Hati-Hati, Jus Buah Bisa Tidak Baik Bagi Bayi

Jus buah memang kaya vitamin, tapi kalau memberikannya berlebihan dan waktunya tidak tepat, tidak baik juga loh, Bunda. Simak pembahasannya di sini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kapan bayi bisa mulai minum jus buah? ini pertanyaan yang umum. Tapi tahukah Bunda, memberikan jus pada bayi dan anak tidak sesehat yang Bunda kira.

Apa kata para ahli tentang jus buah bagi bayi

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), tidak ada indikasi gizi dalam memberikan jus untuk bayi di bawah umur 6 bulan.

“Selama 6 bulan pertama usianya, bahkan di iklim yang panas, air dan jus tidak diperlukan oleh bayi, yang justru dapat memperkenalkan kontaminan atau alergen,” berikut penjelasan dalam publikasi AAP.

Untuk bayi usia 6 bulan ke atas pun, ini tetap tidak direkomendasikan.

Selain AAP, Australian Government’s National Health and Medical Research Council, juga menegaskan, “jus buah tidak deperlukan oleh bayi di bawah usia 12 bulan. Minuman manis berhubungan dengan karies gigi. Teh, teh herbal, dan minuman lain yang tidak bermanfaat untuk bayi dapat berbahaya.”

Health Canada juga tidak merekomendasikan jus dalam tahun pertama anak. Setelah 1 tahun, mereka menyarankan, “batasi jus ini dan tidak memberikan minuman manis. Jika anak Anda tampak haus, berikan air putih.”

Di Inggris, NHS menganjurkan “jus buah yang diencerkan (satu bagian buah dengan 10 bagian air) dapat diberikan kepada anak-anak sebagai pendamping makanan mereka setelah usia 6 bulan.”

Potensi bahayanya bagi bayi

Berikut adalah beberapa potensi bahaya bagi bayi dan anak-anak.

  • Minum jus terlalu banyak dapat mengakibatkan malnutrisi dan anemia, karena anak kehilangan nutrisi lain yang mereka butuhkan, termasuk protein dan karbohidrat kompleks.
  • Jus dapat merusak enamel gigi. Terutama jika jus diberikan dalam botol susu, bukan gelas.
  • Minum jus terlalu sering dapat menyebabkan diare, terutama jus apel.
  • Konsumsi jus lebih dari 12 oz (355ml) per hari telah dikaitkan dengan perawakan pendek dan obesitas dalam beberapa penelitian.
  • Jus buah yang mengandung sorbitol atau fruktosa yang tinggi dapat menyebabkan kegelisahan, perut bergas, dan stomach distress.
  • Jus yang tidak dipasteurisasi dapat mengandung bakteri berbahaya, seperti E-coli dan Salmonella.

Jadi Bunda, memberikan buah utuh justru lebih bermanfaat bagi bayi dan anak daripada jus. Karena buah yang dijus sudah kehilangan serat penting yang dibutuhkan tubuh.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jika Bunda tetap ingin memberikan jus pada anak, sebaiknya tambahkan air matang dengan perbandingan 1:10 (satu bagian buah, sepuluh bagian air matang), juga hindari menambahkan gula. Dan ingat, jangan lebih dari 120ml* per harinya.

Bolehkah bayi minum jus buah

Yang Terbaik adalah Mengonsumsi Buah dan Sayuran Utuh

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jika anak Anda sudah besar dan bisa mengonsumsi buah serta sayur, akan lebih baik jika Parents memberi mereka buah dan sayuran utuh. Iklan-iklan jus sering mengklaim bahwa minum jus lebih baik daripada mengonsumsi buah dan sayuran utuh, karena menghilangkan serat membuat nutrisi lebih mudah diserap.

Namun, menurut Healthline, tidak ada penelitian ilmiah untuk mendukung ini. Faktanya, Anda mungkin membutuhkan kandungan serat buah atau sayuran untuk merasakan manfaat kesehatan penuh dari tanaman.

Misalnya, antioksidan yang secara alami terikat pada serat tanaman hilang selama proses pembuatan jus. Hingga 90% serat hilang selama proses pembuatan jus, tetapi hal ini juga tergantung pada juicer. Beberapa serat larut akan tetap ada, tetapi sebagian besar serat tidak larut dihilangkan.

Asupan serat yang tinggi bisa membuat risiko penyakit jantung, obesitas, dan diabetes tipe 2 lebih rendah. Penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatan serat larut, khususnya, dapat meningkatkan kadar gula dan kolesterol darah.

Satu studi membandingkan makan apel utuh dengan minum jus apel. Ditemukan bahwa minum jus apel meningkatkan kadar kolesterol LDL (buruk) sebesar 6,9%, dibandingkan dengan mengonsumsi apel utuh. Efek ini diduga karena kandungan serat apel utuh.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Terlebih lagi, sebuah penelitian observasional menunjukkan peningkatan risiko diabetes tipe 2 pada orang yang mengonsumsi jus buah, sedangkan buah utuh dikaitkan dengan pengurangan risiko.

Orang-orang juga cenderung merasa lebih kenyang ketika mereka makan buah-buahan utuh, dibandingkan dengan ketika mereka minum jus yang setara.

Satu studi membandingkan efek blending dan jus pada kandungan gizi grapefruit. Hasil penelitian menunjukkan, pencampuran (blending), yang mempertahankan lebih banyak serat, adalah teknik yang lebih baik untuk memperoleh menfaat dari senyawa tanaman.

Semoga bermanfaat, Bunda.

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
*jumlah yang disarankan AAP untuk balita

Baca juga:

Jus Buah Dalam Kemasan – Benarkah Lebih Berbahaya Daripada Minuman Bersoda?

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Putri Fitria