Kemarin, 2 Oktober, siapa di antara Parents yang merayakan Hari Batik Nasional 2019? Sebagai masyarakat Indonesia, sudah seharusnya kita bangga dengan warisan budaya yang kita miliki. Rasa ini tentu saja tidak lahir begitu saja, namun perlu dipupuk sejak dini.
Sudahkah Parent mengenalkan ragam budaya, termasuk batik pada si kecil?
Rasa cinta terhadap batik tentu saja perlu ‘ditularkan’ pada anak, agar mereka dapat mengenal dan menjaga salah satu warisan budaya bangsa. Toh, sebenarnya banyak cara agar si kecil dapat mengenal budaya batik sejak dini.
Hari Batik Nasional, momentum baik untuk kenalkan batik pada anak sejak dini
Saat ditemui dalam acara Pameran dan Peluncuran Pigeon Botol Motif Batik, Rabu (2/9), desainer sekaligus presenter Iwet Ramadhan mengatakan orangtua sudah bisa mengenalkan budaya batik sejak dini dengan cara-cara yang mudah dan menyenangkan.
“Sedari dini anak-anak sudah bisa memegang motif-motif batik dari pakaian atau berbagai produk, dan ibunya pun sudah bisa mulai bercerita tentang filosofi atau arti motif batik tersebut,” kata Iwet.
Selain itu, Iwet juga menyarankan agar para orangtua millenial dapat mencontohkan anak-anaknya untuk menggunakan batik. Sebagai desainer yang concern terhadap batik, Iwet sendiri mengaku bahwa kecintaannya pada batik karena peran kedua orangtuanya.
Artikel terkait: Budaya Batik, Mengenalkan Budaya Bangsa
“Yang membuat aku jatuh cinta sama batik adalah karena memang aku dicontohin sama orangtua. Aku sering lihat papaku woronin kain batiknya mamah. Karena aku melihat itu setiap hari, itu yang membuat aku jadi, ‘oh ini batik namanya’ sampai akhirnya ingin mendalami,” tutur Iwet.
Akan tetapi, Iwet melihat kalau millenial moms saat ini merasa kalau memakai batik itu tidak praktis.
“Nah millenial moms sekarang merasa kalau memakai batik itu tidak praktis, jadi kalau misalnya mau rasa cinta itu muncul pada anak-anak, biasakan mereka melihat orangtuanya menggunakan batik dulu. Cara ini bisa dilakukan karena anak kan mencontoh orangtuanya, jadi lebih terbiasa mengenal batik,” tandas Iwet.
Bahkan pengenalan ini suda bisa dilakukan sejak dini. Saat ini Iwet bekerja sama dengan Pigeon dengan meluncurkan botol dan peralatan makan dengan motif batik yang memiliki filosofi mendalam. Ada pun motif batik yang dikreasikan Iwet seperti Phoenix (Lok Can), Sulur (rumput), merak, kupu-kupu, dan bangau.
Biar bagaimana pun, anak-anak tentu saja merupakan generasi penerus yang diharapkan untuk bisa mewarisi kelestarian batik. Maka tak mengherankan jika, orangtua perlu mengenalkan dan menumbuhkan rasa kecintaan pada batik dalam diri anak-anaknya.
Apakah Parents sudah melakukannya?
Sejarah Hari Batik Nasional di Indonesia
Indonesia mulai merayakan “Hari Batik” pada tanggal 2 Oktober 2009, setelah UNESCO menetapkan batik Indonesia sebagai Karya Agung Warisan Budaya Kemanusiaan dan Takbenda (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada tahun yang sama.
Dikutip dari UNESCO, batik telah diturunkan dari generasi ke generasi sejak awal abad ke-19, dan hari ini teknik, simbolisme dan tradisi di sekitar pakaian katun dan sutra yang diwarnai dengan tangan merupakan bagian integral dari warisan budaya Indonesia.
Teknik, simbolisme dan budaya di sekitar pakaian katun dan sutra yang diwarnai dengan tangan yang dikenal sebagai Batik Indonesia merasuki kehidupan orang Indonesia dari awal sampai akhir.
Saat bayi, orang Indonesia digendong dengan kain batik yang dihiasi dengan simbol yang dirancang untuk membawa keberuntungan bagi anak. Bahkan hingga kematiannya, batik dijadikan pakaian atau selimut untuk membungkus jenazah.
Pakaian dengan desain sehari-hari dikenakan secara teratur dalam lingkungan bisnis dan akademik, sementara batik jenis khusus digunakan dalam perayaan pernikahan, kehamilan, wayang, dan bentuk seni lainnya. Pakaian bahkan memainkan peran sentral dalam ritual tertentu.
Batik diwarnai oleh pengrajin yang menggambar desain pada kain berupa titik-titik dan garis-garis menggunakan lilin panas. Kemudian, batik akan direndam dalam satu warna untuk menghilangkan lilin dengan air mendidih.
Keragaman pola yang luas mencerminkan berbagai pengaruh, mulai dari kaligrafi Arab, karangan bunga Eropa dan burung phoenix Cina hingga bunga sakura Jepang dan burung merak India atau Persia.
Kerajinan batik seringkali diturunkan dalam keluarga selama beberapa generasi, kerajinan batik terkait dengan identitas budaya masyarakat Indonesia dan, melalui makna simbolis warna dan desainnya, mengekspresikan kreativitas dan spiritualitas masyarakat Indonesia.
***
Baca juga
50 Nama bayi perempuan berawalan K, inspirasi untuk buah hati tercinta