Kebahagiaan bisa dibilang lebih mudah didapatkan oleh anak-anak. Hal ini karena, pemikiran anak begitu sederhana dan mereka bisa menciptakan imajinasi dari beragam hal di sekitar lingkungannya menjadi sesuatu yang menyenangkan. Berangkat dari pemikiran sederhana, imajinasi anak jadi bersifat luas dan tak terbatas.
Anak-anak bisa dengan mudah menjadikan benda-benda di sekitarnya sebagai objek untuk menemani waktu bermain. Beberapa Parents mungkin sering menemukan momen ketika si kecil mengubah kotak kardus menjadi perahu, mengenakan handuk bagaikan jubah vampire, atau pun menjadikan kotak tisu sebagai pesawat terbang.
Artikel terkait: Manfaat Permainan Imajinasi untuk Anak
Imajinasi yang kerap dilakukan si kecil tersebut memang terbilang sederhana. Namun, kegiatan itu juga sangat bermanfaat bagi perkembangan anak dalam berbagai aspek, loh. Salah satu manfaatnya adalah, anak jadi memiliki kemampuan pemecahan masalah atau problem solving yang lebih baik ketika ia dewasa.
Manfaat dan Cara Menstimulasi Imajinasi Anak
Imajinasi meruapakan kemampuan untuk membuat gambar visual dalam pikiran. Hal ini memungkinkan kita untuk menjelajahi semua jenis gambaran dan ide tanpa dibatasi oleh realita yang ada. Karena pemikiran tanpa batas inilah maka keterampilan anak bisa berkembang sehingga ia bisa memiliki banyak pilihan untuk memecahkan masalah.
Selain itu, seorang Psikolog Anak bernama Sally Goddard Blythe juga menjelaskan, imajinasi dapat membantu seseorang dalam mengenali respons emosional mereka terhadap berbagai hal.
Respon tersebut termasuk ke dalam proses yang dinilai bagus bagi kesehatan mental. Pasalnya, anak jadi bisa mengenali keadaan emosionalnya sendiri dan juga lingkungan sekitar.
1. Imajinasi membantu anak memahami konsep emosi
“Dalam kegiatan imajinatif, anak jadi bisa mengungkap perasaan mereka secara lebih mudah. Mereka bisa mengembangkan pemahaman mengapa orangtua bisa marah, atau bagaimana rasanya menyayangi atau pun menyayangi seseorang,” jelas psikolog sekaligus penulis buku The Genius of Natural Childhood tersebut.
Artikel terkait: Penelitian: Berpura-pura Mengerti Ocehan Bayi Dapat Membuatnya Pintar
Dalam sebuah studi yang diterbitkan tahun 2013, Psikolog Eric Lindsay dari Penn State University di Amerika Serikat mengamati bahwa imajinasi juga bermanfaat untuk kemampuan sosial anak. Peneliti telah menunjukkan bahwa permainan imajinatif dapat menumbuhkan aspek penting dalam bersosialisasi seperti kerja sama, empati, dan bagaimana menghargai perasaan orang lain.
Selaras dengan Eric, Psikolog klinis anak dan remaja Vera Itabiliana M.Psi juga memaparkan bahwa imajinasi merupakan modal bagi anak di masa depan.
“Imajinasi merupakan modal bagi anak. Paling tidak ketika di masa depan dia bertemu permasalahan, dia punya pemikiran luas untuk menemukan kira-kira solusinya akan seperti apa. Jadi tidak terpaku pada hal-hal yang umum saja,” jelasnya ketika ditemui theAsianparent di acara Kelas Dongeng Nivea beberapa waktu lalu.
2. Karakter anak bisa dilihat berdasarkan daya imajinasi
Lebih lanjut, Psikolog Vera juga menjelaskan mengenai beberapa karakter anak berdasarkan daya imajinasi mereka. Anak dengan imajinasi yang tinggi biasanya memiliki karakter seperti:
- Ramah dan terbilang easy-going dengan orang-orang baru
- Memiliki kemampuan pemecahan masalah atau problem solving yang lebih baik. Hal ini menjadikan ia lebih jarang merasa stres karena memiliki banyak alternatif solusi dalam menyelesaikan masalah yang dirasakan.
- Memiliki banyak ide
- Ekspresif
- Pengamat yang baik
- Punya konsep diri yang positif
Sementara itu, anak dengan daya imajinasi rendah biasanya memiliki karakter:
- Cenderung kaku dalam berpikir
- Selalu takut mencoba hal baru
- Banyak batasan
- Merasa aneh dengan ide-ide di luar ide umum
Stimulasi yang bisa diberikan
Pada umumnya, anak sudah mulai berimajinasi pada usia dua tahun. Dia sudah mulai membentuk gambaran mental di dalam pikirannya. Sebagai contoh, hal ini bisa dilihat dari anak yang mulai bisa mengambil kotak tisu lalu menggerakannya bagai pesawat.
Pada momen itulah, orangtua perlu mendukung agar imajinasi si kecil bisa berkembang. Parents bisa ikut andil untuk ikut serta dengan si kecil dalam berimajinasi.
Beberapa kegiatan yang bisa menstimulasi daya imajinasi, di antaranya adalah:
- Menggambar bebas
- Mengamati bentuk benda atau objek di lingkungan sekitar. Seperti mengamati bentuk awan, pohon, lemari, dan sebagainya.
- Mendongeng
- Mengajukan pertanyaan yang membuat anak merangsang kemampuan berpikir anak. Misalnya: “Hari ini kita mau cerita apa?”, “Kemarin kita makan ikan, kira-kira sekarang adek mau makan apa lagi?”, “Kenapa Adek bisa suka sama bebek?”, dan sebagainya.
Imajinasi bersifat luas dan tanpa batas
Perlu Parents ingat, imajinasi bersifat tidak terbatas. Maka, ada baiknya Anda tidak membatasi imajinasi anak agar kreativitasnya bisa berkembang. Jika imajinasi si kecil terus dibatasi, hal tersebut juga akan membatasi konsep diri pada anak.
Vera kembali menjelaskan, “Kalau kita menyela seperti ‘loh, kenapa langitnya warna pink, sih, nak?’, kemungkinan dia akan takut berekspresi lagi dan jadi menutup diri.”
Meski demikian, orangtua juga perlu memerhatikan beragam jenis imajinasi yang dilontarkan oleh anak. Jika imajinasinya memiliki unsur menyakiti orang, barulah orangtua perlu melakukan langkah intervensi.
“Kalau sudah ada unsur menyakiti, baru kita beri batasan dan pengertian. Berimajinasi juga harus tahu waktu. Misalnya, ini udah waktunya makan, tapi dia terus bercerita mengenai imajinasinya. Maka, orangtua berperan untuk membimbing,” ungkapnya.
Artikel terkait: Dongeng Sebagai Stimulasi untuk Dukung Si Buah Hati jadi Anak Unggul Indonesia
Imajinasi memiliki banyak manfaat bagi perkembangan anak. Oleh karena itu, anak sebaiknya dibiarkan berpikir seluas-luasnya. Sehingga ketika ia dewasa, dia jadi bisa punya banyak alternatif solusi untuk menyelesaikan beragam permasalahan yang menimpa.
“Sederhana saja, kalau bibitnya bagus dan dirawat, maka nanti indikatornya di masa depan juga akan lebih baik. Jika anak imajinasinya bagus, dan kita menstimulasi dengan baik, maka hal itu juga akan bermanfaat untuk modal kehidupan dia di masa depan,” tutup Vera.
***