Idealnya hubungan dengan keluarga haruslah harmonis. Bahkan banyak yang menganggap ‘haram’ jika hubungan dengan keluarga sampai terpecah belah. Tapi bagaimana jika ada anggota keluarga yang membuat hubungan beracun atau ikatan keluarga jadi rusak?
Dalam perjalanan hidup, ada masanya Anda menilai hubungan yang sudah tidak sehat lagi, bahkan ibarat racun. Jika hal ini terjadi, terkadang keputusan untuk menjaga jarak dan menjauhkan diri dari anggota keluarga yang ‘meracuni’ hubungan adalah langkah terbaik
Ada banyak alasan mengapa tindakan ini seharusnya dilakukan. Biar bagaimana pun Anda tidak perlu memberikan toleransi pada anggota keluarga yang seperti racun karena hanya akan membahayakan kesehatan mental, emosional atau fisik Anda sendiri.
Singkatnya, untuk apa membuang tenaga dan perhatian hanya untuk mereka, kan?
Hubungan Beracun Perlu Ditinggalkan
Sebelum mulai memutuskan mengambil seribu langkah, menjauhi hubungan beracun, penting bagi Anda untuk mengenali tanda-tanda orang yang ‘beracun’:
1. Mereka sangat menghakimi
Melontarkan kritik membangun yang membuat diri kita menjadi pribadi lebih baik tentu sangat bagus. Justru diperlukan untuk memicu diri kita menjadi lebih baik. Untuk itulah tidak perlu bersikap defensif jika ada seseorang yang memberikan kritikan pada Anda.
Tapi, bagaimana bila kritikan tersebut datang bertubi-tubi tanpa alasan jelas?
Nah, tanda pertama orang ‘beracun’ adalah senang memberikan kritik yang terus menerus tanpa alasan. Bila Anda menemui orang seperti ini sebaiknya tidak perlu ditanggapi atau dilawan, karena tujuan mereka hanya ingin menjatuhkan harga diri seseorang.
2. Penuh drama
Salah satu cara untuk mengenali apakah seorang anggota keluarga seperti racun, adalah kehidupannya penuh drama.
Salah satu contohnya, Anda meminta saran pribadi darinya. Namun, entah bagaimana, setelah Anda berbagi momen personal dan paling sensitif dengannya, cerita itu malah menjadi rahasia umum dan diketahui seluruh anggota keluarga.
Kepercayaan Anda padanya pun langsung lenyap. Daripada Anda marah-marah, dan belum tentu orang tersebut menyadari kesalahannya, lebih baik Anda menjauhinya dan stop menceritakan hal-hal pribadi padanya.
3. Mereka hanya berbicara jika memang ada perlu saja
Saat mereka membutuhkan sesuatu dari Anda, seringkali, mereka akan mendatangi Anda untuk mendapatkan saran atau kenyamanan emosional. Tapi begitu Anda berpaling kepada mereka untuk mendapatkan dukungan, mereka malah mengabaikan kebutuhan Anda.
4. Mereka terbalik antara penguatan positif dan negatif
Mereka bisa menyerang, berteriak dan menghina Anda. Namun, begitu Anda mengabaikan mereka setelah serangan yang tidak masuk akal ini, kemungkinan mereka akan membujuk Anda kembali ke perangkap mereka dengan menawarkan pujian dan dukungan semu.
Biasanya interaksi positif ini berumur pendek sebelum individu ini kembali ke perilaku manipulatif tipikal mereka.
Sebuah hubungan yang terasa penuh racun, bahkan dengan anggota keluarga sekalipun, tentu saja membuat Anda merasa kelelahan secara emosional, sehingga akan mempengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan.
Alithia Asturrizaga, seorang pekerja sosial klinis berlisensi di Alithia Psychotherapy Associates, P.C., menjelaskan, “Saya telah bertemu dengan banyak orang yang telah menjalani hidup mereka dengan keluarga beracun. Sebenarnya inilah salah satu alasan utama banyak orang memerlukan terapi psikologis. “
Artikel Terkait : Cara menghadapi mertua yang ikut campur
Apa yang bisa dilakukan jika dalam kondisi hubungan beracun dengan anggota keluarga?
Ada teknik tertentu yang dapat digunakan untuk membuat hubungan ini lebih dapat ditolerir. Namun, dalam banyak kasus, solusi terbaik adalah benar-benar ‘membuang’ individu beracun dari kehidupan Anda sepenuhnya.
“Ini memang tidak mudah dan seringkali terasa rumit, juga saling bertentangan secara emosional. Apalagi jika kasusnya ditemui dalam hubungan keluarga dekat. Tapi ketika situasi memburuk sehingga tindakan menjauhi orang-orang tersebut membuat hidup Anda menjadi hidup bahagia dan bebas, ini adalah langkah terbaik, ” kata Asturrizaga.
Sementara Shannon Battle, LCAS, LPC, CSOTS, Clinical Director, Family Services of America mengatakan bahwa cara terbaik menghadapi lingkungan beracun khususnya dalam keluarga adalah terlebih dahulu menetapkan batasan.
Untuk membantu untuk bisa bertahan, Battle menyarankan, “Setiap kali Anda menghadapi hubungan beracun ini, tidak ada salahnya untuk memahami tahapannya. Anda akan menemukan periode ketidakpastian, rasa bersalah, dan kemungkinan akan merasa kehilangan hubungan tersebut. Meskipun begitu, Anda harus menentukan batasan pengorbanan yang ingin dilakukan untuk melindungi emosi Anda,” katanya.
Ia melanjutkan, “Terkadang, Anda harus menyakiti seseorang untuk membantu orang lain. Rasa sakit itu sebenarnya tidak dimaksudkan untuk menjadi orang jahat, namun memang perlu dilakukan dengan cinta dan rasa hormat. Perilaku yang kita jalankan memang adalah pilihan kita sendiri.”
Meskipun Anda mungkin merasa ada dorongan untuk tetap menjaga dan mempertahankan hubungan beracun, namun penting untuk dipahami bahwa menjaga orang beracun dalam hidup Anda akan memberikan efek yang sangat buruk karena mampu merusak kesehatan mental Anda.
Jangan biarkan hubungan beracun terus berlanjut
Tidak berbeda dari Shannon, Ratih Ibrahim sebagai psikolog yang ditemui TheAsianParent Indonesia juga menegaskan mengenai hubungan beracun dalam keluarga,”Ya kalau memang sudah jadi toksik, tinggalkan saja! Buat apa? Namanya juga toksik, racun. Itu kan sama saja bisa meracuni diri sendiri,” tegasnya.
Ia melanjutkan, “Ini kan sama saja dengan virus yang menggerogoti tubuh kita. Untuk itu memang dibutuhkan ketahanan dalam keluarga. Apa saja? Cinta, seperti adanya afeksi anggota keluarga. Jika terus dibiarkan malah kita yang bisa ketularan. Ikut jadi toksik karena pada dasarnya kecerdasan emosional itu kan juga bisa menular.”
Tidak mengherankan jika psikolog dari Personal Growth ini mengingatkan penting untuk membangun lingkungan yang sehat. Termasuk bergaul dengan teman dan keluarga yang bisa memberikan dukungan. Sebuah lingkungan yang positif.
****
Sumber : theMindsJournal
Baca juga :
Berbagai Kalimat Menyebalkan yang Sebaiknya Tak diucapkan Saat Bertemu Kerabat
Pentingkah Membuat Jadwal Hubungan Intim dengan Suami? Ini Jawabannya!
Hubungan Intim Bikin Frustasi dan Stres? Ini Solusi yag Bisa Parents Lakukannya