Berbagai Kalimat Menyebalkan yang Sebaiknya Tak diucapkan Saat Bertemu Kerabat

Banyak dari kita secara tak sengaja membuat mental seseorang down karena mengucapkan kalimat-kalimat menyebalkan ini. Yuk, kita hilangkan kebiasaan buruk itu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mestinya, peristiwa Idul Fitri dan berkumpul bersama keluarga jadi sesuatu yang menyenangkan. Tetapi, selalu saja ada pertanyaan dan kalimat menyebalkan terucap yang membuat orang lain tak nyaman. Mirisnya, hal itu seringkali dilontarkan oleh kerabat dan teman-teman sekitar kita.

Bisa jadi, kalimat menyebalkan tersebut diucapkan karena tak punya topik lain. Tapi beberapa memang sengaja melontarkan pernyataan yang membuat orang merasa minder dengan keadaan dirinya.

Sekalipun beberapa dari kita pernah merasakan betapa tak nyamannya kalimat tersebut, tetapi banyak juga yang melakukan kesalahan tersebut ke orang lainnya lagi. Karena hal yang tak nyaman tersebut dianggap lumrah oleh sebagian orang.

Berikut daftar kalimat menyebalkan yang sering dilontarkan orang sekitar kita dan membuat orang lain tak nyaman:

1. Menyangkut status hubungan

Ini sering dilontarkan oleh orang yang sudah menikah kepada yang masih menjomblo. Banyak yang beralasan bahwa pertanyaan ini adalah sebagai motivasi. Padahal, kalimat menyebalkan ini malah bikin tertekan lho.

  • “Kapan nikah?”
  • “Suami/istrimu mana? Oh iya, lupa. Kan kamu belum nikah.”
  • Nggak kesepian nih belum ketemu jodoh juga?”
  • “Nanti keburu nggak laku lho.”
  • “Sama yang kemarin di foto Instagram kamu itu, putus?”

2. Mengomentari penampilan

Benar bahwa Anda perhatian dengan ukuran dan keadaan tubuh seseorang. Tapi ada banyak orang yang tidak percaya diri dengan tubuhnya sehingga mengomentari hal ini akan membuat ia makin down. Sebaiknya, ingatkan pada diri masing-masing untuk mengerem keinginan untuk berkomentar. Ini contohnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • “Wah, kamu sekarang kok gemukan ya?”
  • “Ya ampun, dari dulu segini-segini aja. Kurus banget sih?”
  • “Kok sekarang kamu jadi jerawatan gini sih?”
  • “Itu model baju macam apa sih? Kok potongannya aneh gitu?”
  • “Itu pipi atau bakpao? Gembul amat.”

3. Komentar seputar anak

Ini paling membuat tertekan para pasangan suami istri. Karena, setelah mereka terbebas dari pertanyaan “kapan nikah?” mereka memasuki tahap baru pertanyaan memuakkan sebagai berikut:

  • “Udah ‘isi’ belum perutnya?”
  • “Kapan nih nambah momongan lagi?”
  • “Anakku udah bisa ngoceh banyak dan jalan sejak umur 12 bulan. Kok anakmu belum ya?”
  • “Anakmu ranking berapa di sekolah? Anakku sih selalu juara kelas.”
  • “Anakmu sakit-sakitan ya? Mungkin kamu pas hamil suka (sebutkan mitos populer dalam masyarakat) kali.”
  • “Udah umur segini kok anakmu pendek banget ya?”
  • “Aduh, kayaknya anakmu obesitas deh.”
  • “Anakmu kurus amat sih?”
  • “Kasihan anaknya kalau dikasih susu formula.” (Anda bisa tak setuju pilihannya, tapi Anda bisa menahan diri untuk mengomentari ini langsung karena kita tak akan tahu kondisi kesehatan seseorang.)
  • “Mungkin kamu melakukan sebuah dosa tertentu yang membuat anakmu terlahir autis/cacat/sakit.”

