Banyak hal yang membuat seorang wanita bekerja memendam impiannya untuk membangun karir sehingga ia harus kerja dari rumah. Entah karena di PHK, tidak ada yang merawat anak, ataupun banyak alasan lain.
Berhenti ngantor—bagi wanita yang pernah berkarir lebih dari lima tahun—mendadak harus kerja dari rumah adalah malapetaka. Jenuh, lelah adalah dua keluhan utama. Anda mengalami dan merasakan hal serupa? Simak ulasan berikut.
Kerja dari Rumah, Bersihkan Diri dan Hati
Mengurus pekerjaan rumah dan bayi atau balita tidak ada habisnya, dan ex-wanita karir manapun setuju bahwa bekerja di kantor jauh lebih nyaman daripada kerja dari rumah. Tapi, jangan sampai rasa lelah dan jenuh membuat Anda selalu ingin marah.
Korbannya? Tentu saja si mungil tak berdosa yang lahir dari rahim Anda.. Ingat, Anda ditakdirkan menjadi ibu, dan anak-anak juga tidak pernah minta dilahirkan. Bersikaplah adil!
Manjakan Diri Sesekali
Kenapa tidak menikmati ice cream bersama si kecil usai menyelesaikan pekerjaan setelah tenggat waktu berakhir? Kendati terlihat mudah, bekerja dari rumah seperti menulis artikel, mendesain website, atau sesimpel input data sangat menguras energi dan menuntut kedisiplinan tinggi.
Tontonlah tayangan menghibur dan mendidik bersama si buah hati. Hindari tontonan tidak bermutu seperti sinetron atau apapun yang dapat memancing emosi.
Sosialisasi dan Langsingkan Diri
Sempatkan olahraga sembari bersosialisasi dengan mereka yang memiliki masalah yang sama. Benar adanya jika bekerja dari rumah sangat menyita waktu. Tetapi meluangkan waktu untuk membakar kalori secara rutin melalui olahraga dapat memberi perubahan signifikan dalam penguasaan diri serta penaklukan emosi.
Sekali-sekali Tidak Mandiri
Ibu yang bekerja dari rumah pun memiliki kewajiban menyelesaikan pekerjaan sesuai tenggat waktu. Meminta bantuan untuk menjaga anak kepada ibu, kakak atau teman baik mungkin bisa dilakukan.
Bahkan, bunda mungkin ingin bertukar tugas dengan salah satu teman baik di mana ia bisa menitipkan anaknya selama 1 hari, dan menawarkan diri untuk menjaga anak si teman di waktu lainnya.
Penting diingat: Jangan biarkan anak menjadi korban kekesalan Anda.
Mengasuh anak sekaligus bekerja memang menyenangkan. Tapi ada kalanya Anda merasa jenuh dan kesal dengan rumah yang selalu berantakan. Sekali lagi: jangan mengumbar kekesalan pada anak!
Tanggung jawab orang tua adalah mengasuh dan membesarkan anak. Kekesalan anda disebabkan oleh bukan kesalahan anak. Solusinya? Perbaiki kemampuan untuk mengatur waktu dan emosi.
Selanjutnya: Anda tidak Adil pada Anak!
Masih ingat saat anda menikmati hidup sebagai wanita karir? Anda akan melakukan apapun untuk menyelesaikan proyek besar? Anda mengorbankan waktu, pikiran dan semua tenaga anda untuk menyelesaikan proyek yang diminta oleh ORANG LAIN, demi nama baik dan kredibilitas!
Namun, bagaimana reaksi anda saat si buah hati ingin diperhatikan? Ia hendak tampil di ajang adu bakat, menghadapi ulangan kenaikan kelas, atau bahkan sakit?
Pernahkah Anda bersikap tidak adil dengan menyuruh pengasuh atau ibu Anda yang mengurus mereka? Ingat, tidak selamanya mereka menjadi anak kecil. So, jangan salahkan mereka jika mereka tidak memedulikan anda saat mereka bertumbuh besar dan dewasa.
Baca juga artikel menarik lainnya:
Tetap Bekerja dan Menjadi Ibu yang Baik