Hirschsprung, Penyakit Langka yang Menyerang Pencernaan Bayi

Bila bayi tidak dapat mengeluarkan mekonium (tinja pertama bayi), waspadai Hirschsprung, penyakit langka yang lebih sering terjadi pada bayi laki-laki.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Waspadai Hirschsprung, penyakit pencernaan pada bayi baru lahir.

Mengenal Hirschsprung, penyakit langka pada bayi

Penyakit langka yang dinamakan sesuai dengan nama penemunya, Hirschsprung, merupakan penyakit bawaan yang biasanya diderita semenjak kelahiran.

Menurut wikipedia, penyakit Hirschsprung adalah suatu bentuk penyumbatan usus besar yang terjadi akibat lemahnya gerakan usus besar karena tidak memiliki saraf yang mengendalikan kontraksi ototnya.

Akibatnya tidak ada gerakan peristaltik yang mengantarkan feses menuju anus. Kotoran itu akan menumpuk dan membuat usus bertambah besar.

Sehingga apa bila ada feses yang keluar, ukurannya melebihi ukuran normal. Atau, mengeluarkan kotoran yang encer, hitam dan berbau amat busuk.

Baca juga : Kenali Penyakit Melalui Warna Pup Bayi Anda

Peyakit ini merupakan penyakit bawaan yang diderita sejak kelahiran. Menurut statistik, 1 dari 5000 bayi yang terlahir dengan kondisi hidup mengidap penyakit Hirschsprung.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penyakit ini lebih banyak menyerang bayi laki-laki dibanding bayi perempuan dengan perbandingan 4 : 1.

Penyakit Hirschsprung biasanya terjadi pada bayi fullterm dan jarang pada bayi prematur. Dan biasanya disertai cacat bawaan lainnya seperti down syndrom serta kelainan kardiovaskular.

Gejala-gejalanya

Gejala-gejalanya dapat diketahui segera setelah kelahiran, yaitu :

1. Tidak dapat mengeluarkan mekonium (tinja pertama pada bayi baru lahir) dalam waktu 24-48 jam setelah lahir.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Perut menggembung

3. Muntah

4. Konstipasi (sembelit)

5. Diare encer

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

6. Berat badan tidak bertambah

7. Malabsorbsi

Faktor Penyebab

Faktor penyebab penyakit Hirschsprung diduga dapat terjadi karena faktor genetik dan faktor lingkungan.

Parents, penyakit ini biasanya dapat kita kenali ketika anak baru lahir. Namun juga ada kasus-kasus yang menunjukkan gejala penyakit Hirschsprung ini manakala si anak sudah berusia cukup besar.

Kita harus waspada bila anak seringkali mengalami sembelit dan diare secara bergantian. Ini bukan hal yang lazim terjadi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain itu, kotoran yang dikeluarkan anak bewarna gelap atau hitam dan berbau amat busuk. Kita pun harus curiga ketika anak mengalami anoreksia, yaitu memuntahkan segera makanan yang baru saja dimakannya.

Kondisi ini tentu saja akan mempengaruhi proses tumbuh kembang anak. Tanpa adanya asupan nutrisi yang cukup perkembangan tubuh dan kemampuan motorik anak akan mengalami hambatan.

Mengapa kelainan Hirschsprung ini terjadi?

Kelainan ini terjadi karena adanya permasalahan pada persyarafan usus besar paling bawah, mulai anus hingga usus di atasnya.

Pada penderita, syaraf yang harusnya ada pada usus, yang berfungsi untuk membuat usus bergerak melebar dan menyempit, tidak tumbuh.

Tidak adanya syaraf ini dalam usus bayi dan anak membuat tidak adanya gerakan peristaltik yang mendorong kotoran untuk bergerak keluar menuju anus.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Akibatnya, kotoran terus menumpuk dan bertambah besar. Kondisi inilah yang menyebabkan sembelit berkepanjangan pada bayi.

Parents, selain mengganggu proses pertumbuhan bayi, penyakit ini juga dapat menyebabkan radang usus dan kanker usus.

Bagaimana cara mengatasinya?

Satu-satunya tindakan medis yang dilakukan untuk mengatasi penyakit Hirschsprung ini adalah dengan tindakan operasi.

Secara klinis menurut dokter, bagian usus yang tak ada persarafannya ini harus dibuang lewat operasi. Operasi biasanya dilakukan dua kali.

Pertama, dibuang usus yang tak ada persarafannya.

Kedua, kalau usus bisa ditarik ke bawah, langsung disambung ke anus.

Namun, Bunda, bila bayi masih terlampau kecil, dan panjang ususnya belum mencapai lubang anus, maka dokter akan membuang kotoran bayi tersebut melalui lubang yang dibuat di bagian perut, yang disebut dengan kolostomi.

Dan bila saatnya tiba, yaitu sekitar 6-12 bulan dan usus bayi telah mencapai anus, barulah diadakan operasi berikutnya untuk menyambung usus ke anus. Setelah itu barulah bayi bisa hidup dengan normal.

Demikianlah Parents, semoga bermanfaat…

Referensi : wikipedia dan berbagai sumber lainnya

Baca juga artikel menarik lainnya:

Mengapa Bentuk Kepala Bayi Baru Lahir Sering Terlihat Tak Normal?

4 Gejala pada Bayi Baru Lahir yang Tak Perlu Bikin Anda Risau