Balita 2 tahun kena kanker ovarium, ini pesan sang ibu kepada semua orangtua

Anak usia 2 tahun menderita kanker indung telur. Bagaimana bisa ya? Berikut kisah lengkap tentang anak kecil yang menderita kanker ovarium ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Anak-anak memang sangat rentan terhadap penyakit, hal ini karena daya tahan tubuh mereka yang masih rentan. Penyakit yang kerap diderita anak-anak yaitu batuk, pilek, demam dan lain sebagainya. Namun bagaimana jika anak terkena kanker indung telur atau kanker ovarium? Berikut kisah anak malang yang menderita kanker indung telur di usianya yang masih dini.

Kisah anak 2 tahun yang alami kanker indung telur

McKenna Shea 'Kenni' Xydias, masih berumur 2 tahun. Harusnya di usia ini, ia asyik bermain, bereksplorasi mengenali lingkungan sekitar dan dunianya. Sayang, bagi si kecil Kenni, dunianya tak seindah balita pada umumnya, karena ia didiagnosis menderita kanker ovarium atau kanker indung telur.

Semua berawal ketika  Kenni terserang demam dan mengalami kembung. Mike dan Meagan, orangtua Kenni, membawa sang anak ke dokter. Para dokter meyakinkan pihak keluarga bahwa Kenni hanya mengalami penumpukan gas dalam perutnya.

Meagan, ibu Kenni yang tidak puas dengan hasil tersebut, mendesak dokter untuk melakukan tes lebih lanjut. Hasilnya, tumor sebesar 14 sentimeter ditemukan di ovarium kanan Kenni, di antara tumor, kanker kecil lainnya terdapat di dekat organ hati Kenni.

Keluarga Kenni terkejut dengan hasil pemeriksaan putri mereka. Bagaimana mungkin seorang anak berusia 2 tahun memiliki kanker ovarium stadium 3?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Bagaimana ini bisa terjadi. Aku tahu ini lebih umum terjadi pada wanita dewasa. Aku tidak menyadari bahwa itu bisa terjadi pada anak kecil," ungkap Mike Xydias.

Artikel terkait: Kisah bocah 15 bulan yang mengalami kanker ovarium, ini curahan hati sang ibu

Fakta tentang kanker indung telur yang diderita Kenni

Ternyata, kanker ovarium yang biasa terjadi pada wanita dewasa sangat berbeda dengan jenis kanker ovarium yang diderita Kenni. Massa pada ovarium Kenni disebut tumor sel germinal, bentuk paling umum dari tumor yang akibat faktor keturunan pada anak-anak. 

Don Eslin, MD, seorang ahli kanker anak dari Rumah Sakit Orlando Arnold Palmer menjelaskan tentang tumor yang diderita Kenni.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Tumor sel germinal di ovarium adalah tumor yang tumbuh dalam sel yang kerdil pada awal perkembangan manusia, tetapi seharusnya hal tersebut normal terjadi saat organ reproduksi anak-anak sedang berkembang. Di sisi lain, kanker ovarium pada orang dewasa terbentuk ketika ada sesuatu yang salah dengan sel-sel normal, tidak seperti tumor sel germinal, yang dari awal memang tidak pernah berkembang menjadi sel-sel sehat," jelasnya.

Artikel terkait: Waspada! Gejala kanker ovarium ini sering diabaikan banyak wanita

Kanker indung telur pada anak jarang terjadi

"Tumor sel germinal jarang terjadi. Namun, mereka adalah salah satu masalah ovarium paling umum pada anak-anak. Ada beberapa jenis tumor sel germinal, tetapi mereka semua diatasi dengan cara yang sama, yaitu dengan pembedahan dan kemoterapi," tambahnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kenni menjalani operasi pada 18 Februari lalu. Dokter dapat mengangkat 90% tumor terbesar Kenni, serta sel kanker lainnya. Tetapi mereka harus mengangkat satu ovarium dan beberapa usus kecilnya dalam proses tersebut. Kenni  memulai kemoterapi pada 27 Februari.

Tumor sel germinal juga dapat terjadi pada orang dewasa, tetapi lebih mungkin terjadi pada anak-anak dan remaja. Kanker ovarium anak-anak menyumbang kurang dari 5% dari semua kasus kanker ovarium, menurut Pusat Informasi Penyakit Genetik dan Langka.

"McKenna Shea adalah balita 2 tahun yang tidak akan pernah membiarkan apa pun menghentikan perjuangan hidupnya!" Kata keluarga Xydias.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Meagan Xydias memiliki pesan penting bagi ibu-ibu lain yang mungkin memiliki firasat bahwa anak mereka menderita masalah kesehatan yang lebih besar.

"Saya tahu mungkin sulit bagi seorang ibu untuk pergi ke dokter dan berkata, 'Ada yang tidak beres,' tetapi kadang-kadang Anda harus memercayai feeling Anda, Aku harap setelah mendengar cerita Kenni, orang-orang mau mengatakan, 'Hei, bisakah kamu (dokter) melakukan satu pemeriksaan lagi?' pada dokter mereka," tutupnya.

*** 
Semoga kisah ini menjadi pelajaran agar kita selalu waspada dengan setiap gejala sakit yang diderita buah hati kita. 

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga:

id.theasianparent.com/gejala-kanker-ovarium/