Selama bulan Ramadan, bumil dan busui seringkali harus membatalkan puasa karena takut akan kesehatan bayinya. Beberapa di antara mereka ada yang merasa tidak enak ataupun bersalah pada Tuhan, karena tak bisa beribadah dengan sempurna di bulan suci. Namun, seorang ibu di Malaysia menulis sebuah surat untuk para ibu menyusui tidak puasa agar menghilangkan perasaan itu.
Surat untuk para ibu menyusui tidak puasa di bulan Ramadan, agar berhenti merasa bersalah
Seorang ibu bernama Alia Abdullah, menulis surat panjang di blog pribadinya. Kepada semua ibu menyusui tidak puasa di bulan ramadan ini, agar berhenti merasa bersalah.
Ini adalah Ramadan pertamaku dengan bayiku. Insyirah sekarang 10 bulan. Sebelum ada dia, aku punya banyak sekali target hidup. Aku melakukan kegiatan relawan sesering mungkin, saya pergi tarawih ke masjid, bahkan melakukan i’tikaf.
Tapi sekarang, aku tidak bisa melakukannya.
Selama minggu pertama bulan puasa, aku dan Insyirah terserang flu. Dia sangat menderita. Dia selalu batuk dan menangis. Matanya merah, dan aku harus menggendongnya sepanjang malam agar dia nyaman dan bisa tidur.
“Aku harus menggendongnya sepanjang malam, agar dia bisa tidur.”
Aku merasa terlihat seperti zombie. Aku merasa sangat lelah. Lebih daripada itu, dokter bilang padaku agar tetap menyusui Insyirah supaya bayiku bisa segera sembuh. Ketika aku sadar bahwa ASI-ku hanya sedikit, aku berhenti berpuasa.
Aku merasa aneh, bersalah, dan kalah. Aku tidak pernah mengalami Ramadan yang seperti ini sebelumnya. Aku bertanya pada diri sendiri, apakah aku sudah melakukan yang terbaik? Haruskah aku melakukan lebih? Apa aku bisa melakukan yang lebih baik?
Ibu menyusui tidak puasa dan merasa bersalah.
Apakah kamu juga merasakan hal yang sama?
Faktanya, Tuhan memilih kebaikan yang tak terbatas. Dia adalah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dia ingin agar kita bisa beribadah dalam kemudahan.
Aku tidak perlu membandingkan perjalananku dengan orang lain. Tuhan mempercayakan Insyirah kepadaku, jadi, ketika aku merawatnya, aku sedang beribadah kepada Tuhan juga.
Jadi, kau tidak perlu khawatir. Allah Maha Tahu. Tidak ada sebuah daun yang jatuh tanpa sepengetahuan-Nya. Dia tahu, punggungmu sakit. Dia melihat bagaimana kau membersihkan muntahan anakmu puluhan kali.
“Ketika aku merawat Insyirah, aku juga sedang melakukan ibadah.” Curhat ibu menyusui tidak puasa di bulan Ramadan.
Allah juga Maha Tahu, setiap tetes ASI yang kau berikan pada anakmu. Dia melihat setiap popok yang kau ganti untuk bayimu. Dia tahu perjuanganmu untuk bangun dan memeluk anakmu yang sedang sakit.
Dia Maha Tahu, kau mencoba sebaik mungkin sebisamu, untuk berpuasa. Dan kau membatalkan puasamu karena harus menyusui.
Dia Maha Tahu, ketika kau terisak sendirian karena kewalahan mengurus semuanya. Dia tahu bahwa kau bukannya tidak bersyukur. Cintamu pada si buah hati tidak berkurang hanya karena kau mengaku kelelahan.
Semua itu telah diperhitungkan. Maafkan dirimu, berhenti merasa bersalah. Kau melakukan yang terbaik sebisamu. Kau sudah cukup baik melakukan tugasmu sebagai ibu.
***
Apakah Bunda juga merasakan hal yang sama?
Baca juga:
Bagaimanakah Hukum Bayar Puasa bagi Ibu Hamil dan Menyusui?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.