Selamat Tinggal Kebiasaan Buruk, Selamat Datang Pernikahan Harmonis

Pandangan dan informasi yang diceritakan di dalam artikel ini merupakan pendapat penulis dan belum tentu didukung oleh theAsianparent atau afiliasinya. TheAsianparent dan afiliasinya tidak bertanggung jawab atas konten di dalam artikel atau tidak bisa diminta pertanggungjawaban untuk kerusakan langsung atau tidak langsung yang mungkin diakibatkan oleh konten ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dalam kehidupan rumah tangga seringkali kita dihadapkan pada perselisihan-perselisihan yang terjadi antara suami dan istri. Perselisihan tersebut tidak selalu disebabkan oleh hal-hal besar, tetapi justru beragam hal sepele yang memicunya. Pertanyaannya selanjutnya, bagaimana kita bisa meninggalkan kebiasaan buruk dalam pernikahan?

Bisa saja, kok. Asal kedua belah pikah mau usaha. 

Cara berkomunikasi merupakan salah satu hal penting yang kadang kita lupakan. Baik seorang istri maupun suami, masing-masing harus menunjukkan penerimaan terhadap pasangan dengan cara yang baik. Sehingga mampu meminimalkan perseteruan di dalam kehidupan rumah tangga dan menciptakan kehidupan yang harmonis dan penuh kehangatan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu penyebab perselisihan atau perseteruan dalam kehidupan rumah tangga adalah kebiasaan buruk masing-masing pribadi. Kebiasaan buruk merupakan perilaku atau sikap yang terbentuk karena dilakukan terus-menerus bahkan sebagai rutinitas.

Misalnya saja kebiasaan istri yang sering mengeluh, kebiasaan suami yang senang memerintah, dan lain sebagainya. Bisa jadi kebiasaan buruk tersebut kita lakukan tanpa sadar. Secara perlahan kebiasaan buruk dalam pernikahan ini dapat menurunkan kualitas hidup kita sebagai pasangan suami dan istri.

Sebagai seorang istri, penting sekali bagi kita untuk segera menyadari kebiasaan buruk yang sering kita lakukan. Jika kebiasaan buruk terus menerus kita lakukan kemungkinan besar perselisihan akan timbul tenggelam dalam kehidupan keluarga.

Perlu diketahui bahwa kebiasaan buruk akan menciptakan hubungan yang tidak sehat dalam rumah tangga. Sebagian orang tidak menyadari bahwa kebiasaan buruk berbahaya bagi hidup mereka. Oleh sebab itu saling support suami dan istri untuk mengubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik merupakan hal yang utama.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menghentikan kebiasaan buruk memang tidak mudah dilakukan. Sesuatu yang telah melekat di bawah sadar dan dilakukan berulang-ulang memang susah untuk ditinggalkan. Kita membutuhkan niat yang kuat dan tekad yang bulat untuk mengubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik.

Menyadarikebiasaan buruk dalam pernikahan dan sedini mungkin berusaha mengubahnya atau mengatasinya merupakan langkah baik yang harus kita lakukan sekarang. Yuk, kita perhatikan berbagai kebiasaan buruk yang sering memicu perselisihan dalam kehidupan rumah tangga dan cara mengatasinya.

Upaya Menghilangkan Kebiasaan Buruk dalam Pernikahan

  1. Sering Mengeluh, Salah Satu Kebiasaan Buruk dalam Pernikahan

Sumber: Instagram @rifkarn

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebagai istri yang merangkap wanita karier atau ibu rumah tangga sama-sama memilki tugas yang penuh tantangan dalam kehidupan keluarga. Mengurus suami, anak, pekerjaan, dan rumah cukup menyita waktu sehingga istri sering kehilangan waktu me time-nya.

Belum lagi dihadapkan berbagai permasalahan yang muncul. Mengeluh mungkin saja merupakan salah satu refleks diri untuk menolak permasalahan dalam kehidupan. Biasanya kita mengeluh tanpa sadar dan kita melakukannya dengan spontan dalam menyikapi keadaan.

Kebanyakan keluhan yang kita utarakan merupakan ungkapan perasaan sedih, susah, kecewa, atau sakit hati yang sedang kita hadapi. Perlu kita ketahui bahwa kebiasaan mengeluh tidak akan membuat situasi yang kita hadapi menjadi lebih baik.

Namun, justru berbagai prasangka buruk berseliweran memenuhi isi kepala kita. Mungkin saja keluhan-keluhan yang terlontar dari bibir kita untuk mengharapkan simpati atau mendapatkan pengakuan dari suami. Suami yang mendengar keluhan-keluhan kita justru menjadi tersinggung dan seringkali emosi. Bahkan tidak jarang kita dilabeli sebagai istri yang kurang bersyukur.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dari hal tersebutlah perselisihan sering muncul sebagai bara api dalam kehidupan rumah tangga. Lantas apa yang sebaiknya kita lakukan? Stop mengeluh dan mencoba mencari jalan keluar dari setiap permasalahan mulai sekarang.

Kita perlu berpikir jernih untuk memecahkan masalah, bukan mengeluh yang semakin memperkeruh suasana. Suami pasti akan membantu kesulitan yang kita hadapi, begitupun sebaliknya kita harus siap meringankan beban suami.

