Sungguh mengharukan perjuangan seorang anak semata wayang yang rela menabung demi bisa berangkat haji bersama sang ibu tercinta. Kisah kedua ibu dan anak berangkat haji dari hasil ngamen itu pun mengundang simpati warganet dan menjadi viral di media sosial.
Menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekkah merupakan rukun Islam kelima dan menjadi idaman kaum muslim di berbagai belahan dunia. Maka tak sedikit orang yang rela menabung jauh-jauh hari demi bisa menginjakkan kaki di tanah haram.
Bagi mereka yang memiliki kecukupan finansial, berangkat haji mungkin tak akan menjadi persoalan berarti. Namun bagi mereka yang hidup kekurangan, tentu butuh perjuangan ekstra untuk mewujudkan cita-cita menunaikan ibadah yang menjadi simbol pengorbanan keluarga Nabi Ibrahim tersebut.
Slamet Effendy, warga Desa Kerpangan, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, juga memiliki impian besar untuk bisa menunaikan ibadah haji bersama ibunda tercinta. Meski sehari-hari Slamet hanya bekerja sebagai pengamen jalanan, mimpinya tak surut oleh keadaan.
Berkat kegigihan dan keuletannya, siapa sangka, kini Slamet pun mampu memberangkatkan sang ibu untuk berhaji ke tanah haram.
Artikel terkait: Kisah Seorang Ibu Di balik Kehebatan Anak Berkebutuhan Khusus
Sabar dan Ulet, Kunci Ibu dan Anak Berangkat Haji dari Hasil Ngamen
Ibu dan anak berangkat haji dari hasil ngamen. Foto: Kompas.com
Demi bisa mewujudkan mimpinya bersama sang ibu, nyatanya Slamet harus melalui perjuangan yang panjang.
Setiap hari dirinya berupaya menyisihkan uang dari hasil mengamen sebanyak 20 hingga 25 ribu. Hebatnya lagi, kebiasaan ini dilakukan pemuda tersebut selama sepuluh tahun!
“Saya nabung 10 tahun. Tiap hari nabung ke Ibu Rp 20.000-25.000,” tutur Slamet seperti dilansir dari Kompas.com Sabtu (5/9/2020).
Slamet meminta ibunya untuk menyimpankan uang tabungannya. Hanya dengan menggunakan kantong kresek, uang hasil bekerja sehari-hari disisihkan sedikit demi sedikit.
“Tabungannya disimpan ibu. Kalau sudah banyak, uang recehan ditukar ke toko,” kata Slamet.
“Oleh ibu disimpan di tas kresek dan disimpan di rumah sampai banyak,” Slamet menambahkan, dengan bahasa Madura ia menceritakan kisahnya saat dihubungi melalui ponsel milik tetangganya, Yuyun Wahyuni.
Artikel terkait: Ibu wisuda bersamaan dengan putranya, begini kisah harunya
Ngamen dari Subuh Hingga Malam
Laki-laki kelahiran 1990 ini memang sangat tekun bekerja. Setiap hari, ia berangkat ngamen dari subuh hingga malam hari di pintu tol keluar Leces Pasuruan-Probolinggo (Paspro).
Slamet berangkat kerja hanya dengan jalan kaki. Biasanya, ia pulang ke rumah saat masuk waktu shalat zuhur dan makan siang.
Meski pendapatan dari mengamen tidak menentu, Slamet selalu berupaya menyisihkan sebagian untuk ditabung. Sementara sebagian lainnya ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
Slamet dibesarkan oleh sang ibu seorang diri, mereka hanya tinggal berdua di rumah mereka di Probolinggo. Sejak ayahnya meninggal sewaktu Slamet masih kecil, ibunya memang menjalani hari-hari sebagai seorang single parent.
Keterbatasan ekonomi memaksa Slamet harus putus sekolah sejak ia duduk di bangku SD. Tak ayal, ia pun tak bisa baca tulis.
Meski dengan keterbatasan yang dimilikinya, Slamet tetap berusaha membantu sang bunda dalam mencari nafkah agar dapur tetap mengepul. Mengamen dari pagi hingga malam pun akhirnya menjadi jalan rezeki yang ditempuh Slamet.
Berkat kesabaran dan keuletan Slamet, kini ibu dan anak itu bisa mewujudkan impian mereka sejak lama. Ibu Slamet sudah didaftarkan haji sejak 2018 dan diperkirakan berangkat pada tahun 2043 mendatang. Sementara Slamet yang mendaftarkan diri pada Kamis (3/9/2020) lalu diperkirakan akan berangkat pada 2045.
Slamet mengaku sangat bersyukur karena impiannya sejak kecil akhirnya dapat terwujud meski harus berusaha tak kenal lelah. Saat mendaftar haji, ia diantar oleh tetangganya, Yuyun, ke Kantor Kemenag. Pasalnya, Slamet tidak bisa membaca dan menulis.
Parents, mengharukan sekali ya bagaimana usaha keras seorang Slamet, pengamen jalanan yang berusaha mewujudkan mimpi dirinya dan sang ibu untuk berangkat haji. Usaha keras disertai doa membuahkan hasil nyata.
Semoga kisah ibu dan anak bernagkat haji dari hasil ngamen ini menginspirasi dan memberi hikmah dan semoga anak-anak di rumah juga tumbuh menjadi pribadi yang gigih dan berbakti kepada orangtua.
Baca juga:
Pemerintah Tiadakan Ibadah Haji 2020, Bagaimana Nasib Jemaah?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.