Keputihan setelah berhubungan bisa dialami seorang perempuan, dan menjadi pertanda kondisi kesehatan tubuhnya. Keputihan setelah berhubungan dianggap sebagai cairan vagina yang tidak normal.
Normalnya, saat berhubungan seksual, vagina akan mengeluarkan beberapa jenis cairan. Di antaranya, cairan pelumas untuk memudahkan penetrasi, lendir serviks, dan cairan orgasme wanita. Bila suami mengalami ejakulasi di dalam tanpa menggunakan kondom, air mani dan sperma suami juga akan keluar dari vagina Bunda.
Artikel terkait: Berbagai Bentuk Cairan Vagina dan Maknanya Bagi Kesehatan Bunda
Keputihan setelah berhubungan apakah termasuk cairan vagina yang normal?
Aktivitas seksual membuat proses alami vagina dalam membersihkan diri berlangsung lebih cepat. Sehingga cenderung mengeluarkan lebih banyak cairan. Cairan ini biasanya dikeluarkan untuk melindungi vagina dari kondisi-kondisi berikut:
- Bakteri vagina, yang bisa masuk ke tubuh Anda dari tubuh pasangan
- Radang pelvis yang diakibatkan oleh infeksi di organ reproduksi
- Infeksi menular seksual, seperti herpes genital, Trichomoniasis, Gonorrhea dan Chlamydia
- HPV yang bisa memicu kanker serviks
Beberapa jenis cairan vagina tak normal yang keluar setelah berhubungan seksual
1. Cairan vagina berwarna pink
Keluarnya cairan vagina berwarna pink setelah berhubungan seksual bisa disebabkan hal-hal berikut ini:
- Menopause yang menyebabkan dinding vagina menipis, bisa mengakibatkan perdarahan ringan saat berhubungan seksual, sehingga keluar cairan vagina berwarna pink.
- Trauma vagina. Bisa diakibatkan aktivitas seks yang berlebihan, atau pernah mengalami pemerkosaan sebelumnya sehingga menyebabkan kerusakan pada dinding vagina. Gejalanya juga diikuti dengan rasa sakit saat bercinta, gatal pada vagina, bahkan fungsi uretra yang terganggu.
- Mendekati periode menstuasi, atau di akhir masa haid juga bisa menyebabkan keluarnya cairan vagina berwarna pink setelah seks.
- Kehamilan. Saat hamil, serviks cenderung lebih sensitif dan rapuh, sehingga bisa membuat Bunda melihat adanya flek atau cairan vagina berwarna pink setelah bercinta dengan suami.
- Penggunaan KB juga bisa membuat dinding rahim menipis, sehingga rentan berdarah saat melakukan hubungan intim.
2. Cairan berwarna cokelat
Cairan cokelat yang keluar dari vagina setelah berhubungan seksual cenderung tidak berbahaya. Biasanya disebabkan oleh hal berikut ini:
- Sel endometrium. Salah satu penyebab cairna vagina berwarna cokelat adalah karena darah lama yang belum keluar saat haid sebelumnya.
- Ovulasi. Bila Anda berhubungan seks saat masa subur, biasanya akan cairan keluar vagina berwarna gelap.
- Implantasi. Saat embrio menempelkan diri di dinding rahim, seringkali terjadi flek hingga keluar cairan gelap dari vagina.
- Stres. memengaruhi tekanan darah dan siklus menstruasi. Hal ini mengakibatkan adanya darah yang terkumpul dan mengering di dalam vagina. Ketika vagina mengalami kontraksi saat berhubungan seks, darah ini bisa keluar sebagai cairan berwarna cokelat.
Penanganan mengatasi keputihan setelah berhubungan seksual
Berikut adalah cara yang bisa Anda lakukan bila mengalami masalah keputihan setelah berhubungan seksual:
- Memakai celana dalam dari bahan katun
- Mengeringkan vagina dengan tisu setelah buang air, agar tidak ada kelembaban di area tersebut, yang bisa membuat bakteri berkembang subur
- Memakai kondom saat berhubungan untuk mencegah penyakit menular seksual
- Konsumsi yogurt secara rutin untuk menghindari infeksi jamur vagina
- Hindari pemakaian produk mengandung bahan kimia di vagina
Selama keputihannya tidak disertai dengan gejala seperti vagina sakit, atau perut bawah terasa nyeri, Bunda tak perlu khawatir. Namun, apabila terjadi perdarahan setelah berhubungan intim, terutama di masa kehamilan, sebaiknya segera menghubungi dokter.
***
Semoga informasi ini bermanfaat.
Sumber: Check Pregnancy
Baca juga:
Vagina Berdarah Usai Melakukan Seks, Apa Sajakah Penyebabnya?