Baru-baru ini viral video seorang guru pesantren bakar hp milik santri di salah satu pondok pesantren. Dalam video viral yang diunggah oleh akun Instagram @terangmedia, pada Minggu (20/2), memperlihatkan guru wanita sedang membakar ponsel dan disaksikan santri-santri putri di malam hari.
“Akibat membawa ponsel di pondok akhirnya dimusnahkan,” tulis terangmedia pada caption unggahan videonya, mengutip dari situs VIVA.
Terlihat guru wanita berjilbab panjang berada di tengah lapangan menghadap drum, tempat api yang menyala. Sementara itu santri-santri putri menontonnya. Mereka banyak menggunakan mukena salat.
Guru Pesantren Bakar 7 HP Milik Santri
Kemudian guru wanita itu tanpa basa-basi melemparkan satu per satu ponsel ke dalam tong besi tersebut. Terlihat guru atau ustazah itu membakar sebanyak 6 ponsel. Setelah itu, giliran guru wanita lainnya yang membakar ponsel santri.
Sebelumnya, ia mengangkat tangan untuk memperlihatkan ponsel yang akan dibakar. “… Iphone, iphone,” teriak santri-santri putri.
Lalu guru itu melemparkannya Iphone tersebut ke dalam api. Ia melempar dua kali, ponsel yang dimusnahkan tersebut. Dalam unggahan video yang mengambil dari milik @tungang7 ini belum diketahui waktu, lokasi, dan nama pondok pesantrennya.
Hingga kini belum ada klarifikasi dari pihak-pihak terkait.
Artikel terkait: Dikabarkan Telantarkan Anak Angkat di Pesantren, Ini Klarifikasi Ashanty
Beberapa Komentar Pro dan Kontra dari Warganet
Tentunya video ini langsung mendapat beragam komentar warganet. Sebagaimana melansir dari Suara.com, sebagian warganet menilai tidak seharusnya ponsel-ponsel itu dibakar meski dimaksudkan sebagai hukuman.
Walau demikian, pendapat ini kemudian disanggah oleh mereka yang pro atas tindakan pondok pesantren karena santrinya dianggap sudah melanggar peraturan.
“Mungkin pihak pesantren sudah banyak kali menegur, mungkin dengan cara begini para santri jadi kapok bawa hp,” kata warganet.
“Beberapa Yayasan pesantren suka mengajak untuk bersedekah, lihat begini jadi kurang iba,” komentar warganet lain.
“Duh bu mending di tahan saja bu sampai ortunya datang gitu,” ujar warganet.
“Kalau peraturan di awal memang dilarang dan ngeyel, konsekuensinya gini, ya, gimana lagi,” tulis warganet.
“Pesantren? Hahahah kenapa enggak dijual terus duitnya disumbangin,” imbuh warganet.
“Peraturan di pondok seperti itu dari awal sudah ada surat perjanjian jadi orang tua ga bisa nuntut,” tutur warganet.
“Risiko melanggar peraturan pondok,” timpal yang lainnya.
Artikel terkait: 6 Artis Ini Sekolahkan Anaknya di Pesantren untuk Bekal Agama
Mengapa Santri Haram Membawa HP ke Pesantren? Ini Penjelasannya
Hampir mayoritas pesantren di Indonesia memiliki satu aturan yang sama, yaitu dilarangnya santri membawa ponsel, gadget atau handphone. Sanksi jika melanggar aturan tersebut pun tidak main-main, karena termasuk kategori pelanggaran berat di pesantren.
Melansir artikel langit7.id, Ketua Rabithah al-Ma’ahid al-Islamiyyah (RMI) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Surakarta Irfan Nuruddin menjelaskan beberapa sebab dilarangnya santri haram membawa handphone saat proses pendidikan di pesantren.
1. Dianggap Lebih Banyak Mudharat Dibanding Manfaatnya
“HP di tangan santri yang dalam usia remaja itu lebih banyak mudhorotnya,” terang Irfan melalui akun Twitter-nya.
Sebagai pendidik yang sering mendampingi santri di pesantren, Irfan menyebut apabila santri diperbolehkan menggunakan ponsel maka waktunya akan banyak terpakai untuk hal yang tidak bermanfaat bahkan mengarah kepada hal yang negatif.
2. Sudah Ada Peraturan yang Disosialisasikan Sebelumnya
Saat pendaftaran santri baru, berbagai peraturan pesantren disosialisasikan termasuk larangan membawa ponsel atau gadget. Dan bila melanggar akan disita lalu dihancurkan.
“Wali santri juga menandatangani perjanjian tersebut di surat bermaterai 6000. Sampai segitunya? Iya agar nanti tidak berpolemik,” tutur Pengurus Pondok Pesantren Al Muayyad Surakarta ini.
Artikel terkait: Cara Mempersiapkan Anak Masuk Pesantren, Orangtua dan Anak Harus Sama-sama Kuat Mental
3. Hukuman Penghancuran HP Bukan Tanpa Alasan
Hukuman selain menghancurkan ponsel santri telah dilakukan, tetapi menurut Irfan hukuman itu tidak efektif dan santri masih terus melanggar.
“Kenapa HP yang disita dihancurkan? Karena itu dipandang sebagai solusi agar perbuatan tersebut tidak diulang dan juga tidak menimbulkan fitnah,” tutur Irfan.
Akhirnya setiap ada santri yang ketahuan membawa ponsel, pengurus pondok akan menyediakan palu untuk dihancurkan sendiri oleh santri yang melanggar. Kemudian santri tersebut akan dicukur gundul rambutnya sebagaimana hukuman yang jamak diterapkan di pesantren. Dan bila santri masih terus melanggar untuk ketiga kalinya, ia akan dipulangkan kembali ke orang tua.
“Dengan membuat aturan alat komunikasi dihancurkan oleh santri sendiri gitu. Enggak ada lagi yang komplain, enggak ada lagi wali santri yang membujuk rayu dengan berbagai modus minta HP anaknya, enggak ada suudzon dan saling curiga,” pungkas Irfan.
Demikian video viral tentang pembakaran ponsel para santri oleh para guru di pondok pesantren. Disamping pro dan kontra, peraturan mengenai penggunaan dan pelarangan ponsel di tempat pendidikan tentu merupakan masalah yang perlu dibahas lebih lanjut. Namun, masalah itu sepertinya tidak sesederhana yang dibayangkan oleh pengambil kebijakan.
Baca juga:
6 Rekomendasi Pesantren di Tangerang, Ada dari Jenjang SD sampai SMA
7 Rekomendasi Pondok Pesantren di Wilayah Jakarta untuk Pendidikan Anak
7 Rekomendasi Pondok Pesantren di Bogor yang Bisa Orangtua Pilih untuk Anak