Sebuah kasus kekerasan anak di sekolah kembali terungkap. Seorang asisten perawat baru yang bekerja di sebuah playgroup mengungkap sebuah ‘skandal’ di Rusia yang membuat para orangtua takut. Skandal ini terungkap melalui foto-foto yang mengejutkan.
Bukti foto memperlihatkan kekerasan anak di sekolah TK
dok. foto: metro.co.uk
Beberapa foto yang menunjukkan kekerasan anak di sekolah ini datang dari Natalia Dyachenko, mantan asisten perawat di Sekolah Polinka yang dikelola secara pribadi di Astrakhan. Dalam foto tersebut, terlihat anak-anak yang berusia sekitar 2 tahun terikat di lengan dan kakinya hingga tak bisa berkutik.
Anak-anak tersebut dilaporkan diletakkan pada dua dipan yang berbeda, dengan kaki yang terikat kencang oleh popok sekali pakai. Selain itu, lengan mereka juga diikat erat dengan popok yang melilit hingga ke punggung mereka. Bahkan dalam satu kasus, seorang anak laki-laki lehernya hampir terlilit “Sehingga ia bisa dengan mudah mati lemas,” ungkapnya.
dok. foto: Metro.co.uk
Saat ini, investigasi masih dilakukan setelah beberapa orangtua menyampaikan kemarahannya.
Skandal ini sempat difilmkan melalui video
Pengakuan Natalia sang perekam video. (dok. foto: Metro.co.uk)
Natalia yang masih berusia 20 tahun itu, merekam video kejadian yang ia lihat itu sambil menjelaskan, “Kedua anak ini terikat erat dan akan tetap seperti ini sampai pukul 15.30. Anak laki-laki ini, berdiri di tempat tidur dan diikat. Dia memiliki simpul di lehernya, sehingga dia bisa dengan mudah tercekik. Para asisten taman kanak-kanak tidak peduli, mereka bersantai di suatu tempat,”.
“Saya tidak tahu bagaimana menjelaskan ini, Anda perlu melihat ini untuk memahaminya,” lanjut Natalia dalam video.
Salah satu murid sempat tidak mau sekolah
Olesya Urzhumova, salah satu ibu yang memasukkan putrinya ke taman kanak-kanak itu sempat merasakan hal yang mengganjal. Setiap hari, putrinya enggan pergi ke TK itu.
“Selama minggu pertama, saya mulai memperhatikan perubahan dalam suasana hati putri saya. Ketika kami mendekati taman kanak-kanak, dia langsung merengek dan menangis,” katanya.
Olesya diberi tahu oleh seorang teman bahwa seorang asisten perawat yang mengungkap fakta telah mengambil foto putrinya di ranjang sekolah TK. “Ada 12 hingga 15 anak di ruangan itu. Mereka berbaring di dipan masing-masing. Kaki anak-anak diikat dengan popok sekali pakai. Ada simpul besar di kaki dan tangan mereka yang melilit hingga punggung, “.
Setelah melihatnya, ia bergegas ke ruangan untuk mengambil putrinya. Saat itu, terlihat seorang ayah yang sedang marah dan mempertanyakan mengapa anak-anak mereka diikat. Sang pengacara taman kanak-kanak, Igor Borisovich juga terlihat sudah hadir di sana. Namun, dia menolak untuk menjawabnya.
“Saya menelepon pihak sekolah dan bertanya mengapa mereka mengikat anakku hingga tidak berkutik? Tetapi mereka tidak bisa memberi jawaban yang jelas,” ungkap ibu Olesya.
Orangtua lain menyebutnya dengan ‘taman kanak-kanak dari neraka’.
Belakangan, pengacara itu memberi keterangan di dalam surat kabar lokal Komsomolskaya Pravda. “Kami tidak mengikat anak-anak dan kami punya cukup tempat tidur untuk semua orang. Sang asisten perawat (Natalia) yang secara khusus mengatur segalanya sehingga menimbulkan skandal. Kami telah memecatnya. Sekarang bersama para orangtua, kami akan memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya dan bagaimana mengembalikan reputasi kami,” jelas sang pengacara dalam keterangannya.
“Ini bukan serangan pertama untuk kami. Saya yakin bahwa pihak yang berwenang akan memahami situasinya,”.
Sang pengacara menuduh Natalia si mantan asisten perawat berusaha mendiskreditkan taman kanak-kanak tersebut. Tetapi Yulia Svitina, seorang pejabat dari kantor kejaksaan negara bagian Astrakhan, membenarkan penyelidikan ini. Penyelidikan terhadap bukti yang dikumpulkan oleh Natalia sang mantan pekerja sedang dilakukan. Selain pemeriksaan secara rinci, para staf juga dimintai keterangan dengan jelas.
Beberapa kasus kekerasan anak di sekolah juga terjadi di Indonesia. Ini membuktikan bahwa Parents harus lebih peka terhadap anak-anak. Waspada dan perhatikan perubahan-perubahan yang terlihat dari anak-anak kita, maupun secara fisik dan emosional. Tanyakan selalu apa saja yang ia alami dan rasakan di sekolah.
Lembaga Komisi Perlindungan Anak Indonesia juga mengimbau seluruh masyarakat Indonesia agar melaporkan kejadian apa pun terkait kekerasan pada anak, termasuk penelantaran anak, menyiksa, atau melakukan kekerasan seksual. Anda bisa melakukan pengaduan melalui situs resminya.
Jadi, jangan ragu untuk melaporkan pihak berwenang jika menemukan kasus atau tanda-tanda kekerasan ya, Bun!
Baca juga:
3 Tanda kekerasan seksual pada anak yang wajib Parents tahu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.