Memiliki harapan dan espektasi tentang hubungan pernikahan yang indah memang sah-sah saja. Namun hati-hati, jangan sampai harapan itu justru menghancurkan hubungan rumah tangga yang telah Anda bangun.
9 Espektasi dalam hubungan pernikahan yang bisa memicu pertengkaran
1. Membuat suami memilih antara ibu atau istri
Apa pun masalah Anda dengan ibu mertua, tindakan yang terbaik adalah dengan menyelesaikan masalahnya. Jangan pernah bertanya pada suami apakah dia memilih Anda atau ibunya.
“Itu akan membuat keretakan dalam hubungan kalian berdua, bukan dia dan ibunya,” ujar pakar hubungan dan etika di Boca Raton, FL.
Ingatlah bahwa bagaimanapun juga, ibu mertua yang membuat ssi suami tumbuh menjadi pria yang Anda cintai dan nikahi. Jadi ketika ibu mertua mulai kesal, cobalah untuk menahan diri dan bersabar.
Jika masalah sudah terlanjur besar. Cobalah untuk bicara pada pasangan untuk mencari solusi bersama.
2. Berharap suami bersikap seperti sahabat perempuan
Hubungan pernikahan memang harus kuat pada masa-masa sulit maupun membahagiakan. Namun Anda jangan pernah berharap bahwa pasangan akan mendengarkan seperti yang dilakukan teman perempuan Anda
“Pria dan wanita cenderung memiliki tujuan yang berbeda dengan komunikasi,” kata David Bennett, seorang relationship expert.
“Pria prihatin tentang mengidentifikasi dan memperbaiki masalah, dan wanita mengekspresikan perasaan untuk terhubung secara emosional,” tambahnya.
Jadi, jangan langsung merasa kesal atau diabaikan bila pasangan tidak memberikan reaksi yang Anda inginkan.
3. Berharap suami tidak melirik wanita lain
Jujur saja, apakah Anda tidak pernah melirik pria lain setelah menikah?
Menikah bukan berarti membuat mata Anda buta akan daya tarik lawan jenis. Jadi wajar bila Anda sempat melirik pada pria yang lebih tampan dan suami juga melirik pada wanita yang lebih cantik.
“Melirik itu alami, dan itu bahkan tidak sehat selama itu ‘hanya melihat’,” ujar Jason Arshan Nik, M.S., seorang psikolog di California.
Anda boleh merasa marah atau cemburu bila pasangan melakukan hal yang lebih daripada itu. Misalnya seperti melongo, menggoda, meminta nomor, atau bahkan berselingkuh.
4. Meminta suami meninggalkan hobi yang dia sukai
Jangan pernah meminta pasangan untuk meninggalkan minatnya. Bisa saja hal itulah yang justru membuat Anda pertama kali jatuh hati padanya.
“Ketika seorang suami membuat dirinya fokus ke dalam pekerjaan atau hobi, itu bukan untuk mengabaikan keluarga tetapi untuk membuat dirinya bahagia seutuhnya,” kata Bennett.
Selama minat pasangan Anda positif dan tidak menganggu waktu ‘kencan’, apalagi sampai membuatnya mengabaikan kebutuhan rumah tangga dan waktu bersama anak, maka sebaiknya biarkan saja dia menekuni minatnya.
5. Mengharapkan dia menjadi pria yang berbeda bisa menghancurkan hubungan pernikahan
Ketika Anda sudah lama bersama, wajar bila sesekali bertanya-tanya, “Mengapa saya menikahi orang ini?”
“Namun ingatlah bahwa sifat yang Anda benci pada pasangan mungkin merupakan sisi lain dari cinta,” ujar Nakya Reeves, seorang terapis pernikahan dan terapis keluarga berlisensi di Florida Selatan.
6. Menginginkan suami menjauhi teman-temannya
Tidak peduli berapa lama kalian menikah tetapi suami tentu membutuhkan orang-orang kepercayaan di luar keluarganya. Seperti halnya Anda.
Dia butuh teman-temannya yang bisa memberikan masukan dan perhatian yang berbeda dari yang Anda berikan.
“Jika kamu memotong sumber daya itu, dia akan semakin tidak bahagia,” ujar Masini.
Oleh karena itu, jangan memaksa pasangan untuk meninggalkan teman-temannya. Baik teman laki-laki maupun perempuan.
Setelah menikah harusnya dia telah mengerti batasan yang tidak boleh dia lewati. Jadi ketika dia mulai melanggar batas, Anda boleh menegurnya.
7. Mengharapkan dia untuk mengingat setiap saat dalam hubungan
Banyak istri yang marah pada suami karena tidak mengingat hal penting, seperti hari ulang tahun istri atau hari ulang tahun pernikahan. Namun itu bukan karena dia tidak peduli. Hal itu terjadi karena perbedaan otak wanita dan pria. Otak wanita cenderung mempertahankan ingatan emosional lebih baik daripada pria.
8. Memaksa suami menyukai semua minat istri
Suami mungkin akan menemani Anda untuk menonton film yang tidak begitu ia sukai. Dia melakukan itu untuk menghargai dan menjaga perasaan istri. Namun jangan pernah memaksakan suami untuk selalu menyukai apa yang Anda sukai.
“Beri dia kesempatan untuk merasakan ketidakhadiran Anda dari waktu ke waktu,” kata Tina B. Tessina, Ph.D., terapis keluarga dan pernikahan di California Selatan.
“Itu karena menikmati waktu terpisah dengan gairah hidup Anda yang berbeda memperkuat ikatan perkawinan,” tambahnya.
9. Memaksa suami untuk selalu bersikap dewasa bisa merusak hubungan pernikahan
Sebaiknya jangan selalu menuntut pasangan menjadi sosok orang yang dewasa. Ingat, sifat kekanak-kanakan kadang kala dibutuhkan untuk mempererat pernikahan Anda.
Sifat kekanak-kanakan di sini bukan berarti menangis atau merengek seperti anak kecil. Melainkan perhatian-perhatian dan tindakan kecil yang ‘nakal’. Seperti memberikan surat cinta di bawah bantal dan lain sebagainya. Namun jangan sampai kelewatan karena perilaku itu bisa menjadi bumerang.
“Menjadi pasif-agresif adalah salah satu bentuk komunikasi hubungan yang paling merusak,” kata Reeves.
“Ini menciptakan siklus negatif yang semakin memburuk, dan menciptakan perasaan marah dan dendam,” tambahnya.
***
Nah, semoga informasi di atas bisa bermanfaat untuk kembali mengeratkan hubungan dengan suami ya, Bunda!
Sumber: Womans Day
Baca juga
10 Artis yang Meraih Bahagia di Pernikahan Kedua, Maia Estianty hingga Hanung Bramantyo
Mendengarkan Omelan Istri Baik untuk Kesehatan Suami, Ini Penelitiannya
Buat Istri Bahagia, 51 Cara Suami Menyenangkan Istri Ini Patut Dicoba!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.