Sebelum kita lebih jauh membahas tentang apa yang dimaksud dengan kalimat pasif, terlebih dahulu kita akan membahas tentang apa yang dimaksud dengan kalimat.
Menyadur dalam buku Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia (Kridalaksana: 1991), kalimat adalah suatu gagasan yang relatif berdiri sendiri yang dilengkapi intonasi final dan terdiri dari beberapa klausa.
Sedangkan menurut KBBI kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan.
Artikel terkait: 7 Kalimat Positif yang Perlu Anda Katakan Pada Anak
Kalimat Pasif, Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Pengertian
Sederhananya, kalimat pasif adalah kebalikan kalimat aktif. Jadi bisa juga disebut kalimat tidak aktif. Pengertiannya yakni kalimat yang subjeknya sesudah predikat, atau kalimat yang subjeknya dikenai suatu perbuatan atau aktivitas.
Aktivitas yang dilakukan oleh subjek dalam kalimat ini berasal dari hubungan antara kata kerja dengan subjek.
Ciri-ciri
Kalimat tidak aktif dapat dibuat dari kalimat aktif, di mana subjek ditukar menjadi objek dan jenis predikatnya diganti. Ini adalah tentang ‘permainan’ utak-atik kata.
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1. Biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-.
2. Subjeknya sebagai penderita.
3. Predikatnya berimbuhan di-, ter-, atau ter-kan.
4. Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh kata kerja yang kehilangan awalan).
Jenis Kalimat Tidak Aktif
Kalimat tidak aktif ini terbagi menjadi dua jenis, berikut penjelasan selengkapnya.
1. Kalimat Pasif Transitif
Kalimat ini punya ciri yakni memiliki objek.
Maka dari itu, jenis kalimat ini memiliki pola O-P-S (Objek-Predikat-Subjek) atau O-P-S-K (Objek-Predikat-Subjek-Keterangan).
Contoh:
- Jambu dilempar Tono.
- Ikan mas dimasak Bu Susi.
- Ayam dipukul Udin.
- Novel dibaca Andi di kamar.
- Baju yang bersih telah disetrika Ibu.
- Pameran itu akan dibuka oleh Pak Bupati.
- Buku itu sudah kubeli.
- Soal-soal itu sedang mereka kerjakan.
- Makalah ini harus kami tulis kembali.
- Pak Lurah dimintai pertanggung jawaban oleh Pak Camat.
- Ali terkejut mendengar kematian sahabatnya.
- Bunga anggrek hitam itu terinjak si Anita.
- Ikan dimakan kucing.
- Fahrizal ditendang Haris.
Artikel terkait: 9 Kalimat terlarang yang diucapkan depan anak, nomor 3 suka kelepasan!
2. Kalimat Pasif Intransitif
Kalimat pasif intransitif tidak memiliki objek, sehingga pola kalimatnya adalah S-P (Subjek-Predikat) atau S-P-K (Subjek-Predikat-Keterangan).
Dan kalimat ini masih dibagi lagi menjadi dua. Yang pertama adalah kalimat pasif tindakan, yaitu kalimat dengan predikat yang berupa tindakan atau kegiatan.
Yang kedua adalah kalimat pasif keadaan, yakni kalimat dengan predikat yang merupakan keadaan dari subjek pada kalimat. Biasanya, predikat yang digunakan pada kalimat pasif keadaan memiliki imbuhan ke-an.
Contoh:
- Buku dibeli.
- Mobil sedang dicuci.
- Mobil itu kemarin tertabrak.
- Budi terlempar ke sungai.
- Pohon itu ditebang kemarin sore.
- Ayam itu digoreng.
- Hadiah diberikan untuk para pemenang.
- Adik kelaparan karena belum sarapan.
Artikel terkait: Berbagai Kalimat Menyebalkan yang Sebaiknya Tak diucapkan Saat Bertemu Kerabat
Mengapa Penting Belajar tentang Susunan Kata dan Jenis Kalimat?
Pelajaran tentang kalimat pasif dan aktif selalu ada dalam kurikulum Bahasa di sekolah. Tentunya ini mencakup wawasan kebahasaan yang berguna untuk kegiatan tulis-menulis dan menuangkan gagasan dalam bentuk aksara.
Beberapa manfaat mempelajari struktur kalimat di antaranya:
– Mengetahui kaidah bahasa dan penulisan.
– Mengetahui susunan kata, frasa, dan kalimat yang tepat untuk digunakan pada situasi yang berbeda, termasuk tingkat kesopanan.
– Jika anak ingin menjadi seorang penulis, maka perlu menguasai penggunaan kata dan kalimat.
– Keterampilan menulis akan selalu terkait dengan struktur kalimat. Keterampilan ini kelak akan sangat berguna bagi anak, terutama jika ia menjadi akademisi yang sering terlibat dalam aktivitas tulis-menulis.
– Memahami kalimat aktif dan pasif juga merupakan modal untuk lebih kreatif memainkan kata-kata dan diksi pada kalimat. Hal ini salah satunya dimaksudkan agar kata-kata yang disusun tidak monoton dan enak dibaca.
Itulah pembahasan tentang kalimat pasif. Semoga membantu Parents dalam mendampingi anak belajar bahasa.
Baca juga:
4 Hal Yang Perlu Dipelajari Wanita
Jadi Ibu di Atas Usia 40 Tahun
Hasrat Seksual Single Parent Muncul, Bagaimana Cara Memenuhinya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.