Berbagai pilihan metode KB sekarang ini sudah banyak membantu para perempuan dalam menunda kehamilan. Namun belakangan, semakin banyak penelitian menunjukkan efek samping KB yang dapat menyebabkan risiko kesehatan serius.
Apa saja risiko dan efek samping KB?
Secara keseluruhan, risiko serius terkait KB hormonal jarang terjadi. Namun, risiko untuk beberapa kondisi tetap ada.
“Risiko pembekuan darah meningkat pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal yang berisi estrogen, dan dalam beberapa kasus, yang mengandung beberapa jenis progesteron seperti drospirenone,” kata Jani R. Jensen, MD, asisten profesor kebidanan dan ginekologi di Mayo Clinic, Minnesota.
KB hormonal adalah metode KB yang menggunakan pil, NuvaRing, dan patch KB. “Tingkat hormon yang disebabkan kontrasepsi hormonal, terutama estrogen, dapat menjadi faktor yang mempengaruhi pembekuan darah,” terangnya.
Penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2015 dalam British Medical Journal, menemukan bahwa risiko pembekuan darah dalam pembuluh vena pada wanita yang menggunakan KB oral tiga kali lebih tinggi daripada mereka yang tidak.
Pembekuan dalam trombosis vena biasanya mempengaruhi pembuluh darah di kaki bagian bawah atau paha dan dapat memblokir aliran darah. Gejalanya diantaranya kulit merah atau terasa hangat, bengkak dan nyeri.
Jenis pembekuan darah lainnya adalah emboli paru, yang dapat menyebabkan sesak napas, nyeri dada, denyut jantung cepat, kepala pusing hingga pingsan.
Para peneliti juga menemukan risiko serangan jantung, stroke, kanker payudara, kanker serviks, bahkan kanker otak, sedikit lebih tinggi pada wanita yang menggunakan KB hormonal.
Di sisi lain, “risiko endometrium, kanker ovarium, dan kanker usus terbukti benar-benar menurun pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal,” Kata Jenson.
Siapa yang memiliki risiko tinggi efek samping KB?
Efek samping KB tersebut memiliki faktor risiko tambahan, seperti obesitas, merokok, tekanan darah tinggi, dan bertambahnya usia.
Wanita di atas 35 tahun, atau dengan riwayat penggumpalan darah di kaki atau paru-paru, stroke, kanker payudara, atau kondisi lainnya sangat disarankan untuk tidak menggunakan metode KB hormonal.
Kondisi lainnya yang harus berhati-hati adalah penderita penyakit autoimun seperti lupus, migrain dengan aura, dan sirosis hati.
Cara mengurangi risiko efek samping KB
Metode KB non-hormonal jelas dapat menjadi pilihan. Atau cara yang lebih konservatif seperti kondom dan hitung kalender.
Langkah-langkah lainnya untuk meminimalkan risiko saat menggunakan KB oral termasuk berhenti merokok dan menjaga berat badan ideal.
Seperti halnya obat-obatan lainnya, KB memiliki manfaat dan efek samping. Karenanya penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menimbang risiko yang akan timbul berdasarkan kondisi tubuh dan kesehatan Anda.
Referensi: redbookmag.com, mayoclinic.com, webmd.com
Baca juga:
Waktu yang Tepat untuk KB Setelah Melahirkan
Berbagai Cara KB Untuk Ibu Menyusui
Alat Kontrasepsi / KB Wanita