Sejarah Hari Batik Nasional 2 Oktober 2020, Yuk Pakai Batik!

Batik bukan hanya kain semata, namun warisan budaya dari leluhur yang patut kita lestarikan. Inilah sejarah batik dan penetapan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hari ini sudah pakai batik? Hari Batik Nasional Indonesia memang diperingati setiap tanggal 2 Oktober. Warisan leluhur yang satu ini memang memiliki sejarah panjang. Penasaran, bagaimana asal-usul batik yang sarat akan makna dan nilai-nilai filosofis ini?

Semua sudah mengetahui bahwa Batik adalah ciri khas dari Indonesia. PBB dan UNESCO pun sudah mengakuinya di kancah Internasional. UNESCO menilai bahwa teknik menghias kain ini mengandung nilai, makna, dan simbol budaya.

Menurut sejarah, batik sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Dilansir dari CNN Indonesia, beberapa arca batu dari zaman kerajaan Majapahit membuktikan hal tersebut, contohnya Arca Harihara yang melambangkan Raden Wijaya mengenakan batik motif kawung sebagai pakaian kebesarannya.

Kata batik sendiri memiliki makna ‘amba’ yang berarti kain lebar dan ‘tik’ yang berarti titik. Dapat disimpulkan bahwa batik adalah titik-titik yang digambar sedemikian rupa di atas sehelai kain lebar dan hasilnya adalah motif yang indah.

Artikel Terkait: Budaya Batik, Mengenalkan Budaya Bangsa

Hari Batik Nasional 2 Oktober 2020, Inilah Sejarah di Baliknya

Mengutip dari Kompas, teknik menggambar di kain ini pertama kali diperkenalkan India atau Srilanka pada abad ke-6 atau ke-7. Bukan tidak mungkin seni ini masuk ke Indonesia melalui akulturasi budaya, mengingat di zaman dahulu Indonesia adalah tempat singgah pedagang dari berbagai negara.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dalam buku “A Play of Light and Shades”, dikatakan bahwa kain simbut dari Banten adalah salah satu dari batik yang paling pertama diciptakan. Kain simbut diwarnai menggunakan bubur nasi.

Pada awalnya, kain batik hanya digunakan untuk kalangan kelas atas seperti keluarga kerajaan atau pejabat. Seiring dengan berjalannya waktu, rakyat jelata juga mulai mengenal dan meniru batik. Membatik pun menjadi pekerjaan kaum wanita untuk mengisi waktu luang.

Saat ini, membatik bisa dilakukan oleh siapa saja, baik laki-laki ataupun perempuan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dulunya motif batik sangat kental dengan nuansa tradisional Jawa, Islam, Hinduisme, dan Budhisme. Cara pembuatannya pun menggunakan canting yang berisi lilin panas untuk melapis warnanya.

Kini teknik membatik sudah sangat berkembang, sebut saja teknik batik dengan menggunakan cap, printing, dan lain sebagainya yang memudahkan kita untuk membuat batik dalam jumlah banyak. Motif-motifnya pun sangat beragam, mulai dari yang masih tradisional dan sudah diberi sentuhan modern.

Ada lebih dari 3000 jenis batik dari berbagai daerah di Indonesia. Melansir dari Suara, batik yang paling mahal bernama batik tiga negeri yang dibuat di daerah Lasem, Solo, dan Pekalongan.

Dewasa ini, batik bukan lagi hal yang tradisional dan kuno. Ratusan negeri di luaran telah mengakui keindahan batik dan banyak negara yang mengadopsi teknik ini dalam menciptakan produk fashion.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Di Indonesia sendiri batik pun sudah hadir dalam bentuk pakaian siap pakai dan modern seperti dress, blazer, kemeja, dan lain sebagainya.

Artikel Terkait: Begini Cara Menumbuhkan Kecintaan Batik Pada Anak Sejak Dini

Diakui UNESCO dan Ditetapkan Sebagai Hari Besar Nasional

Memiliki sejarah yang sangat panjang, batik tak hanya sekedar selembar kain semata. Batik sudah menjadi warisan budaya dari leluhur kita hingga diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Presiden RI ke-2, Soeharto, pertama kali memperkenalkan batik ke seluruh dunia ketika menghadiri konferensi PBB. Tokoh yang akrab disebut bapak Pembangunan ini pun kerap memberikan batik sebagai oleh-oleh untuk tamu negara yang berasal dari luar negeri.

Pada 4 September 2008, batik didaftarkan untuk mendapatkan intangible cultural heritage di UNESCO.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Di periode pemerintahan Presiden SBY, batik diterima secara resmi oleh UNESCO dan didaulat sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi pada sidang ke-4 UNESCO di Abu Dhabi pada tanggal 2 Oktober 2009.

Hasil sidang tersebut membuat pemerintah menerbitkan Kepres No.33 Tahun 2009 yang menetapkan Hari Batik Nasional sebagai hari besar nasional di tanggal 2 Oktober.

Penetapan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengembangkan kecintaan dan kesadaran masyarakat untuk melindungi dan mengembangkan batik Indonesia.

Masyarakat juga diwajibkan untuk memakai baju batik setiap memperingati Hari Batik Nasional. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Nomor 003.3/10132/SJ tentang Pemakaian Baju Batik dalam Rangka Hari Batik Nasional.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Apakah Parents dan keluarga memiliki baju batik andalan di lemari pakaian dan menyukai motif khas dari daerah tertentu? Jangan lupa untuk memakainya dengan penuh rasa bangga untuk memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober 2020 ini, ya!

Baca Juga:

id.theasianparent.com/sejarah-hari-keluarga-nasional