang. Kesehatan mental juga berlaku dalam menjaga keuangan yang sehat.
Faktanya, setelah menikah dan punya anak, kita dihadapkan dengan kenyataan bahwa biaya kebutuhan hidup berkeluarga tidak sedikit. Untuk mencapai kematangan finansial tentu saja diperlukan persiapan yang matang.
Hal ini juga ditegaskan Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., “Kesehatan mental sangat terkait dengan keseharian kita. Bagaimana pikiran, perasaan dan emosi kita mempengaruhi. Apakah kita sudah punya kontrol yang baik? Ini juga akan berpengaruh pada perbuatan, perilaku serta kegiatan kita sehari-hari.”
Psikolog klinis dewasa yang kerap disapa Nina ini juga menerangkan bahwa ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi kesehatan mental keluarga muda.
Mulai dari menyiapkan dana untuk program kehamilan, kontrol ke dokter tiap bulan, biaya persalinan, hingga membeli kebutuhan perlengkapan anak. Selanjutnya, setelah anak tumbuh besar tentu saja membutuhkan dana pendidikan yang tidak murah. Belum lagi jika kita berada dalam posisi sandwich generation. Terjepit, harus membiayai bukan hanya keluarga sendiri tetapi juga orang tua.
“Saat baru menikah dan punya anak, keluarga muda tentu saja harus beradaptasi dengan kebiasaan dan rutinitas baru. Bagaimana menyimpan uang dan mengeluarkan uang. Harus dipikirkan biaya saat melahirkan, saat anak mulai sekolah. Ini saja sudah bisa bikin pusing, belum lagi dengan keluarga muda juga punya tanggungan orang tuanya, ini tentu akan ada isu sendiri.”
Itulah mengapa psikolog keluarga yang kerap disapa Nina Teguh ini menekankan pentingnya pasangan suami istri untuk memiliki literasi keuangan yang baik dan relasi yang sehat agar tujuan keuangan keluarga bisa tercapai.
Hal senada pun ditegaskan Annisa Steviani selaku Certified Financial Planner & Estate Planning Practitioner. Annisa dan Nina Teguh menegaskan, ada beberapa hal yang perlu dipahami untuk menciptakan relasi dan keuangan yang sehat.
Hal yang Perlu Dilakukan Agar Relasi dan Keuangan Keluarga Tetap Sehat
1. Keuangan yang Sehat, Wajib Melek Finansial
Sudah melek finansial? Memiliki literasi keuangan yang baik? Pertanyaan ini tentu saja perlu kita ajukan pada diri sendiri lebih dahulu. Literasi keuangan bisa diartikan sebagai keterampilan yang dibutuhkan saat membuat pilihan tentang apa yang harus dilakukan dengan uang yang dimiliki. Melek finansial, bisa membantu kita untuk mengelola uang hingga akhirnya tujuan tercapai.
2. Miliki Kontrol Diri yang Baik
Pernah tidak merasa di dalam situasi yang membuat kita stres, lantas ‘melarikan diri’ lewat belanja, baik makanan atau produk fashion? Atau, berbelanja produk bermerek hanya untuk gaya hidup?
Jika, ya, artinya kontrol diri yang kita miliki memang perlu dilatih lagi. Self control atau kontrol diri yang yang baik bisa diartikan sebagai kemampuan untuk membimbing tingkah laku diri sendiri, berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menekan tingkah laku yang impulsif.
Apabila kita bisa mengontrol emosi perilaku terlebih dahulu, maka keuangan pun bisa dikontrol dengan baik. Menurut Nina Teguh, untuk self control ini bisa dimulai dengan menenangkan diri atau melakukan deep breathing.
