Bumil, ada rencana ingin babymoon ke Jepang bersama suami? Jika ada, sebaiknya ditunda dulu. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan bahwa saat ini terjadi wabah rubella di Jepang. CDC memberikan peringatan bepergian, terutama bagi Bumil untuk mencegah ibu hamil terkena rubella.
Tak hanya itu, CDC menegaskan bagi siapa pun juga yang belum divaksinasi rubella untuk tidak mengunjungi Jepang.
Dikutip dari laman www.stripes.com pada akhir Oktober 2018, CDC menaikkan tingkat waspada rubella menjadi 2 pada skala tiga tingkat, menunjukkan bahwa wisatawan harus “mempraktikkan peningkatan tindakan pencegahan.”
Pada 7 Oktober 2018, ada 1.103 kasus rubella yang telah dilaporkan. Menurut Institut Penyakit Infeksi Nasional Jepang, 135 di antaranya dilaporkan di minggu pertama Oktober.
Kurang dari 10 kasus rubella dilaporkan setiap tahun di Amerika Serikat. Menurut CDC, sejak 2012, semua pasien AS yang terinfeksi rubella didapatkan ketika mereka berada di luar negeri.
Sebagian besar kasus rubella di Jepang telah dilaporkan di wilayah Kanto, sebuah lokasi atau area perumahan bagi anggota servis AS di daratan. Instalasi di daerah yang terkena dampak termasuk Pangkalan Angkatan Laut Yokosuka, Pangkalan Udara Yokota, Fasilitas Udara Angkatan Laut Atsugi dan Camp Zama.
Sementara Kompas.com menyebutkan bahwa mayoritas kasus infeksi rubella yang dilaporkan pada 2018 terjadi di area Tokyo dan prefektur di sekitarnya. Data menunjukkan, jumlah pasien penyakit rubella di Tokyo mencapai 32 orang, diikuti oleh 27 pasien di Chiba, 19 di Kanawaga, dan masing-masing 11 pasien di Saitama dan Aichi.
Mengingat makin banyak jumlah pasien yang terkena penyakit rubella, sebaiknya Bumil menunda dulu perjalanan ke Jepang. Sebenarnya, bila ibu hamil terkena rubella, apa bahayanya bagi ibu dan janin?
Pentingnya mencegah ibu hamil terkena rubella
Seperti yang kita ketahui, jika ibu hamil terinfeksi rubella maka akan sangat berisiko tinggi terhadap kesehatan janinnya, bahkan bisa menyebabkan kematian. Selain itu, janin akan berisiko tumbuh dengan kondisi yang tidak sempurna, karena dapat mengalami gangguan jantung, pendengaran hingga katarak.
Terinfeksi rubella selama awal kehamilan dapat menyebabkan keguguran, kematian janin, atau sindrom rubella kongenital (Congenital Rubella Syndroma/CRS) pada bayi yang dilahirkan.
CRS biasanya bermanifestasi sebagai penyakit jantung, katarak, microcephaly (kepala kecil), dan tuli berat sejak anaknya dilahirkan.
Itu sebabnya, penting untuk melakukan pencegahan agar ibu hamil terkena rubella. Oleh karena itu, vaksin perlu dilakukan sejak merencanakan kehamilan untuk mencegah terinfeksi rubella.
Penting untuk diketahui bahwa vaksin rubella perlu dilakukan sebelum hamil untuk melindungi janin agar tetap sehat. Seperti dikutip dari liputan6.com, Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Soedjatmiko menegaskan kalau vaksin ini tidak boleh diberikan pada ibu yang sedang mengandung.
Sebabnya kandungan vaksin justru bisa memengaruhi janin dan menimbulkan infeksi yang tak diinginkan.
“Ibu hamil tidak boleh diimunisasi dengan vaksin hidup. Imunisasi campak dan rubella ini juga tidak boleh,” ujarnya.
Selain itu, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan sebagai upaya pencegahan tertularnya virus rubella:
- Pastikan anak-anak atau seluruh anggota keluarga menerima semua vaksinasi yang direkomendasikan dokter, khususnya vakin MR atau pun MMR.
- Hindari kontak langsung dengan penderita, khususnya jika memang ada kasus rubella di lingkungan Anda, baik rumah atau pun di kantor.
- Tunda perjalanan jauh atau pergi liburan ke bagian negara manapun di mana wabah rubella masih umum terjadi.
Baca juga:
"Cukup anak saya yang jadi korban!" Pesan ibu terinfeksi Rubella saat hamil