Kemarahan muncul dari benak dan mulut banyak orang ketika membaca berita dari Kumparan ini: Mulut Disumpal, Siswi SMP Diperkosa Puluhan Pria di Gubuk Kebun. Kasus pelecehan anak siswi SMP ini memang sangat menyedihkan!
Kami dari theAsianparent sendiri, tak sanggup berkata apa-apa. Tapi biarlah kami kutipkan tanggapan seorang netizen yang hari ini hatinya juga patah menjadi dua.
Tanggapan netizen atas kasus pelecehan anak SMP yang diperkosa 21 pria bejat!
“Bacanya gemeter loh aku. Marah, mau nangis, kasihan sama korban, dan pengen matahin tangan kaki pelaku. Bangsat.” Tulis Kokok Dirgantoro, CEO Opal Communication.
“Awalnya korban diajak jalan-jalan ke sebuah gubuk. Di sinilah korban diperkosa dan pelaku yang telah memperkosa korban kemudian memanggil lagi rekan-rekannya. Jumlahnya 21 orang,” kata AKBP Ahmad Yanuari Insan, Kapolres Luwu, seperti dikutip Kumparan.
Kesedihan dan kemarahan yang menghantam tiba-tiba itu seperti luka disiram air garam, saat dalam hari yang sama, kabar dua berita pemerkosaan massal menyusul. Semuanya terjadi di Indonesia.
Kokok menulis;
Apa Indonesia darurat gang rape?
Tadi anak SMP diperkosa 21 pria. Ini ibu satu anak dicekoki sabu dan miras dan hendak diperkosa 4 orang tapi keburu meninggal: www.jpnn.com/news/dicekoki-sabu-dan-miras-janda-satu-anak-tewas-mengenaskan
Ini berita lain lagi anak umur 15 dicekoki miras dan dilecehkan 4 pria: kumparan.com/jihad-akbar1487918664529/seorang-gadis-di-bawah-umur-dicekoki-miras-lalu-diperkosa-2-pria
3 berita dalam hari yg sama. Semua gang rape. Rasanya musti ada hukum yang lebih keras. Hukuman mati? Jangan! Hukum saja 3-5x seumur hidup. Jangan dibikin mati cepat.
Bagi para orangtua yang merasakan kedukaan yang sama dengan kami mengenai kasus pelecehan anak seperti ini, inilah yang harus kita lakukan;
Ajari anak laki-laki kita untuk tidak memperkosa
Dalam masyarakat Indonesia, kita selalu berusaha mengajarkan anak perempuan agar tidak diperkosa. Namun, kita hampir alpa untuk mengajarkan anak laki-laki agar tidak memperkosa.
Sebagai ibu dari seorang anak laki-laki, saya benar-benar memikirkan gagasan ini. Karena dalam hal meminimalkan risiko serangan seksual, orangtua dan para pendidik tahu untuk mengajarkan anak perempuan tentang sistem teman hingga menjaga apa yang mereka kenakan, tapi apa yang kita ajarkan pada anak laki-laki?
Jawabannya adalah “tidak banyak.”
Padahal, sangat banyak, anak-anak lelaki kita yang melakukan pemerkosaan. Dalam kasus di mana wanita adalah korban pemerkosaan, 98% dari pelakunya adalah pria. Juga ketika korbannya adalah pria, 93% kasus pelakunya berjenis kelamin sama.
Beberapa pemerkosa kadang memang sosiopat, yang tak peduli akan perasaan dan keselamatan orang lain. Yang tidak ada cara pendidikan apapun dapat menghalangi orang tersebut untuk melecehkan atau memperkosa orang lain.
Namun, bagi kebanyakan orang, pendidikan dapat membuat mereka berpikir sebelum bertindak dengan cara yang merusak. Sebelum mereka menyakiti seseorang.
Jadi, Parents, selain menjaga anak-anak perempuan kita dari pelaku pemerkosaan, marilah juga mengajarkan anak-anak lelaki untuk tidak melakukan pemerkosaan.
Baca juga:
7 Tips Melindungi Anak dari Pelecehan Seksual Menurut Dokter Anak yang Juga Seorang Ibu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.