Mencari ART (asisten rumah tangga) atau babysitter yang tepat untuk anak memang ibarat mencari jodoh. Sulit untuk menemukan yang bisa cocok dengan anak, belum lagi muncul kekhawatiran karena banyak kasus anak yang dianiaya oleh pembantu. Sudah bekerja lama pun tidak menjadi jaminan, karena baru menunjukkan sifat aslinya kemudian. Seperti kasus penganiayaan anak terbaru yang dilakukan oleh ART yang telah bekerja selama 7 tahun pada sebuah keluarga.
Kasus penganiayaan anak terbaru: ART ingin mendisiplinkan anak dengan caranya sendiri
Hamida, seorang ART asal Indonesia yang bekerja di Singapura, memutuskan untuk menghukum anak bungsu majikannya karena anak tersebut tidak mau mengerjakan PR dan ngompol.
Ia menjejalkan cabai rawit sepanjang 1-2 cm pada mulut anak berumur 7 tahun tersebut, mengguncang bahunya, dan memukul kepala si anak dengan scratching board kayu untuk kucing seberat 1,3 kg.
ART tersebut bukanlah orang baru, ia telah bekerja untuk keluarga tersebut selama lebih dari 7 tahun. Hamida mengurus si anak yang menjadi korban dan kakaknya yang berusia 9 tahun.
Si kakaklah yang mengadu pada ibu mereka dan ibu mereka pun langsung memanggil polisi setelah menemukan ada luka pada kepala anak bungsunya.
Jaksa menuntut hukuman minimal 6 bulan penjara, merujuk pada kesengajaan Hamida menggunakan cabai rawit karena tahu si anak bungsu takut pada makanan pedas. Dia akhirnya dijatuhi hukuman penjara enam bulan di bawah Undang-Undang Anak dan Pemuda, di mana hukumannya bisa hingga empat tahun penjara, denda S$ 4000, atau keduanya.
Kasus penganiayaan anak terbaru: Apakah tidak apa-apa membiarkan ART atau babysitter Anda mendisiplinkan anak-anak Anda?
Apa pendapat Anda tentang membiarkan ART atau babysitter Anda mendisiplin anak-anak Anda, dan sejauh mana peranan mereka dalam mendidik anak? Beberapa ibu tidak keberatan karena anak mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka dengan ART, tapi sebagian ibu lain tidak ingin ART untuk terlalu ikut campur dalam mendisiplinkan anak dan hanya bertugas menemani mereka.
Kami bertanya pada dua ahli yang memberikan pendapat untuk kedua belah pihak.
Dr Lim Boon Leng, seorang psikiater dari Dr BL Lim Centre for Psychological Wellness, percaya bahwa ART atau babysitter harus memiliki beberapa bentuk kekuatan untuk mendisiplinkan anak Anda. Tanpa bentuk disiplin apa pun, ia percaya anak bisa menjadi tidak sopan dan kasar.
Ini terutama benar ketika tidak ada orang yang mengendalikan perilaku anak. Ia akan merasa seperti bebas bertindak apa pun.
Namun, menetapkan batasan disiplin dengan ART Anda sangat penting. Hukuman untuk anak hanya boleh dijatuhkan oleh orang tua.
Yang paling dapat dilakukan oleh ART Anda adalah memberikan peringatan dan teguran lisan di mana diperlukan, yang semuanya bersifat non-fisik. ART juga harus mendorong dan memuji anak-anak untuk perilaku yang baik. Diskusikan dan tentukan peraturan ini sejelas-jelasnya dengan ART Anda.
Di sisi lain, Brian Poh, psikolog klinis di Institute of Mental Health, merasa bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan pengasuhan, termasuk tanggung jawab disiplin, seharusnya hanya bergantung pada pundak orangtua. Dia menyatakan bahwa ART hanyalah “penolong”, dan bukan “penegak disiplin”.
Alasannya adalah bahwa ART dapat meninggalkan keluarga dan mungkin tidak berdampak pada kehidupan anak Anda. Plus, asuhannya dan ide-idenya tentang disiplin mungkin berbeda sepenuhnya dari Anda.
Pada akhirnya, kami merasa bahwa penting untuk berbicara dengan ART Anda dan mendiskusikan batasannya. Apa yang Anda pikirkan? Maukah Anda membiarkan pelayan Anda mendisiplinkan anak Anda atau apakah tanggung jawab itu jatuh ke tangan Anda?
Artikel disadur dari tulisan Nicholasyong di theAsianparent Singapura.
Baca juga:
Karena rewel, balita 2 tahun dicekoki cabai oleh pengasuh hingga meninggal