4. Menghakimi kehamilan dan proses kelahiran

Kita wajib menjaga perasaan ibu hamil demi kesehatan ibu dan janinnya. Karena ibu hamil yang bahagia akan membuat anak sehat. Apalagi jika Anda bukanlah seorang bidan atau obgyn yang memahami kesehatan ibu dan bayi di dalam kandungan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Berikut kalimat menyebalkan yang harus dihindari:

  • “Udah hamil 6 bulan kok perutnya masih kecil banget?”
  • “Kamu bukan lagi hamil kembar kan? Kegedean tuh perutnya.”
  • “Hamil bikin kamu jerawatan ya? Harusnya hamil malah bikin kulit sehat lho. Kamu salah makan kali.” (Faktanya, beberapa ibu hamil memang memiliki hormon yang mengundang jerawat datang.)
  • “Waduh, kok melahirkan cesar sih?”

5. Mengomentari pekerjaan

 

Tak semua orang beruntung punya pekerjaan bagus. Kadang, beberapa pekerjaan memang dilaksanakan dengan terpaksa karena menganggur jauh lebih mengerikan daripada bekerja sekadarnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Beberapa orang pun sedang berusaha merintis karirnya sehingga belum punya pekerjaan yang bisa ‘dipamerkan’ dan tampak membanggakan. Kalimat di bawah ini bisa bikin down lho:

  • “Kamu kan sarjana. Kok masih nganggur?”
  • “Kamu kan berpendidikan, masak kerja kayak gitu sih?”
  • “Gajimu masih kecil banget ya. Padahal anaknya (sebutkan nama tetangga) baru lulus kuliah gajinya udah 10 juta tuh.”
  • “Jabatanmu di perusahaan apa? Masih lama ya untuk dapat posisi lebih tinggi?”
  • “Emang sih, kalau nggak kuliah bakalan susah cari kerja.”
  • “Temen SMA mu tuh, baru lulus udah bisa beli mobil dan cicil rumah.”
  • “Tinggalnya doang di Jakarta, gajinya tetap gaji kampung.”
  • “Kok tega sih nitipin anak ke day care dan malah ngantor?”
  • “Kamu nggak pengen bantu suami cari uang? Kalau cuma nganggur di rumah jadi Ibu Rumah Tangga (IRT), ya kamu cuma akan jadi beban aja.”
  • “Pantesan nggak kaya-kaya. Kerjaanmu gitu-gitu aja sih…”

Artikel terkait: Sesungguhnya Seorang IRT itu bukanlah Pengangguran.

6. Topik agama dan politik

Situasi politik Indonesia yang berkaitan dengan agama membuat hal ini jadi isu sensitif dan memancing perdebatan panjang di keluarga. Bisa jadi, momen silaturahmi justru dirusak dengan perdebatan panjang. Hindari kalimat berikut:

  • Pilkada Jakarta kemarin dukung siapa?
  • Kamu pro pemerintah atau kontra?
  • Kamu setuju nggak kalau dia memang penista agama/pelaku pornografi?
  • Kamu dukung demo atau tolak demo?
  • Kok kamu ibadahnya udah beda?
  • Jilbab kamu kurang syar’i.

Sebagai alternatif dalam menggunakan kalimat menyebalkan itu, Anda bisa bertanya tentang hobi, situasi di tempat tinggal kerabat Anda, menawarkan cara untuk membantunya sukses, dan banyak alternatif lainnya.

Tanpa pertanyaan dan penyataan di atas, percayalah bahwa hidup yang dijalani setiap orang sudah berat dengan segala macam dilemanya. Tak perlu ditambah beban lagi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebelum bertemu dengan keluarga besar, Anda bisa mengirimkan tulisan ini ke WhatsApp keluarga untuk mengantisipasi hal ini. Karena, kita perlu membangun support system untuk memudahkan orang terdekat kita berkembang, bukan untuk membuatnya makin tertekan.

Adakah hal menyebalkan lain yang Anda terima yang belum termasuk dalam kalimat menyebalkan di atas? Beritahu kami ya supaya kami bisa memperbarui daftar kata-kata terlarang yang bikin minder di atas supaya makin sedikit yang mengalaminya.

Yuk, kita bangun sistem sosial yang sehat. Jangan ada kalimat menyebalkan di antara kita.

 

Baca juga:

Anak ASI atau Susu Formula dan Perdebatan Lain yang tak Perlu Namun Biasa dilakukan oleh Para Ibu

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 

Penulis

Syahar Banu