Setiap anak tumbuh dan berkembang secara berbeda-beda. Sebagai orang tua, tentu ada perasaan senang saat buah hati mereka mencapai tahap baru kemampuan dalam hidup.
Tak jarang, para orang tua bisa merasa cemas dengan kemampuan berbeda-beda yang dicapai oleh anak-anak mereka. Namun, tidak perlu demikian, sepanjang masih berada dalam kategori normal, sesuai petunjuk tumbuh kembang yang ada.
Dilansir melalui The Conversation, Kamis (5/12), ada beberapa perbedaan yang membuat setiap anak unik. Ini juga sekaligus memberikan tantangan kepada para orang tua untuk mengetahui kapan kekhawatiran itu adalah wajar dan kapan waktu yang tepat untuk mencari bantuan.
Berbagai perilaku bayi dan anak-anak menyebabkan kekhawatiran orang tua, di antaranya adalah tantrum atau amukan yang mungkin terjad. Atau, masih mengompol di akhir periode usia balita. Jadi, apakah semua hal itu normal terjadi? Sebelumnya, perlu dijelaskan bahwa tantrum merupakan bagian khas dalam perkembangan anak. Ini mungkin terlihat seperti emosi dan perilaku yang tak terkendali. Anak-anak yang mengalami tantrum seringkali menangis, berteriak, hingga menendang, dan membanting pintu. Amukan sangat umum terjadi saat di usia balita, namun beberapa kasus juga ditemukan saat anak memasuki usia sekolah dasar.
Otak anak-anak berkembang dengan pesat sejak bayi hingga usia tiga dan empat tahun. Mereka biasanya mulai mengembangkan keterampilan untuk mengelola atau mengatur sendiri emosi dan perilaku dengan lebih baik. Sama seperti orang dewasa, ketika seorang anak sedang mengalami perubahan, tentu menjadi lebih sulit bagi mereka untuk mengatur diri sendiri. Ini terjadi saat orang tua melihat peningkatan kemarahan atau perilaku yang sulit. Jika para orang tua melihat anak-anak yang mengamuk dengan durasi sangat lama, seperti lebih dari 30 menit, atau tantrum terjadi hampir setiap hari hingga orang-orang di sekitar merasa kesulitan, mungkin berkonsultasi ke dokter adalah pilihan yang tepat. Selanjutnya, masalah yang sering dikhawatirkan para orang tua adalah ketika anak-anak mereka masih mengompol.
Hal ini memang tergantung dengan banyak faktor, termasuk genetika, perkembangan dan kesiapan fisik, emosi dan kognitif anak, dan lingkungan mereka.
Mengompol tidak dianggap sebagai masalah medis sampai usia enam atau tujuh tahun. Namun, orang tua harus memperhatikan perubahan kemampuan anak untuk buang air sendiri, apakah mereka justru mundur dari tahap apa yang sebelumnya telah dicapai. Hal ini karena jika demikian, maka ada baiknya untuk berkonsultasi ke dokter, terlebih perubahan pola itu terjadi lebih dari dua pekan.
Selanjutnya adalah keterlambatan dalam hal bersosialisasi. Tidak selalu mengacu kepada anak yang pemalu, namun menunjukkan perubahan dalam perilaku yang biasa atau pola yang terus menerus, di mana seorang anak menunjukkan kurangnya minat dan interaksi sosial. Para orang tua mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter saat anak mereka tidak pernah melakukan hubungan sosial yang baik. Seperti diantaranya, menghindari kontak mata, kedekatan fisik, atau menghindari interaksi sosial.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.