Pernahkah Anda melihat lansia yang susah menahan kencing hingga sering ngompol sembarangan? Atau Anda sendiri memiliki orangtua yang sudah lansia dan mengalaminya langsung? Kondisi ini disebut inkontinensia urine pada lansia.
Menurut penelitian, di Indonesia terdapat sekitar 18 juta jiwa lansia yang masih hidup. Jumlah ini menyumbang 7,8% dari total populasi penduduk Indonesia. Dan dari 18 juta jiwa tersebut, sebanyak 25% mengidap penyakit degeneratif yang membuat mereka harus hidup bergantung pada orang lain.
Salah satu penyakit yang umum diidap oleh para lansia adalah inkontinensia urine. Simak penjelasan lengkap mengenai inkontinensia urine di sini.
Apa itu Inkontinensia Urine pada lansia?
Melansir dari laman Siloam Hospital, Inkontinensia Urine atau IU adalah kondisi saat seseorang kehilangan kendali kandung kemih sehingga pengidapnya bisa buang air kecil atau buang air besar tanpa bisa menahan untuk pergi ke toilet.
Kondisi ini bisa dibilang kronis dan sering menimpa para lansia. Kondisi ini membuat para lansia tidak bisa mengontrol keinginan untuk buang air kecil, sehingga mereka sering mengompol di sembarang tempat karena tak bisa menahannya.
Kindy Aulia,Sp. U, Dokter Spesialis Urologi Siloam Hospitals ASRI menjelaskan bahwa lansia adalah kelompok usia yang memiliki risiko tinggi mengalami penyakit IU.
“Inkontinensia urin merupakan masalah yang dapat memengaruhi kondisi sosial, emosional, aktivitas serta kesehatan lansia. Oleh karena itu, dukungan dan peran dari keluarga serta orang terdekat sangat penting untuk membantu para lansia dalam menerima dan menangani masalahnya,” tuturnya saat ditemui dalam acara Media Briefing Parenty Softness Of Love di kawasan Jakarta Selatan, pada Kamis (27/10).
Jenis-Jenis Inkontinensia Urine
Kondisi IU bisa dikategorikan menjadi beberapa jenis. Yakni sebagai berikut:
- Stress incontinence, yakni kondisi yang terjadi akibat lemahnya otot kandung kemih sehingga tidak bisa menahan urine ketika mendapat tekanan seperti saat batuh, bersin, tertawa atau mengangkat beban berat.
- Urge incontinence, merupakan kondisi IU akibat kontraksi otot kandung kemih yang berlebihan sheingga pengidapnya sering mengalami dorongan kuat dan tiba-tiba untuk mengeluarkan urine.
- Overflow incontinence, kondisi ini terjadi ketika masih ada sisa urine pada kandung kemih ketika selesai kencing sehingga ada kebocoran dan keluar sedikit demi sedikit.
- Mixed incontinence, merupakan kondisi gabungan dari beberapa jenis IU di atas.
- Inkontinensia total, kebocoran urine yang terjadi karena kandung kemih tidak bisa menampung urine sama sekali.
Penyebab Inkontinensia Urine pada lansia
1. Inkontinensia Urine Jangka Pendek
Penyebabnya:
- Konsumsi obat yang berfiat diuretik
- Konsumsi kafein, alkohol, dan pemanis buatan yang berlebihan
- Asupan maknan pedas dan asam yang berlebihan
- Sembelit
- Infeksi saluran kemih
2. Inkontinensia Urine Jangka Panjang
Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal berikut:
- Kehamilan
- Persalinan
- Pertambahan usia
- Menopause
- Kanker prostat
- Penyakit gangguan saraf
- Benign prostatic hyperplasia
Faktor Risiko
- Sering terjadi pada wanita
- Lansia
- Punya kebiasaan merokok
- Obesitas
- Kelainan struktur kandung kemih sejak lahir
- Konsumsi obat diuretik
- Menopause
- Mengidap penyakit seperti diabetes atau gangguan saraf
- Punya keluarga dengan riwayat penyakit IU
Gejala
Umumnya, gejala IU ialah keluarnya urine tanpa sengaja dan tanpa bisa ditahan. Gejala lainnya ialah sebagai berikut:
- BAK saat bersin, tertawa, batuk atau mengangkat beban berat
- Buang air kecing saat mengubah posisi tubuh
- Tak sengaja kencing saat mendengar suara air mengalir
- Ingin kencing tiba-tiba saat malam hari
- Urine keluar sedikit demi sedikit
- Anyang-anyangan
Tips Merawat Kondisi Inkontinensia Urine pada Lansia
Peran Aktif Keluarga yang Merawat Lansia
Menurut Dokter Kindy, keluarga sangat berperan penting dalam menangani pasien dengan kondisi inkontinensia urine. Menurutnya, keluarga berperan untuk mendorong para lansia dengan kondisi IU untuk mengubah pola hidup seperti penurunan berat badan, berhenti merokok dan lebih rajin melakukan aktivitas fisik.
