Beberapa waktu lalu, jagad instagram diramaikan dengan tanda pagar #mahmudchallenge. Yaitu parade perbandingan foto para ibu muda saat mereka sedang berdaster dan berdandan. Kini, respon terhadap postingan tersebut bermunculan, salah satunya adalah penegasan tentang, “jangan remehkan perempuan”.
Dalam #mahmudchallenge, rata-rata, para ibu muda mengunggah foto mereka yang sedang mengasuh anak dengan pakaian daster. Di sebelahnya, ada foto cantik yang memperlihatkan gaya mereka saat berdandan.
Di foto tersebut biasanya ada tulisan yang berbunyi, “Jangan remehkan emak-emak berdaster. Kalau dandan, kelar hidup lo!”
Ternyata, tak semua orang setuju dengan penggambaran para “mahmud” alias mamah muda dalam parade foto tersebut. Misalnya akun @winditeguh dan @grace.melia.
Dalam akunnya, Windi mengunggah foto dengan format serupa #mahmudchallenge, namun disertai kalimat yang berbeda.
Dalam postingan tersebut, ia menulis:
“Mau dandan kek, mau dasteran, mau jarikan, emak-emak itu yg emang jangan diremehin. Kualat ntar.” #emakdaster
Postingan pendeknya diamini oleh akun instagram @grace.melia. Dalam postingannya, ia menulis bahwa dalam keadaan apapun, seorang ibu tak boleh diremehkan.
Windi Teguh (@winditeguh) blogging partner aku pernah bikin meme “Jangan remehin emak-emak berdaster. Kalau doi dandan.. ya mau dandan, mau ga, lo ga boleh remehin emak-emak, piye sih ah!”
Itu gara-gara lagi banyak meme “Jangan remehin emak-emak berdaster. Kalo doi dandan, kelar hidup lo!” kan yah.
Aku yes sama Windi! Ya mau dandan kek mau dasteran kek, perempuan itu bukan untuk diremehkan! Meme-meme yg “kalo doi dandan, kelar idup lo” tuh as if ibu-ibu/perempuan-perempuan bakal lebih dihargai, didengarkan suaranya, dan diberi kesempatan hanya jika dia cantik.
Kan no sekali.
Perempuan ya harus dihargai dan tidak diperlakukan seperti second class citizen kapan pun lah, nggak cuman pas dandan doank.
Kalau perempuan nya sendiri seems setuju dengan “kalo gue dandan, kelar hidup kalian” kok kayanya berarti dia mau ‘dibungkam’ saat nggak dandan, baru pede dan berani menghadapi challenges hanya saat cantik.
Ah maaf ya. Untuk gender equality begini kadang aku suka terlalu serius. Indonesia udah patriarki banget, perempuan harus lebih menghargai dirinya sendiri dulu
We’re worth it! We can roar, anytime, dengan pakai daster atau pakai baju keren!
Mau cantik yg menawan? Kunjungi klinik tongfang. Mau auranya cantik? BAHAGIA! Banyak senyum, banyak ketawa.
Tertawakan kehidupan. Tertawakan kegagalan. Tertawakan gajih di perut yg belum susut pasca lahiran. Tertawakan nenen besar sebelah. Tertawakan ada kutang ikut eksis di foto.
Me time. Makan indomie. Nonton drama korea. Nonton Uttaran. Jalan-jalan. Piknik. Niscaya aura nya cantik.
Kalo mau kenalan sama @winditeguh silakan mampir ke www.windiland.com yah!
Misalnya, akun @tiabarata15 berkomentar:
“Cicik tantik.. bener banget loh ini cik.. aku jg mikirnya sama kaya cik gesi, enak aja bs remehin emak berdaster.. padahal mak berdaster itu yg topcer luar biasa ya cik!! Terimakasih udh posting sesuatu yg sangat sangaaat sangaaaat bermanfaat yaa cikk…@grace.melia“
Sedangkan, akun @ermera.setiadi berkomentar:
“Salam kenal mbak @grace.melia….. saya 1000% setuju… meme2 spt itu secara tdk langsung menilai perempuan hanya dari tampilan fisik saja… dan mereka yg ikut upload tidak sadar bahwa mereka sedang “dinilai” fisiknya oleh mata2 yg menilai termasuk netizen laki2… males bgt kaan…. maaf ya buat yg tidak setuju…#noofense#nojudging#justanopinion#salamdamai”
Dari banyaknya polemik sekitar #mahmudchallenge ini, mana yang paling Bunda setujui? Yang pro atau yang kontranya? Bagi pendapat Bunda di komentar ya…
Baca juga:
Ini 11 Mamah Muda dalam Parade Instagram #mahmudchallenge
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.