Waspada Bahaya Kekurangan Protein pada Anak, Kenali 5 Tandanya Berikut Ini
Kekurangan protein dapat menyebebkan masalah kesehatan yang seris, terutama pada anak. Untuk itu Parents perlu mengetahui beberapa tanda-tandanya.
Protein merupakan makronutrien yang sangat dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar, terutama untuk tumbuh kembang anak. Untuk memastikan kecukupan protein pada anak, Parents perlu mengetahui beberapa tanda kekurangan protein.
Perlu diketahui, makronutrien esensial ini sangat mempengaruhi setiap bagian tubuh. Protein menyediakan asam amino esensial yang berkontribusi pada kesehatan mental dan fisik anak.
Dr. Nadia Octavia, dikutip dari Klikdokter mengatakan kalau protein berfungsi untuk mengangkut oksigen, membentuk otot dan jaringan tubuh, sumber energi, sebagai pembentuk antibodi, dan membantu koordinasi anggota gerak.
Tanpa kecukupan protein pada asupan harian si kecil, ia mungkin akan mengalami beberapa tanda dan gejala seperti kelelahan, kurang konsentrasi, pertumbuhan melambat, kekebalan tubuh menurun dll.
Mari kita bahas satu persatu mengenai tanda kekurangan protein tersebut.
Artikel Terkait: 8 Susu Tinggi Protein untuk Anak Pilihan, Dukung Tumbuh Kembangnya
Tanda kekurangan protein pada anak
1. Depresi, kecemasan dan perubahan suasana hati
Depresi dan kecemasan semua dimulai di otak, dan dapat disebabkan oleh kekurangan nutrisi. Protein, misalnya, mengandung asam amino. Mengapa asam amino sangat penting? Otak menggunakan asam amino untuk membuat neurotransmiter.
Pernah mendengar tentang Serotonin, Endorphins, Catecholemines, dan GABA? Keseimbangan yang tepat dari neurotransmitter ini membantu membuat kita merasa bahagia dan tenang, bukannya depresi dan cemas.
Diet dengan jumlah protein lengkap yang baik adalah jawaban untuk memperbaiki ketidakseimbangan nutrisi penyebab depresi dan kecemasan ini.
2. Kekurangan protein bisa membuat anak jadi mudah cranky
Julia Ross dari The Mood Cure, menunjukkan bahwa lemak (terutama Omega 3 yang ditemukan di salmon, sarden, teri, dan mackerel) sangat penting untuk stabilisasi suasana hati yang baik.
Dia juga mengatakan bahwa lemak jenuh yang baik dari mentega dan minyak kelapa membantu menjaga dan melindungi Omega 3 di otak kita. Sebagai informasi tambahan, tahukah Anda bahwa wortel membantu menyerap estrogen tambahan dalam tubuh?
Jumlah estrogen yang tinggi dalam tubuh dapat membuat kita merasa mudah tersinggung dan murung. Ketika anak-anak rutin mengonsumsi wortel, bukan tidak mungkin dapat membantu menyeimbangkan hormon mereka secara alami.
3. Mudah lapar
Ketika kita makan makanan yang tidak padat nutrisi, kita akan terus merasa lapar. Anak-anak menjadi lebih mudah lapar karena kurangnya nutrisi yang baik.
Tubuh kita dimaksudkan untuk merasa puas dengan keseimbangan semua makanan, termasuk makanan laut, produk hewani, susu mentah, keju, mentega, minyak kelapa, buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian yang dipersiapkan dengan baik.
Ketika kita memenuhi asupan tersebut dan mulai makan lebih banyak makanan olahan, atau membatasi makronutrien seperti lemak, karbohidrat, atau protein, di situlah kita mulai kekurangan gizi.
4. Kekurangan protein bikin anak mudah merasa lelah
Banyak penelitian menunjukkan kalau kebutuhan protein yang kurang selama seminggu, sudah bisa menyebabkan pada otot yang berpengaruh pada postur dan gerakan.
Seiring berjalannya waktu, kekurangan protein juga berdampak pada berkurangnya massa otot, sehingga menyebabkan sulit menjaga keseimbangan dan memperlambat metabolisme.
Kondisi ini juga bisa menyebabkan anak mengalami anemia, dimana sel-sel tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen, sampai akhirnya anak mudah merasa lelah.
Artikel Terkait: 10 Vitamin Anak yang Bagus Rekomendasi, Dukung Pertumbuhan Optimal
5. Gampang sakit atau susah sembuh
Kekurangan protein atau asam amino dalam darah sangat berpengaruh terhadap sistem imun. Artinya, saat asam amino tidak tercukupi, tubuh tidak bisa membentuk antibodi yang berfungsi untuk mengaktifkan sel darah putih pelawan berbagai virus, bakteri dan toksin.
Karena itulah tubuh sangat membutuhkan protein, agar bisa menjaga tubuh tetap sehat. Ada pula bukti yang menunjukkan kalau protein dapat mengubah level bakteri baik yang berperan melawan penyakit di usus.
***
Parents, itulah beberapa tanda kekurangan protein yang bisa dialami anak maupun orang dewasa. Bila Parents mendapati tanda-tanda di atas, segera perbaiki pola makan dan penuhi asupan protein harian. Atau segera periksakan diri ke dokter bila ada keluhan yang lebih parah.