Stop kebiasaan mengeluh dan gantilah dengan lafal syukur untuk membangun semangat optimis dalam menjalani hari-hari.

  1. Kebiasaan Buruk dalam Pernikahan, Menyalahkan

Sumber: Instagram @rifkarn

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Kamu sih, selalu memanjakan anak. Jadinya si kecil cengeng seperti ini kan!”

Teguran suami terhadap istri ataupun kemarahan istri terhadap suami seringkali memicu perdebatan sengit dalam kehidupan rumah tangga. Rasa penerimaan yang kurang dan cara berkomunikasi yang gagal membuat perselisihan tidak terelakan.

Perlu kita pahami bahwa setiap pribadi pasti pernah melakukan kesalahan. Sebagai seorang istri, kita bisa saja berpikir bahwa suami melakukan kesalahannya dengan sengaja, namun pernahkah kita juga berpikir bahwa kesalahan yang dilakukan suami karena kekhilafan?

Kita boleh saja menilai tindakan yang dilakukan suami berdasarkan perspektif kita. Namun ada baiknya kita memiliki cara pandang terbuka atau memberikan penilaian secara objektif. Menyalahkan orang lain merupakan bagian dari sikap mementingkan diri sendiri.

Rumitnya persoalan yang terjadi, seringkali membuat kita tidak lagi memikirkan langkah mengatasi kesalahan tersebut. Tetapi, kita justru disibukkan dengan pertanyaan siapa kira-kira yang harus bertanggung jawab atas kesalahan yang terjadi? Seringkali demi menyelamatkan diri dalam situasi tertentu, biasanya kita akan mengkambinghitamkan pasangan kita.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Suami tentu merasa tidak mendapat keadilan di sini. Kemudian, ia akan merasa terluka dan kecewa dengan kebiasaan kita yang senang menyalahkan. Jika sikap menyalahkan ini berulang-ulang kita lakukan, maka akan menjadi sebuah kebiasaan buruk yang berpotensi mengancam hubungan dalam rumah tangga.

Komentar pedas, sikap menyalahkan tanpa alasan yang jelas, dan tindakan nyinyir harus segera kita pangkas habis dalam keseharian. Kita harus mencoba untuk selalu mengedepankan berpikir sebelum bertindak. Sebagai istri tidak ada salahnya kita mengajak suami untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang bijak. Meminta maaf dan memulai hal baik untuk membangun kembali keharmonisan keluarga merupakan hal yang istimewa.

  1. Kebiasaan Kurang Menghargai Orang Lain

Sumber: Instagram @rifkarn

Tidak jarang kita temui seorang istri yang mendominasi pasangannya dalam kehidupan rumah tangga. Seorang istri yang merasa derajatnya lebih tinggi dari suami, baik secara pendidikan maupun material cenderung kurang menghargai pasangannya.

Istri akan menganggap dirinya lebih berharga dari sang suami. Hal ini tentu tidaklah sehat dalam keberlangsungan hidup berumahtangga. Istri secara spontan akan mementingkan diri sendiri dan mengabaikan kepentingan suami. Ia merasa harus selalu didengar dan sering mengabaikan perasaan suami. Istri ingin diutamakan dan dinomorsatukan dalam hubungan.

Kebiasaan kurang menghargai orang lain membuat kita hanya terpusat pada diri sendiri. Kita selalu mementingkan kepentingan diri. Perlu kita ketahui bahwa kurang menghargai orang lain memiliki dampak yang tidak baik bagi hubungan istri dengan pasangan.

Kita menjadi kurang rukun dengan suami. Hal tersebut tentu merugikan diri kita sendiri. Bahkan kita menjadi sulit mendapatkan kepercayaan dari suami. Apabila kita menutup mata dan telinga hanya untuk peduli dengan pola pikir sendiri yang belum tentu kebenarannya akan menyebabkan keharmonisan jauh dari keluarga kita. Hal inilah yang mendorong permasalahan dalam rumah tangga terus terjadi.

Perselisihan demi perselisihan terus melahirkan perpecahan. Sesegera mungkin kita harus mengakhiri kebiasaan buruk kurang menghargai orang lain. Bagaimana caranya?

Membangun kesadaran merupakan langkah tepat untuk mengubur kebiasaan buruk kurang menghargai orang lain. Kesadaran untuk mengarahkan perhatian dan memberikan kasih sayang kepada suami. Kesadaran untuk lebih peka terhadap perasaan orang lain.

Intinya jika kita mau dihargai orang lain, maka kita harus mampu menghargai orang lain. Dalam pernikahan hubungan suami dan istri layaknya adalah “saling”. Saling melengkapi, saling menghargai, saling mencintai, saling mendukung, dan saling menerima kekurangan.

Mudah-mudah, perlahan kebiasaan buruk dalam pernikahan ini bisa dihilangkan, ya. 

 

Ditulis oleh Rifka Roudhotun Nikmah, VIPP Member theAsianparent ID

 

Artikel Lain yang Ditulis VIPP Member theAsianparent ID:

Menjadi Anak Kecil Kembali, Membuatku Lebih Ringan Jalani Peran Sebagai Ibu

Pilih Pasangan yang Mapan atau Berjuang Bersama?

Ayah dan Suamiku, karena Kalian Aku Ingin Pulang