Seorang ibu bisa berjuang demi anak bahkan harus bertaruh nyawa. Seperti halnya kisah ibu selamatkan anaknya banjir Sukabumi.
Perjuangan sang ibu menjadi salah satu contoh betapa orangtua bisa melakukan apapun demi keselamatan anaknya. Seperti apa kronologis dan kondisi ia dan buah hatinya kini?
Yuk, simak kejadian lengkapnya di sini.
Kisah Ibu Menyelamatkan Anaknya saat Banjir Bandang di Sukabumi
Pada Senin, 21 September 2020 sore hujan melanda Sukabumi. Hujan yang cukup deras ini menyebabkan kenaikan debit air yang besar di Sungai Auah.
Akibatnya, banjir bandang pun menerjang Sukabumi. Debut air yang besar menghancurkan semua hal yang ada di depannya, baik sampah, kendaraan, pepohonan, hingga rumah.
Sontak, warga panik untuk menyelamatkan diri secepat mungkin, termasuk ibu hebat yang satu ini. Ibu bernama Pipit ini tinggal di desa pasawahan, Sukabumi.
Ketika banjir bandang ini terjadi, ia sempat terjebak di lantai dua rumahnya sendiri. Untuk menyelamatkan diri, Pipit beserta kedua anaknya melompat dari atap rumahnya ke atap rumah tetangga yang ada di sampingnya.
Di tengah perjalanan, Pipit menyelamatkan tiga orang anak lainnya yang juga terjebak karena banjir bandang. Akhirnya, Pipit beserta lima anak tersebut selamat dari terjangan banjir bandang.
Namun, Pipit harus mendapatkan perawatan medis karena kakinya yang terluka cukup dalam. Sementara itu, ratusan relawan masih berusaha mencari korban banjir bandang yang hilang.
Artikel terkait: Waspadai banjir kiriman! Amankan anak dari banjir, lakukan 9 tips penting ini
Korban Banjir Bandang di Sukabumi
Setidaknya, ada sekitar 300 kepala keluarga yang kehilangan rumah karena banjir bandang hingga harus mengungsi. Ratusan rumah mengalami kerusakan ringan, sedang, hingga berat. Selain itu, ada 12 desa di Sukabumi yang terdampak banjir bandang ini.
Menurut salah satu narasumber, Daeng Sutisna, banjir di Sukabumi ini bisa mencapai ketinggian 5 sampai 6 meter. Sebagian sungai, seperti Citarik dan Cipeuncit meluap karena intensitas hujan yang mengguyur cukup deras
Pabrik air minum PT Aqua Golden Mississipi yang berada di Jalan Siliwangi, Desa Mekarsari, juga terendam banjir setinggi 30 sentimeter. Akibat banjir yang menggenang, pabrik pun tak bisa beroperasi.
Mempersiapkan Anak Menghadapi Keadaan Darurat
Tak bisa dipungkiri bahwasannya bencana alam akan membuat anak mengalami semacam ketakutan, misalnya banjir bandang yang terjadi di Sukabumi. Besarnya tingkat kerusakan banjir bandang bisa memengaruhi dan menyebabkan stres maupun kecemasan yang besar bagi anak-anak.
Dampak emosional pada seorang anak dari kondisi darurat ini bergantung pada beberapa hal. Misalnya saja seperti karakteristik dan pengalaman, keadaan sosial dan ekonomi keluarga dan masyarakat, serta ketersediaan sumber daya lokal.
Namun, jangan khawatir Parents. Ada kok kiat yang bisa dilakukan agar anak bisa bersiap untuk menghadapi bencana. Berikut ini tipsnya berdasarkan laman CDC.
Artikel terkait: 10 Tips agar Anak Aman Saat Banjir Datang Menerjang
Sebelum Bencana Terjadi
- Bicaralah dengan anak-anak tentang kemungkinan terjadinya bencana, sehingga mereka tahu bahwa orangtuanya sudah siap menjaga keamanan mereka.
- Buat rencana keselamatan sebelum bencana terjadi. Dengan adanya rencana, anak-anak akan lebih percaya diri menghadapi bencana.
Selama Bencana Terjadi
- Sikap orangtua akan sangat mempengaruhi anak-anak. Tetap bersikap tenang dan yakinkan anak-anak tentang keselamatan mereka.
- Komunikasikan dengan anak-anak apa yang sudah terjadi dengan cara yang sederhana.
Setelah Bencana Terjadi
- Berikan anak-anak kesempatan untuk berbicara tentang apa yang mereka alami atau rasakan selama bencana terjadi. Dorong mereka untuk bisa berbagi kekhawatiran tersebut.
- Orangtua bisa mendorong anak untuk mengelola perasaan mereka dengan membantu orang lain pasca terjadinya bencana. Misalnya, menjadi sukarelawan membantu masyarakat atau kegiatan sederhana lainnya.
- Untuk diingat, Anak-anak tidak boleh berpartisipasi dalam kegiatan pembersihan bencana karena alasan kesehatan dan keselamatan.
- Sebenarnya sulit untuk memprediksi tekait respon anak pada bencana dan peristiwa traumatis tersebut. Karena itu, supporting system seperti keluarga, guru, dan tetangga sekitar lainnya perlu bekerjasama untuk menghadapi hal ini.
Bagaimana Parents, apakah terinspirasi dengan kisah ibu selamatkan anaknya dari banjir bandang di Sukabumi? Kejadian bencana rata-rata adalah kejadian mendadak yang tiba-tiba menyerang warga tanpa persiapan. Sehingga, kemungkinan sulit untuk melakukan persiapan mental pra-bencana kepada anak.
Akan tetapi, tips untuk menenangkan buah hati selama dan setelah bencana tetap dapat dilakukan agar mental anak senantiasa stabil. Semoga bencana di Sukabumi bisa ditanggulangi dengan cepat dan baik, ya Parents.
Sumber: Tribun News, CDC.Gov
Baca juga:
Anak-anak yang menjadi Korban Terorisme dan Trauma yang Akan Menghantui Mereka