Alami gejala COVID-19, ibu dua orang anak, "Saya hanya ingin bisa bernapas normal"

Karena gejala COVID-19, ibu ini terpaksa dikarantina. Ia mengungkapkan kesedihannya harus terpisah dengan anak dan tidak bisa mengurus keluarga.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Seorang ibu tertular COVID-19, kondisi ini pun mau tidak mau membuatnya harus melakukan swa-karantina. Sedihnya pun harus harus berpisah dari kelurga.

Berikut adalah cerita dari Rachel Rosenthal. Ibu dua orang anak perempuan kembar ini harus melakukan karantina karena mengalami gejala COVID-19, setelah sebelumnya didiagnosa mengidap penyakit Hashimoto yang merupakan jenis dari penyakit autoimun.

Selalu berhati-hati namun akhirnya ibu tertular COVID-19

Rachel adalah seorang influencer yang rutin mengunggah kegiatannya di rumah merapikan barang-barang dan mengorganisirnya. Feed Instagramnya dihiasi barang-barang yang tertata rapih dan menginspirasi para pengikutnya untuk ikut merapikan rumah.

Sejak pertengahan bulan Maret, Rachel Rosenthal dan keluarganya sudah mengisolasi diri di rumah mereka di Bethesda, Maryland, untuk meminimalisir risiko terinfeksi Virus Corona.

Karena mengidap penyakit Hashimoto, Rachel selalu berhati-hati dalam melakukan sesuatu sesuai dengan protokol perlindungan diri dari pemerintah agar tidak terpapar virus.

“Kami sudah melakukan segalanya dengan benar.” Rachel mengungkapkan seperti yang telah ditulis dari Today.com. “Saya sangat sensitif dan terobsesi dengan hal-hal seperti itu. Keluarga kami tidak pernah memesan makanan untuk dibawa pulang karena meragukan kebersihannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bahkan kami tidak pernah pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan. Kami memesannya untuk diantar ke rumah dan rajin menyemprotkan disinfektan kepada semua barang. Saya bahkan membersihkan rumah setiap hari.”

Rachel mengaku tidak pernah membayangkan bahwa virus tersebut akan berdampak kepada keluarganya. “Hal yang paling saya takutkan adalah harus menyekolahkan anak-anak di rumah dan bekerja pada waktu yang bersamaan,” ujarnya.

Artikel terkait: Sedih, perempuan ini kehilangan ibu dan tiga saudaranya akibat COVID-19

Hasil test COVID-19 negatif, namun masih menunjukkan gejala

Pada tanggal 4 April Rachel merasa sangat lelah dan memutuskan untuk tidur seharian. Ibu dari Marin dan Ellie ini semula menyangka bahwa dirinya kelelahan karena melakukan banyak hal beberapa hari belakangan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ia pun merasakan sesak di dadanya. “Rasanya seperti ada gajah yang berdiri di atas dada saya,” katanya. Karena khawatir dirinya menunjukkan gejala COVID-19, Rachel memutuskan untuk melakukan karantina di kamarnya dan menjauh dari anggota keluarganya yang lain.

Beberapa hari kemudian kondisi Rachel malah kian memburuk. Bukannya membaik,  ia mala mengalami demam tinggi dan sakit kepala, serta rasa nyeri yang hebat di dada, punggung, dan paru-paru.

Kondisi ini pun akhirnya membuat perempuan berusia 42 tahun itu melakukan test COVID-19, namun hasilnya negatif.

Hasil tes ini menyebabkan Rachel tidak bisa dirawat di rumah sakit, sehingga ia memutuskan untuk pulang kembali ke rumah dan mengunci dirinya di kamar agar suami dan anak-anaknya tidak tertular.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sedih tidak bisa mengurus rumah dan terpisah dari anak

Rachel dan putri kembarnya. Sumber: Instagram

“Ini sangat mengerikan untuk semua orang. Sebagai ibu, saya menganggap diri saya adalah yang bertanggung jawab untuk mengurus rumah. Tidak bisa melakukan apa-apa sangat menyiksa,” tuturnya.

Selama mengurung diri di kamar, Rachel fokus melakukan latihan pernapasan untuk membantu paru-parunya menjadi lebih baik, minum banyak air putih, dan mandi dengan air panas agar uap air membantunya bisa bernafas dengan lebih mudah.

Satu-satunya cara untuk berkomunikasi dengan anak-anaknya adalah dengan menggunakan aplikasi FaceTime untuk melakukan video call.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Suami Rachel, Joe, menaruh makanan di kamarnya setiap hari dengan menggunakan sarung tangan serta masker dan tidur di sofa.

Artikel terkait: Curhatan tim dokter RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang merawat pasien COVID-19

Meski telah mengisolasi diri, nyatanya beberapa waktu kemudian putri Rachel, Ellie juga menunjukkan gejala COVID-19. Karena gejalanya berbeda, dokter tidak menyarankan apabila mereka dikarantina di satu ruangan yang sama, oleh karena itu gadis kecil berumur 12 tahun tersebut juga dikarantina di kamarnya sendirian.

“Ketika anakku juga sakit, itu sangat menyakitkan bagi saya sebagai seorang ibu. Sedih rasanya tidak bisa merawatnya karena saya juga harus melakukan karantina.” Rachel menambahkan.

“Anak saya yang sehat menangis setiap malam. Terpisah dan tidak bisa menemani anak-anak sangat mengerikan”.

Rachel membagikan cerita mengenai pengalamannya ini di akun Instagramnya. Ia juga berharap agar orang-orang yang tidak acuh akan himbauan untuk mengenakan masker bisa belajar dari pengalamannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Saya tidak ingin menakut-nakuti, namun ini adalah hal yang sangat buruk. Ini bisa saja terjadi kepada Anda. Jika memang merasa masih sehat, sebaiknya tetap mengikuti aturan agar penyebaran virus ini bisa berhenti. Saya hanya ingin agar bisa bernapas normal kembali. Itu saja.” Rachel menutup ceritanya.

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari cerita ini. Betapa tidak enaknya jika harus terpisah dari keluarga karena ibu tertular COVID-19. Oleh karena itu, mari tingkatkan kewaspadaan dan mulai dari diri kita sendiri untuk menaati peraturan.

Sumber: Today.com, Instagram

Baca juga:

Cegah Corona, ini 7 hal yang perlu dilakukan saat swakarantina di rumah