Ibu meninggal terseret kereta, putrinya berusia 2 tahun bertahan hidup

Kecelakaan kereta api merenggut nyawa seorang ibu muda, sementara anak hanya menderita luka ringan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baru-baru ada sebuah tragedi yang memilukan, seorang ibu muda mengalami kecelakaan kereta api akibat jatuh dari kereta. Sementara putrinya yang berusia dua tahun menderita luka-luka.

Seorang ibu muda yang masih berusia 21 tahun bersama putrinya yang berusia dua tahun sedang turun dari kereta di sebuah stasiun di Nakhon Si Thammarat di Thailand Selatan.

Rupanya ketika itu kondisinya kereta belum benar-benat berhenti bergerak. Sang ibu pun akhirnya mengalami kecelakaan kereta api. Tubuhnya hancur karena terseret kereta yang bergerak lebih dari 60 meter sebelum akhirnya kereta tersebut berhenti.

Petugas stasiun kereta api, Somporn Buachuay mengatakan bahwa sang ibu, Benjawan Duangsuwan, berusaha turun dari kereta api sementara kodisi kereta saat ini belum benar-benar berhenti, menyebabkan dia dan putrinya jatuh dari trek.

Benjawan meninggal di tempat sementara putrinya secara ajaib hanya menderita luka-luka ringan. Gadis kecil yang masih berusia dua tahun itu segera dilarikan ke Rumah Sakit Por Than Klay Wajasit.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Insiden kecelakaan kereta api ini terjadi di stasiun kereta api Klong Chandee di desa Moo 4 di Tambon Chandee di distrik Chanwang pada pagi hari 30 November kemarin. Kereta Kantang telah melakukan perjalanan dari Bangkok ke Tambon Chandee.

Ayah tiri Benjawan, Sawat Khao, kemudian mengatakan kepada polisi bahwa wanita itu seharusnya menemuinya di stasiun untuk mendapatkan kunci motornya.

Apa yang perlu diperhatikan saat bepergian bersama balita untuk mencegah kecelakaan kereta api? 

Bepergian dengan balita tentu saja bisa menjadi suatu halyang cukup merepotkan jika tidak dipersiapkan dengan matang. Untuk memastikan atau mencegah terjadinya kecelakaan atau insiden berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Meminta untuk ditemani

Jika pasangan atau suami memang sedang berhalangan, cobalah untuk meminta bantuan pada orang lain. Tak ada salahya jika mengajak teman, atau anggota keluarga lainnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dengan adanya bantuan dari orang lain, tentu saja bisa membantu Anda mengelola dan menjada anak lebih baik. Setidaknya pendamping Anda bisa membantu membawkan tas atau mengawasi anak saat Anda menggunakan kamar mandi atau mengumpulkan barang-barang Anda.

2. Bepergian ‘seringan’ mungkin

Berpergian bersama anak, sama artinya dengan membawa barang yang cukup banyak. Anda harus membawa popok, Anda harus membawa lap basah, botol susu, pompa payudara Anda, satu set pakaian untuk bayi dan diri Anda sendiri. Daftarnya pun bisa terus berlanjut.

Namun, jika melakukan perjalanan hanya berdua anak, mengapa Anda tidak mencoba untuk memilah, mana barang yang benar-benar diperlukan, dan mana yang tidak? Pilihlah barang yang memang sekiranya sangat penting.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Selalu pilih transportasi yang yang ramah anak

Jika Anda harus bepergian sendiri, maka cobalah untuk memilih transportasi yang ramah anak. Misalnya, dengan perjalanan udara.

Biasanya, maskapai penerbangan sudah lebih ramah anak, dengan staf yang bisa membantu Anda memenuhi kebutuhan.Beberapa maskapai penerbangan memahami kebutuhan tahu bagimana membuat anak lebih merasa nyaman.

4. Jangan lupa asuransi perjalanan

Poin yang sangat penting lainnya yang berkaitan dengan perjalanan Anda dengan si kecil, tentu saja kebutuhan asuransi perjalanan yang komprehensif. Mencakup sebagian besar untuk Anda dan anak-anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hal ini tentu saja perlu, mengingat bahwa tak ada satu orang pun yang bisa menjamin saat melakukan perjalanan, Anda ataupun si kecil dalam kondisi sehat. Berada di luar negeri, biaya perawatan di rumah sakit ataupun untuk mendapatkan pengobatan bisa sangat tinggi.

Lagi pula, Anda tentu tidak ingin terjebak dengan tumpukan utang saat pulang ke rumah setelah perjalanan untuk melunasi biaya pengobatan saat liburan bukan?

 

Artikel disadur dari tulisan Sarah Voon di theAsianparent Singapura

Baca juga:

Asyik main HP, ibu ini tak sadar anaknya jatuh di rel kereta

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan