Ternyata, di balik peristiwa bom Sarinah beberapa hari lalu terdapat beberapa kisah mengharukan. Maria Theresia, putri dari Kombes Pol Martuani Sormin, Karoops Polda Metro Jaya, mengungkapkan rasa khawatir, kecintaan, serta kebanggaannya kepada sang ayah di akun Instagramnya.
Saat teror bom Sarinah itu terjadi, ibunda Maria sedang tergolek di RS Gatot Subroto untuk menjalani proses pengobatan. Ayah Maria tidak dapat menemani, karena harus bertugas di lokasi bom tersebut.
Di dalam Instagramnya, ia menuliskan ungkapan hatinya yang mendalam.
Hari ini aku menjalani hari yang mengerikan. Ibuku akan menjalani sejumlah pengobatan. Pukul 10.42 am ayah mengirimkan SMS bahwa ia sedang bertugas, dan saya menjawab bahwa ibu sedang berada di ruang DSA.
Selanjutnya iapun menjelaskan lebih detail…
Ayah tidak mengangkat panggilan telepon. Saya menduga ia sedang berbalik arah menuju Sarinah. Saya melihat video dan foto di media sosial dan televisi. Saya berdoa untuk semua kru dan keselamatan mereka.
… pukul 5 sore seseorang mengetuk pintu. Saya melihat ayah dan pistolnya. Ia tersenyum dan berkata ‘Hai’. Ia mengecup ibu. Aku memeluknya sambil menangis dan berkata saya sayang padanya.
‘Saya bangga padamu ayah,’ lalu iapun menjawab, ‘Saya baik-baik saja sayang. Saya baik-baik saja. Tadi kematian sangat dekat pada saya. Kamu tahu, saat saya keluar dari mobil, seseorang menembak saya. Ia melempar bom di sebelah mobil saya, namun saya menghindarinya seketika. Saya berlari dan membalasnya dengan pistol saya.’
Setelah memberikan penjelasan tersebut ayah memegang tangan ibu dan mencium ibu. Saya sangat sayang kalian berdua, Pa dan Ma. Tuhan memberkati kalian.
Begitulah terjemah dari beberapa kalimat yang ia tulis di Instagramnya pada hari terjadinya peristiwa bom Sarinah tersebut.
Parents, begitulah ungkapan rasa khawatir sekaligus bangga seorang anak terhadap ayahnya. Semoga dapat menjadi inspirasi bagi kita semua.
#KamiTidakTakut #JakartaHebat #Jakartaberani
Baca juga:
Selamat jalan malaikat kecil… 2 Bocah jadi korban teror bom Surabaya