Setelah menikah selama 4 tahun, akhirnya penantian Chacha Frederica dengan Dico Ganinduto untuk menjadi orangtua tak lama lagi terealisasikan. Perempuan kelahiran 8 November 1989 ini sedang menikmati kehamilannya yang sudah memasuki usia 7 bulan. Proses kehamilan Chacha Frederica ternyata memang tak mudah dan penuh perjuangan.
Perjalanan kehamilan Chacha Frederica ini sempat ia tuangkan lewat Instagram miliknya. Di mana ia mengaku pernah didiagnosis mengalami endometriosis pada 2017 lalu, yang mengharuskan melakukan prosedur laparoskopi.
Kehamilan Chacha Frederica melewati pengalaman alami endometriosis
Chacha menuliskan, sebelum hamil ia memang memeriksakan kesehatan reproduksinya lebih dulu untuk memastikan kesehatan rahimnya. Setelah melakukan pemeriksaan, dokter memberikan didiagnosis kalau dirinya mengalami endometriosis.
Indikasi penyakit endometriosis yang dialami Chacha bermula sejak ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Gejala menstruasi yang dialami tidak seperti gejala yang normal.
“Bismillah, semoga sharing ku ini manfaat ya. Sudah janji dari awal-awal hamil baru sekarang sempat aku sharing awal perjalanan aku merawat dan menjaga kesehatan rahim aku.
Ingat, aku menjaga kesehatan rahim ya teman-teman, awalnya jadi memang awal goalnya bukan buat hamil. Aku punya endometriosis, apa sih itu? Coba di googling ya. Indikasinya dari SMP kalau dapet selalu sakit dan sakitnya di luar batas normal.
Karena itu, Chacha juga memperingatkan agar para perempuan lebih mawas diri jika merasakan gejala serupa. Segera melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan untuk memastikan kesehatan organ reproduksinya.
Jadi buat adik-adik yang seperti aku, yuk, ke dokter kandungan. Mereka asik-asik dan baik-baik loh, dan dokter kandungan bukan hanya untuk ibu hamil dan ibu-ibu. oke. Jadi ubah mindsetnya ya… jangan sampai kaya aku. Endup nya harus laparascopy,” tulis Chacha Frederika di salah satu unggahannya.
Laparoskopi yang dilakukan Chacha mulanya untuk menjaga kesehatan rahimnya
Lebih lanjut, Chaca mengatakan kalau sejak awal sang suami memang meminta tindakan laparoskopi dilakukan dengan tujuan untuk menjalankan program bayi tabung. Namun dokter justru menyarankan untuk terlebih dahulu mementingkan kesehatan rahim Chacha. Mengingat, usia perempuan berhijab ini masih muda. Dengan demikian, dokter meyakinkan bahwa keduanya bisa punya kesempatan besar untuk program kehamilan alami terlebih dulu.
“Aku melakukan tindakan dengan dr. Quek Swee Chong di RS Gleneagles Singapura tahun 2017. Aku tahu beliau dari family friend aku, di mana kita dapat treatment yang berbeda. Family friend ku hanya treatment dengan minum obat karena usianya masih belasan tahun, beda sama aku yang sudah menikah, dan pasti ujung-ujungnya pengin cepat punya anak.
Suami sempat minta dr. Quel untuk bayi tabung aja di tahun 2017 itu, tapi beliau menolak karena goal laparascopy ini buat kesehatan rahimku, bukan buat hamil dulu.
Dan beliau mau kurang lebih setahun coba alami dulu karena konsiderasinya usia aku dan suami yang msh sangat muda (27 tahunan) menurut beliau,” jelas Chacha.
Artikel terkait: Hamil 4 bulan, hal ini Bikin Chacha Frederica menangis
Menceritakan proses kehamilan Chacha Frederica lewat media sosial, memang mau tidak mau akan mengundang banyak reaksi sekaligus pertanyaan. Sadar akan hal ini, aktris sinetron ini pun mengingatkan kembali terkait prosedur laparoskopi yang dilakukannya.
Chacha menganjurkan, kalau sebaiknya melakukan second hingga thrid opinion untuk meyakinkan diri sebelum melakukan tindakan yang sama dengannya.
“Cerita ini subjektif ya teman-teman, pengalaman pribadi aku, dan aku bukan dokter, jadi jangan tanya hal-hal yang sifatnya medis, karena bukan kapasitas aku.
Banyak pertanyan ke ke aku yang mungkin bisa aku jawab, seperti, ‘Kak, dokter suruh aku laparascopy, aku binggung” . Nah, kalau bingung boleh cari second atau third opinion ke dokter lain. Hak kita kok sebagai pasien cari info sebanyak-banyaknya InsyaAllah ketemu dokter yang paling nyaman dengan kita (nyaman ya karena kecocokan dokter kadang tergantung karakter kita juga bukan berarti dokternya gak bagus),” ujar Chacha.
Kemudian, ia pun menegaskan bahwa prosedur laparoskopi itu memang tidak menjamin membuat seseorang langsung bisa hamil.
“Buat aku yang sudah menjalani laparascopy, nggak apa-apa jalanin aja. Tapi ingat bukan berarti lapasrascopy jaminan tahun depan hamil ya. Fungsinya adalah untuk kesehatan rahim kita. Bismillah… untuk lebih detail bisa tanya ke SpOG kalian masing-masing yaa. #chachapreggostory,” tutup Chacha.
Apa itu endometriosis?
Mengutip dari MayoClinic, endometriosis merupakan kondisi di mana jaringan yang seharusnya melapisi dinding rahim (endometrium) tumbuh dan menumpuk di luar rahim.
Normalnya, jaringan dinding rahim akan menebal ketika seseorang mengalami ovulasi. Hal ini terjadi untuk mempersiapkan agar calon janin bisa menempel dalam rahim bila ada pembuahan. Namun, bila tidak ada pembuahan, endometrium yang menebal akan luruh dan keluar sebagai darah menstruasi.
Sedangkan pada penderita endometriosis, jaringan dinding rahim yang tumbuh di luar rahim juga akan meluruh saat menstruasi. Tapi, jaringan tersebut tidak keluar melalui vagina seperti hal normal, sehingga sisa endometrium mengendap di sekitar organ reproduksi.
Salah satu upaya untuk penyembuhannya dan mengobati endometriosis memang bisa dilakukan lewat laparoskopi. Yaitu, sebuah operasi lubang kunci dan prosedur bedah minimal invasif dengan membuat sayatan kecil di dinding perut.
Prosedur yang dilakukan untuk melihat sejumlah kelainan seperti infeksi, kista, fibroid dan perlengketan di dalam organ perut atau panggul. Laparoskopi juga bisa diakukan untuk program hamil.
Laparoskopi yang dilakukan untuk program hamil memiliki tujuan untuk menghilangkan jaringan parut atau membersihkan sumbatan di area reproduksi. Tergantung pada kondisi penyakit yang di derita dan usia pasangan.
Semoga informasi ini bermanfaat.
***
Referensi: Instagram Chacha Frederica, Mayo Clinic
Baca juga
Ini alasan mengapa penderita endometriosis harus operasi jika ingin hamil