“KB alami jadi pilihan saya saat ini. Setelah melahirkan anak pertama, saya nggak mau punya anak dulu! Paling nggak nungggu anak usia 3 tahun dulu. Soalnya, kalau pakai alat kontrasepsi, kok, saya masih agak khawatir ya? Tapi sebelum memutuskan saya sudah merencanakan untuk kontrol ke dokter kandungan lebih dulu.”
Penggalan cerita di atas merupakan kisah dari Melly, seorang ibu baru yang masih menimbang baik buruk menggunakan KB alami.
Selama ini memang tidak sedikit perempuan memutuskan menggunakan KB alami. Salah satu alasannya, dikarenakan dirinya merasa khawatir tidak nyaman, atau bisa merasakan efek samping jika menggunakan alat kontrasepsi.
Seperti yang diutarakan Melly pada theAsianparent Indonesia. “Kalau pakai alat kontrasepsi tuh, agak ngeri. Soalnya kan ada benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita. Takut nggak nyaman, baik saya atau pun suami,” tegasnya.
dr. Yusfa Rasyid, SpOG. dari Rumah Sakit YPK Mandiri, Menteng mengingatkan, ketika memilih alat kontrasepsi memang baiknya perlu didiskusikan lebih dulu dengan pasangan. Selain itu, suami istri tentu saja perlu mendapatkan informasi yang tepat sehingga tidak terjebak dengan informasi salah, bahkan sekadar mitos belaka.
Hal ini pun tentu saja berlaku jika pasangan suami istri ingin menunda memiliki punya anak dengan cara menggunakan KB alami. Tetap perlu mempertimbangkan plus minusnya.
Jenis KB Alami yang bisa Dijadikan Pertimbangan, Apa Saja?
1. Memberikan ASI eksklusif
Sudah familiar dong, dengan metode ini? Memberikan ASI secara eksklusif dipercaya sebagai salah satu metode KB alami yang bisa dipilh.
Artinya, jika ingin menggunakan motode ini, Bunda wajib menyusui anak di mana pun, kapan pun. Artinya, Bunda perlu menyusui secara rutin. Tidak boleh ada jeda waktu menunda menyusui terlalu lama yaitu lebih dari 4 jam dalam waktu 24 jam lebih dari sekali.
Namun, ditegaskan oleh dr. Yusfa Rasyid, SpOG. Bahwa selama dirinya hampir 18 tahun menjadi praktisi dokter kandungan, tingkat keberhasilan KB dengan ASI itu hanya sekitar 50%, dan 50%-nya lagi itu mengalami kegagalan.
Selain itu, dr. Yusfa juga menegaskan, “Sebelum berbicara mengenai ASI sebagai kontrasepsi alami, kita bicara dulu masalah kesuburan pasca persalinan. Dari text book disebutkan bahwa kesuburan perempuan bisa pulih 6 minggu setelah melahirkan, tapi ada juga yang sampai dua tahun nggak subur-subur.”
“Jadi bisa dikatakan ini sangat individual. Range ini sangat luas dan tidak bisa diprediksi. Oleh sebab itu, kami selaku praktisi menganjurkan pada pasien, meskipun menyusui ada baiknya juga menggunakan kontrasepsi.”
2. Tidak Melakukan Hubungan Seks Saat Masa Subur
Salah satu metode KB alami yang bisa dipilih lainnya adalah tidak melakukan hubungan intim saat masa subur atau mengalami masa ovulasi. Namun, cara ini tentu saja tidak memberikan jaminan 100% mencegah kehamilan.
Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa Bunda tidak sedang dalam masa subur, ada beberapa hal yang perlu diketahui lebih dulu. Mulai dari mengukur suhu basal tubuh saat baru bangun tidur.
Pasalnya, Suhu tubuh paska masa ovulasi akan lebih tinggi dari suhu hari-hari biasanya. Bunda pun bisa menggunakan menggunakan termometer yang khusus didesain untuk mengukur suhu basal tubuh.
Selain itu, untuk mengetahui apakah Bunda masih dalam masa subur atau tidak, bisa mengecek pola lendir serviks selama siklus menstruasi. Sebelum ovarium melepas sel telur, Anda akan mengeluarkan lebih banyak lendir yang lebih encer dari biasanya.
3. Gunakan Kalender
Nah, KB alami yang cukup familiar dan banyak dipilih adalah menggunan sistem kalender. Sebenarnya metode ini juga berkaitan erat dengan penghitungan masa subur.
Nah, untuk itu penting bagi Parents untuk mencatat masa subur di kalender. Hari pertama dari masa subur perempuan adalah 18 hari sebelum hari pertama mentsruasi, sedangkan hari terakhirnya adalah 11 hari sebelum hari terakhir menstruasi.
4. Tidak Ejakulasi di Dalam Vagina (Seks Terputus)
Metode KB alami lainnya yang dipercaya mencegah pembuahan adalah ejakulasi di luar vagina sehingga mencegah sperma bertemu dengan sel telur. Cara ini juga dikenal dengan istilah senggama terputus.
Namun, jika Bunda memilih KB alami dengan metode ini, suami tentu saja dituntut untuk konsisten melakukannya. Suami harus memiliki kontrol diri yang kuat untuk mengeluarkan penisnya sebelum ejakulasi.
5. Cek Kondisi Lendir Serviks Bisa Jadi KB Alami
Pernah mendengar metode KB alami dengan cara yang satu ini? dr. Yusfa mengatakan, salah satu upaya untuk melakukan pencegahan kehamilan bisa lewat pemeriksaan lendir serviks. Di mana kondisi lendir serviks ini bisa menjadi salah satu tanda memasuki masa subur.
Katanya, “Memang perubahan produksi lendir serviks ini bisa jadi pertanda perempuan sedang berovulasi,”
Namun, pemeriksaan ini tentu saja perlu dilakukan secara berkala bahkan rutin setiap harinya. Caranya, bisa gunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk mengetahui konsistensi dari lendir serviks.
6. Ketahui Suhu Basal Tubuh
Upaya lain sebagai KB alami, Anda juga bisa memeriksakan suhu basal tubuh. Pasalnya, hal ini terkait dengan masa subur perempuan. Di mana pada umumnya suhu tubuh perempuan cenderung akan berubah-ubah sepanjang siklus menstruasi. Di awal siklus, suhu tubuh terhitung lebih rendah. Sementara saat masa ovulasi, suhu tubuh akan sedikit meningkat.
Meskipun KB alami ini tidak perlu mengeluarkan biaya, dan tubuh Bunda dianggap tidak perlu dimasuki oleh benda asing, bukan berarti efektivitasnya lebih baik jika dibandingkan saat menggunakan alat kontrasepsi.
Tak mengherankan jika dr. Yusfa akan menganjurkan pada pasien untuk menggunakan alat kontrasepsi yang tepat jika memang ingin menunda kehamilan.
Kalau Bunda bagaimana, apakah tetap memilih KB alami dibandingkan gunakan alat kontrasepsi?
Baca juga:
id.theasianparent.com/pil-kb-bikin-gemuk
Ini alasan mengapa alat kontrasepsi diafragma cocok untuk ibu menyusui
id.theasianparent.com/agar-tidak-hamil