Jarak Antar Kehamilan yang Pendek Meningkatkan Risiko Osteoporosis

Banyak anak banyak rejeki bukanlah ungkapan yang salah. Namun aturlah jarak antar kehamilan Anda karena jarak yang pendek meningkatkan risiko osteoporosis!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebuah studi terbaru menunjukkan, ibu yang memiliki jarak antar kehamilan dekat memiliki risiko yang lebih tinggi terkena osteoporosis.

Jika jarak kehamilan kurang dari satu tahun, risiko tersebut akan meningkat bagi seorang wanita.

Studi tersebut dilakukan dengan membandingkan sejarah reproduksi dari 239 wanita postmenopausal dengan ostoporosis dan 298 wanita kategori yang sama tanpa osteoporosis.

Hasil menunjukkan bahwa ada kaitannya antara osteoporosis yang dialami oleh kelompok wanita tersebut dengan jarak antar kehamilan kurang dari 12 bulan.

Berubahnya massa tulang

Selama kehamilan, terjadi perpindahan kalsium di tubuh ibu untuk bayi yang dikandungnya.

Hal itu terus berlanjut sampai si ibu selesai menyusui bayinya.

Jadi jika belum sampai satu tahun dan si ibu kembali hamil, tentu saja tubuh belum ‘selesai’ mengembalikan jumlah kalsium yang diperlukan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Inilah yang membuat si ibu memiliki tulang keropos akibat berubahnya massa tulang.

Untuk itulah, sangat dianjurkan bagi ibu hamil dan menyusui untuk meningkatkan asupan kalsium mereka.

Selain risiko osteoporosis, memberikan jarak kelahiran yang ideal tentu saja memiliki banyak manfaat lain.

Dr. Nanette Santoro dari Universitas Colorado mengatakan menunggu lebih dari satu tahun sangat dianjurkan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Ide yang bagus untuk menunggu paling tidak 2 tahun sebelum hamil kembali untuk mengurangi risiko komplikasi selama kehamilan.” Tutupnya.

 

Referensi: Reuters

 

Baca juga:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

7 Sumber Kalsium Terbaik Untuk Keluarga

 

 

Pernahkah Anda menemui jarak antar kakak beradik hanya sekitar 1 tahun? Hal tersebut berarti jarak kehamilan keduanya sangat pendek. Biasanya, para orang tua berdalih agar merawatnya sekali jalan. Memiliki anak dengan jarak usia yang tidak terlalu jauh, terkadang memudahkan orang tua dalam merawat dan menyekolahkan. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa hal tersebut berbahaya bagi sang ibu? Inilah resiko jarak antar kehamilan yang pendek bagi ibu yang harus diketahui.

Penelitian Membuktikan Resiko Jarak Kehamilan yang Pendek

Banyak yang masih menganut falsafah banyak anak banyak rejeki. Hal ini tidak salah karena setiap anak membawa rejeki masing masing, sehingga orang tua tidak perlu khawatir bahwa akan kesulitan makan atau biaya lainnya. Akan tetapi, perlu diperhatikan dalam mengatur jarak kelahiran antar anak. Jangan sampai jarak kelahiran berkisar kurang dari 1 tahun. Penelitian baru baru ini membuktikan bahwa adanya resiko yang tinggi terhadap ibu, jika jaraknya terlalu pendek.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebuah penelitian membuktikan bahwa jarak kehamilan yang terlalu dekat, sang ibu memiliki resiko osteoporosis. Untuk jarak kehamilan kurang dari 1 tahun, resiko tersebut akan semakin meningkat. Tentu hal ini sangat berbahaya bagi kondisi ibu, tentu Anda tidak mau mengalami hal seperti ini bukan? Penelitian ini mengambil data dengan membandingkan 239 wanita potmenopaus dengan osteoporisi dengan 298 wanita postmenopaus tanpa osteoporosis.

Penelitian tersebut menghasilkan adanya korelasi antara osteoporosis dengan jarak kehamilan yang dialami masing masing wanita tersebut. Dapat disimpulkan bahwa jarak kehamilan kurang dari 12 bulan menyebabkan meningkatnya resiko osteoporosis pada wanita. Hal tersebut dialami oleh kelompok wanita postmenopaus dengan osteoporosis tersebut. Sangat disayangkan bukan? Anda dapat mengatur jarak kehamilan antara anak pertama dan kedua, begitu seterusnya.

Alasan Meningkatnya Resiko Osteoporosis

Selama masa kehamilan, calon bayi mendapat nutrisi dari sang ibu melalui plasenta. Hal tersebut menjadikan adanya proses transfer kalsium dari tubuh sang ibu ke janin dalam rahimnya. Siklus tersebut terus terjadi hingga masa menyusui berakhir. Dengan transfernya kalsium dari tubuh sang ibu menuju tubuh bayi, jumlah kalsium dalam tubuh wanita menjadi berkurang. Perlunya proses untuk mengembalikan jumlah kalsium sesuai dengan kebutuhan seharusnya.

Jika dalam waktu kurang dari setahun sang ibu kembali mengandung, tentu tubuh sang ibu tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengembalikan jumlah kalsium yang telah hilang. Akibatnya jumlah kalsium dalam tubuh ibu terus berkurang karena harus ditransfer lagi dan lagi. Ibu pun kekurangan jumlah kalsium, sehingga mengalami pengeroposan tulang dini. Massa tulang pun berkurang, inilah alasan meningkatnya resiko osteoporosis.

Pada masa menyusui, ibu dianjurkan untuk meningkatkan kebutuhan kalsium. Inilah alasan yang melandasi statement tersebut. Jika dalam masa menyusui ibu tidak menambah asupan kalsium yang dibutuhkan, ibu akan mengalami pengoroposan tulang dini. Hal ini yang merepotkan dikemudian hari. ibu akan sering ngilu pada beberapa sendiri dan mudah lelah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain karena kemungkinan meningkatnya resiko osteoporosis, jarak antar kehamilan perlu diatur untuk mengurangi resiko komplikasi selama masa kehamilan. Ternyata mengatur jarak kehamilan memiliki manfaat lainnya yang tentunya ditujukan untuk sang ibu. Setidaknya, berilah jarak sekitar 2 tahun untuk kembali memulai program hamil.

Memiliki jarak kehamilan yang ideal memang sangat penting. Rahim perlu benar benar bersih untuk kembali siap ‘dihuni’ oleh janin. Selain itu, mengatur jarak kehamilan sangat penting untuk kesehatan sang ibu yaitu menurunkan resiko osteoporosis dan resiko komplikasi selama masa kehamilan. Memiliki anak dengan jarak ideal juga sangat baik untuk kondisi psikologisnya. Berapakah jarak kehamilan yang Anda inginkan?

Penulis

Febby