“Keluarga juga dapat membantu pasien dalam menjalani terapi perilaku seperti kegel exercise, bladder training, prompted voiding, habit training dan/atau scheduled toileting. Selain itu, keluarga juga bisa menyediakan menu makanan yang sehat, menjaga kebersihan, atau mengingatkan mereka untuk konsumsi obat,” tegas dokter Kindy.
Ditemui di acara yang sama, dokter Abidinsyah Siregar,DHSM,MBA,MKes, seorang Pendiri dan Inisiator GOlansia mengungkapkan hal serupa dengan dokter Kindy.
Mantan Deputi BKKBN ini mengatakan bahwa kualitas hidup para lansia bisa ditingkatkan dengan mengajak mereka berpartsipasi dalam komunitas lansia. Karena hal ini bisa mendorong mereka tetap aktif dan produktif.
“Para lansia juga diharapkan meluangkan waktu untuk berolahraga, minimal berjalan 30 menit setiap hari serta rutin berkomunikasi dengan keluarga supaya tetap bahagia,” kata dokter Abidinsyah.
Memilih Popok Dewasa yang lembut untuk Lansia
Lebih lanjut, dokter Abidinsyah juga menyarankan penggunaan popok dewasa untuk lansia dengan kondisi inkontinensia urine agar lebih percaya diri dalam menjalani keseharian mereka.
“Hal ini memungkinkan mereka melakukan aktivitas sehari-hari tanpa rasa khawatir, menjaga kebersihan dan mencegah infeksi, serta tidak perlu report berulang kali ke toilet, termasuk mencegah ruam dan luka baring,” tutur dr. Abidinsyah.
Salah satu popok dewasa yang bisa dijadikan pertimbangan ialah popok Parenty. Produk terbaru dari PT Lucky Mom ini sudah disertai dengan kelebihan teknologi bahan penyeran inti ringan dari pulp kayu dan super absorbent polimer. Struktur permukaan 3D dan desain lembut serta fleksibel sangat cocok untuk para lansia.
““Parenty merupakan popok dewasa yang dirancang dengan kelembutan dan penyerapan yang maksimal untuk kenyamanan dan memberikan perawatan yang luar biasa bagi orang dewasa yang memerlukan popok untuk berbagai kebutuhan,” ujar Titi Nurmalasari selaku PR Manager Parenty Indonesia.
“Parenty menyadari bahwa solusi yang dapat diberikan kepada para lansia dapat dikomunikasikan secara konsisten ke keluarga dengan lansia dan Masyarakat umum. Oleh karenanya, kami menggandeng komunitas GOlansia, yaitu komunitas yang beranggotakan orang tua di usia lanjut yang akan bersama-sama menyampaikan edukasi mengenai kesehatan dan beragam kegiatan yang bermanfaat di masa-masa emas lansia,” tutupnya.
Baca juga:
Penyebab Sulit Menahan Buang Air Kecil setelah Melahirkan, Ini Cara Mengatasinya
Begini Posisi Buang Air Kecil yang Baik untuk Ibu Hamil, Bunda Perlu Tahu!