Perdagangan anak nyatanya masih saja marak terjadi. Kasus prostitusi anak di Sunter yang mencuat belum lama ini kembali menyingkap fakta miris tersebut.
Sedihnya lagi, para korban di bawah umur tersebut biasanya masuk ke dalam lingkaran dunia esek-esek lantaran dijebak sang mucikari. Lantas, bagaimana peran orangtua agar kasus serupa tidak terus berulang?
Kasus Prostitusi Anak di Sunter, Korban Diimingi Pekerjaan
Melansir Tempo.co, kasus prostitusi anak yang diungkap Kepolisian Sektor Tanjung Priok di Sunter bermodus mengiming-imingi para remaja perempuan untuk bekerja.
Kapolres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Guruh Arif Darmawan mengatakan, tersangka yang merupakan mucikari tak menyebut pekerjaan yang dimaksud tersebut adalah menjual diri kepada lelaki hidung belang.
“Jadi antara korban dan mucikari ini sudah saling kenal, kemudian diiming-imingi pekerjaan di suatu tempat, tapi ternyata tidak seperti yang diharapkan oleh korban,” ujar Guruh saat dikonfirmasi, Kamis, 28 Januari 2021.
Guruh mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus ini, sebab ada indikasi jumlah korban yang direkrut oleh RSD bukan hanya empat orang saja.
Sementara itu tersangka RSD mengaku merekrut para PSK di bawah umur itu tak cuma dari Jakarta saja. Ia mengaku para anak di bawah umur tersebut ada yang direkrut dari Cirebon hingga Bali. Proses perekrutan itu pun dilakukan dari mulut ke mulut.
Mengenai tarif dari PSK di bawah umur itu, Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok Ajun Komisaris Paksi Eka Saputra mengatakan, berdasarkan keterangan R, pelanggan prostitusi anak yang ikut diciduk polisi, telah membayar uang sejumlah Rp 20 juta kepada RSD untuk berhubungan seks dengan empat anak di bawah umur.
Lalu menurut keterangan empat korban, mereka hanya mendapatkan uang sejumlah 1 sampai 3 juta dari hasil melayani R.
“Selisih angka dari keuntungan tersebut untuk si mucikari,” ujar Paksi.
Artikel terkait: Kasus Prostitusi Online Anak Kian Merebak, Parents Wajib Waspada
Korban Dijajakan Melalui Aplikasi MiChat
Pengungkapan kasus prostitusi anak ini berawal dari patroli polisi di media sosial. Saat itu tersangka RSD memang menjajakan anak di bawah umur melalui aplikasi MiChat.
Setelah dilakukan penyelidikan, polisi akhirnya menangkap RSD di halaman parkir hotel di Sunter, Jakarta Utara pada Senin lalu. Setelah diinterogasi, RSD akhirnya mau menunjukkan kamar tempat anak-anak itu sedang melayani pria hidung belang.
Para PSK di bawah umur yang masing-masing berinisal DM (17 tahun), FZ (15), AA (15), dan SF (15) itu kemudian dibawa ke Unit Perlindungan Anak Polsek Tanjung Priok dan telah ditetapkan sebagai saksi dalam kasus tersebut. Mereka rencananya akan diberi pendampingan dari psikolog untuk memulihkan keadaan mentalnya.
Sementara pelaku mucikari prostitusi anak RSD saat ini sudah mendekam di Rutan Polsek Tanjung Priok. Tersangka dijerat dengan Pasal 1 angka 1 UU 21 Tahun 2007 tentang perdagangan manusia dengan ancaman pidana penjara hingga 6 tahun.
Artikel terkait: Pelacuran Anak di Trenggalek, gadis 14 tahun melayani 10 pria setiap hari
Pentingnya Peran Orangtua untuk Mencegah Prostitusi Anak
Parents, kasus prostitusi online di kalangan anak dan remaja sejujurnya bukan hal baru. Terlebih dengan perkembangan internet dan media sosial saat ini, eksploitasi terhadap anak di bawah umur justru semakin terasa mudah dilakukan. Mirisnya, banyak PSK (pekerja seks komersil) yang menawarkan jasanya via online ternyata masih berstatus pelajar.
Jika mengamati kondisi saat ini, anak-anak memang semakin sering menghabiskan mereka dengan berinteraksi di dunia maya. Di sisi lain, pengetahuan dan kontrol diri mereka belum sepenuhnya memadai. Celah inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Dari sejumlah kasus yang ada, anak-anak yang tidak mendapatkan kasih sayang utuh di dalam keluarga sangat mudah terseret ke dunia kelam prostitusi. Orangtua yang berkonflik atau terlalu sibuk bekerja, pada akhirnya kurang memperhatikan kebutuhan dan perkembangan buah hatinya.
Itulah sebabnya, menurut para ahli, orangtua memiliki peran sentral untuk mencegah anak-anak terjerumus ke dalam praktik prostitusi. Hubungan yang penuh cinta dan perhatian, serta komunikasi efektif menjadi fondasi penting dalam keluarga.
Semoga kasus prostitusi anak di Sunter memberikan kita pelajaran berharga ya, Parents. Mari mendampingi tumbuh kembang anak dengan kasih sayang.
Baca juga:
10 Artis Ini Pernah Terlibat Kasus Prostitusi, Ada yang Masih Belasan Tahun!
id.theasianparent.com/hana-hanifah-minta-maaf
Terjadi Lagi, Artis FTV Diduga Terlibat Prostitusi Online di Medan