“Saat impulsif mau belanja, coba duduk dengan tenang, tarik napas dan lepaskan secara perlahan. Lakukan berulang kali sampai tenang, cara ini bisa membantu mengontrol diri. Atau bisa melakukan drowning atau membumi. Coba alihkan mata dari iklan yang menggoda, justru kita lebih melihat apa yang ada di depan mata. Melihat anak yang sedang main, atau rasakan apa yang kita cium dan dengar, saat kita mampu mengaktifkan indra tubuh, itu bisa menambah kontrol diri,” paparnya
3. Komunikasi Terbuka dengan Pasangan
Salah satu langkah yang perlu dilakukan tentu saja keterbukaan dengan pasangan tentang keuangan. Jangan sampai menyembunyikan karena hanya berisiko menimbulkan konflik.
4. Pastikan Pengeluaran Tidak Melebihi Penghasilan
Langkah selanjutnya yang perlu diingat tentu saja memastikan jika penghasilan yang kita miliki sudah cukup untuk membiayai hidup sehari-hari. Ingat, biaya hidup ini tidak termasuk dengan gaya hidup, ya.
Anda juga dapat memanfaatkan fitur Analisis Pengeluaran (Spend Analysis) yang ada di aplikasi Jago. Spend Analysis ini dapat mengelompokkan setiap pengeluaran berdasarkan kategorinya. Dengan demikian, akan lebih mudah saat Anda ingin menganalisis pengeluaran.
5. Hidup Sesuai dengan Kemampuan dan Anggaran yang Dimiliki
Klise, tapi nyatanya tidak sedikit yang masih lupa akan hal ini. Memilih berutang untuk sekadar memenuhi gaya hidup. Jadi, hiduplah sesuai dengan kemampuan bukan kemauan. Jadi, pertanyakan apa benar-benar yang dibutuhkan dan rencanakan anggaran dengan matang.
Sayangnya, meski sudah membuat anggaran dengan matang, tidak sedikit yang belum bisa disiplin sehingga biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran. Untuk memudahkan mengatur anggaran ini, kita bisa menggunakan aplikasi Jago yang dimiliki oleh Bank Jago. Apalagi inovasi fitur Jago Pocket yang membuat manajemen keuangan keluarga lebih mudah dan kolaboratif bersama orang terkasih.
Ibarat amplop virtual, Jago Pocket ini bisa memudahkan kita semua dan lebih disiplin dalam pengaturan anggaran. Mulai dari membuat post biaya belanja bulanan, uang sekolah anak, biaya listrik, atau pun post untuk membantu orang tua. Dengan demikian, anggaran bisa lebih tertata dan kebocoran halus’ yang kerap terjadi pun dapat dihindari.
Bahkan, membuat anggaran lewat Kantong Jago ini juga bisa diatur setiap minggu. Dengan demikian bisa nggak ada lagi istilah nggak punya karena sudah akhir bulan, karena sudah sejak awal anggaran sudah dipisahkan per minggunya.
Asik, ya! Apalagi selain bisa mengatur anggaran atau pun tabungan dalam beberapa Kantong yang terpisah, Jago Pocket atau kantong ini juga bisa kita gunakan bersama pasangan.
Soal bertransaksi di Jago, Anda juga tidak perlu khawatir karena dijamin aman karena Bank Jago diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan merupakan peserta program penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Jago sendiri juga menerapkan berbagai fitur keamanan dan kontrol, seperti autentikasi biometrik, autentikasi 2 faktor dan pengaturan notifikasi untuk setiap transaksi yang dilakukan.
6. Keuangan yang Sehat, Siapkan Dana Darurat
Setelah memastikan jika penghasilan cukup, hidup sesuai dengan kondisi keuangan, dan ternyata masih ada dana yang tersisa, maka langkah berikutnya adalah menyiapkan dana darurat. Dana darurat adalah dana yang dicadangkan untuk kebutuhan atau biaya yang tidak terduga.
Sebagai contoh, dana darurat dapat digunakan untuk mengeluarkan biaya saat atap rumah bocor, membetulkan atau membeli barang elektronik yang rusak, bahkan untuk biaya hidup pada saat pencari nafkah utama terkena PHK.
Agar kondisi relasi dan keuangan yang sehat bisa tercapai, jangan lupa untuk melakukan beberapa langkah di atas, ya. Jadi, sudah unduh aplikasi Jago apa belum?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.